Wednesday 14 November 2018

Makalah : MANFAAT BELAJAR TEOLOGI

          Latar Belakang
            Teologi merupakan hubungan yang sangat erat hubungannya dengan pemikiran yang ilahi dan menyingkapkan berbagai hal yang mungkin sangat diperlihatkan oleh setiap manusia. Oleh karena itu dalam hal memahami arti teologi harus memiliki pemahaman yang benar-benar membuat orang mempelajari teologi itu bukanlah main-main. Dengan mempelajari dan meneliti iman Kristen dari aspek doktrinnya secara sistematis dan logis, akan bermanfaat bagi para mahasiswa teologia maupun kaum awam yang ingin mempelajari teologia.
            Teologi sistematika membahas tentang Allah. Disini penulis membahas “manfaat belajar teologi” . Disini penulis membahas penting belajar, sumber-sumber, sifat, serta syarat untuk belajar teologi.

Tujuan Penulisan
            Tujuan penulisan adalah untuk  melaksanakan kewajiban sebagai seorang mahasiswa, mengerjakan  tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing. Dengan adanya makalah ini, pembaca dapat menambah wawasan tentang teologi.

BAB II
MANFAAT BELAJAR TEOLOGI

A.    Definisi Teologi
      Istilah teologi tidak  mudah didefinisikan, sekalipun jelas bahwaistilah teologi berasal dari dua kata Yunani yakni: Theos (Allah) Dan logos (kata, penelitian, ilmu), namun ini telah dipakai secara luas. Secara  etimologi theologi berarti ajaran tentang Allah. sdangkan secara luas yaitu keseluruhan ajaran kristen untuk memahami istilah teologis dalam lingkingan iman kristen, maka makna secara etimologi tidak cukup.
      Definisi teologi menurut Chafer sebagai mengoleksi, menyusun secara ilmiah, membandingkan, mendemonstrasikan dan mempertahankan semua fakta dari sumber manapun yang berkaitan dangan Allah dan ajarannya. [1]

B.     Pentingnya Belajar Teologi
1.      Sebagai penjelasan tentang kekristenan
Teologi sitematika penting sebagai studi penelitian dan penjelasan, demikian pula pengorganisasian scara sistematis dari dokrtin-doktrin yang merupakan dasar dan penting bagi kekristenan.
2.      Sebagai apologetik
Teologi sistematika memampukan orang kristen untuk mempertahankan kepercayaan mereka secara rasional terhadap lawan-lawan iman mereka.
3.      Sebagai alat untuk kepercayaan orang kristen
Teologi sistematika adalah esensi dari kebenaran orang kristen: ini berarti bahwa teologi sistematika adalah  kebenaran-kebenaran yang esensial bagi kedeasaan orang percaya.[2]


C.    Syarat-syarat Belajar Theologi

         1. Inspirasi kitab suci, apabila doktrin ini ditinggalkan, maka hal itu akan menjadikan penalaran sebagai sumber otoritas  dari penalaran akan duduk sebagai hakim atas teks kitab suci.
      2. Pendekatan ilmiah, teologi harus ilmiah, dalam arti menerapkan seni secara umum, budaya dan bahasa Alkitab dalam menarik konklusi teologis.
    3. Objektivitas, teologi harus berdasarkan pada riset induktif dan konkluksi-konkluksi, bukan berdasarkan penalaran secara deduktif.
      4.  Iluminasi, orang percaya dibantu oleh pelayanan Roh Kudus, yaitu iluminasi untuk membimbing orang percaya pada suatu pegertian akan kebenaran ilahi (1 Kor 2:11-13).
    5. Pengakuan akan keterbatasan manusia, pada wakt menerapkan metode, para murid harus menyadari keterbatasannya. Manusia tidak akan pernah bisa memahami Allah secara total, ia harus puas dengan pengetahuan yang terbatas.[3]

D.    Sumber-sumber Teologi
1.      Kitab suci merupakan sumber utama bagi teologi yang mewahyukan tentang Allah dan relasi manusi dengan Dia. apabila Allah telah mewahyukan diri-Nya. Kitab suci adalah sumber utama dari pengetahuan manusia akan Allah. Disamping itu alam semesta juga menjadi sumber utama   pengetahuan akan Allah (Maz 19). Alam yang diwahyukan secara harmonis, adalah saksi yang terus menerus tentang sifat-sifat Allah, kuasa-Nya, dan natur ilahinya (Rm 1:20).
2.      Pengakuan-pengakuan doktrinal, misalnya Kredo Nicea, adalah penting bagaimana orang kristen yang lain telah mengerti konsep teologi. Tradisi, meskipun bisa salah namun penting untuk dapat memahami afirmasi tentang iman kristen. Penalaran dibimbing oleh Roh Kudus, adalah juga suatu sumber teologi. Namun penalaran tetap harus takluk pada supranatural, daripada berusaha untuk menjelaskannya.[4]

E.     Sifat Teologi
                              
1.      Bersifat adikodrat, kebenaran teologi bukanlah kebenaran yang dapat dibuktikan secara empiris dan masuk akal, tetapi kebenaran yang dapat diterima oleh iman karena wahyu Allah.
2.      Bersifat ilmiah, nampak dalam cara para teolog dalam mengadakan penelitian secara metode dicarilah kebenaran yang mana yang diwahyukan dan apa maksud dari wahyu tersebut.
3.      Teologi berbeda dengan objek formalnya. Sebagai ilmu iman, teologi mempelajari wahyu Allah. Objek material adalah apa yang diwahyukan Allah.[5]

