Tuesday, 8 July 2014

Kedatangan Kristus kedua kali dan masa Milenium


BAB I
PENDAHULUAN

  1.    Apa Itu Kedatangan Kristus Kedua Kalinya
            Yesus berjanji kepada pengikutNya bahwa Ia akan datang kembali. Ada dalam Alkitab,“ Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.” (Yohanes 14:1-3)
            Malaikat-malaikat berjanji bahwa Yesus akan datang kembali. Ada dalam Alkitab,“ Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." (Kisah Rasul 1:10-11)
            Bagaimanakah cara Yesus datang kembali? Ada dalam Alkitab,“ Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. (Lukas 21:27)
            Berapa banyak orangkah yang akan melihat kedatangan Yesus? Ada dalam Alkitab,“ Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.” (Wahyu 1:7)
            Apakah yang akan kita lihat dan dengar ketika Ia datang? Ada dalam Alkitab,“ Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” (1 Tesalonika 4:16-17)
            Seberapa dapat dilihatkan kedatanganNya? Ada dalam Alkitab,“ Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:27, 27)
            Peringatan apakah yang diberikan oleh Kristus sehingga kita tidak akan terperdaya mengenai kedatanganNya yang kedua? Ada dalam Alkitab,“ Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya” (Matius 24:23-26).
  1.  Kapan Kedatangan Kristus Kedua Kalinya
            Apakah ada orang yang mengetahui waktu yang tepat akan kedatangan Yesus? Ada dalam Alkitab,“ Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri." (Matius 24:36)
            Mengetahui bahwa manusia masih suka menunda, apakah yang dikatakan oleh Kristus? Ada dalam Alkitab,“ Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.” (Matius 24:42)
            Peringatan apakah yang diberikan oleh Kristus sehingga kita tidak merasa terkejut saat kejadian besar ini? Ada dalam Alkitab,“ "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia." (Lukas 21:34-36)
            Mengapa kedatangan Yesus yang kedua kali mengambil waktu begitu lama