F.     Manfaat Belajar Teologi
Supaya kita dapat mengetahui: 
   1.      Keberadaan Allah
            Bukti Alkitab,  manusia sudah mempunyai kesadaran di dalam dirinya tentang keberadaan Allah (meskipun hanya samar-samar), tetapi menolak kesaksian ini. Tugas orang Kristen adalah menghadapkan orang bukan Kristen dengan Allah, bukan untuk mempertimbangkan perkiraan bahwa mungkin Allah ada. Orang berdosa hanya dapat memperoleh pengetahuan sesungguhnya tentang Allah melalui dilahirkan kembali oleh Roh Kudus pada waktu mereka mendengar Injil, Rom 1:18-32.
   2.      Pengenalan Akan Allah
a.       Kemungkinan pengenalan akan Allah
1. Pengertian bahwa Allah tidak dapat dimengerti tapi dapat dikenali.
a.       Allah tidak dapat dimengerti/dipahami secara mutlak Ayub 11:7 Yes 40:18 Ulangan 29:29
b.      Tapi dapat dikenali secara pribadi Yoh 14:7 Yoh 17:3 1Yo 5:20
2. Penyataan Allah sendiri sebagai syarat mutlak untuk pengenalan akan Allah
b.      Penyataan Allah: Perbuatan Allah yang menyatakan/menunjukkan kebenaran- kebenaranNya kepada manusia.
c.       Penyataan dan agama-agama lain
d.      Penyataan sebagai sumber untuk mengenal Allah.[6]
   3.      Aribut Allah
a.   Ketidakberubahan Allah Allah tidak berubah dalam hakekat/jati diri-Nya, kesempurnaanNya, tujuanNya, dan janji-janji-Nya; namun demikian Allah memang bertindak dan merasakan emosi, Ia bertindak dan merasakan secara berbeda dalam meresponi situasi-situasi yang berbeda.
1.      Allah tidak berubah sesuai dengan yang dinyatakan dalam Alkitab. Maz 102:25-27; Mal 3:6; Yak 1:17
2.      Apakah Allah kadang-kadang berubah pikiran? Kel 32:9-14; Yes 38:1-6; Yun 3:4, 10; Kej 6:6; 1Sam 15:10.
3.      Proses Theologi Kalau Allah tidak berubah, maka tidak ada satupun tindakan manusia yang mempengaruhi/berarti untuk Tuhan. Oleh karena itu Allah harus berubah, supaya hidup/tindakan manusia berarti.
4.      Pentingnya doktrin Ketidakberubahan Allah. Allah tidak mungkin berubah untuk lebih baik atau lebih buruk, Kalau Allah berubah maka berarti janji-janji Allah juga tidak mungkin bisa dipercayan.
b.   Kekekalan Allah Allah tidak mempunyai awal atau akhir; atau urutan-urutan momen dalam hakekat-Nya. dan Ia melihat semua waktu secara jelas dan "sederajad"; Allah melihat semua peristiwa dalam waktu dan bertindak dalam waktu. Doktrin ini mengajarkan bahwa Allah tidak terbatas/dibatasi oleh waktu. Allah tidak berubah dengan/oleh waktu. (Maz 90:2, 4; Ayu 36:26; Wah 1:8; 4:8; Yoh 8:58; Kel 3:14). Bagi Allah peristiwa masa lampau atau yang akan datang dan juga sekarang adalah sama jelasnya bagi Allah.
c.   Kemahahadiran Allah Allah tidak mempunyai dimensi bentuk atau tempat dan Ia, ada/hadir pada setiap tempat dengan seluruh hakekatNya; namun demikian Allah bertindak secara berbeda di tempat yang berbeda. Allah hadir dimana- mana: Ula 10:14; Yer 23:23-24; Maz 139:7-10 Allah ada dimana-mana 1Ra 8:27; Yes 66:1-2; Kis 7:48.
d.   Kesatuan Allah Allah tidak terbagi-bagi dalam bagian-bagian; namun demikian kita melihat atribut-atribut Allah berbeda ditekankan pada saat-saat yang berbeda.[7]
                                    
BAB III

PENUTUP



A.    Kesimpulan
      Dalam makalah ini penulis membahas “Manfaat Belajar Teologi”. Teologi yang berbicara tentang Allah dan manfaat belajar teologi adalah manfaat bagi pembaca belajar tentang Allah. Banyak cara manusia belajar tentang Allah yaitu dengan berbagai hal seperti sumber-sumber belajar teologi itu juga sangat bagus dan bermanfaat.



B.     Saran
                  Dalam membuat makalah ini penulis banyak kekurangan yang harus di perbaharui dalam membuat makalah ini. Dan penulis juga tidak luput dari kesalahan serta penuis sendiri mengharapkan saran dari setiap pembaca untuk memperbaiki makalah ini, supaya penulis dapat membuat makalah lebih baik lagi untuk kedepannya.

No comments:

Post a Comment

Update Terbaru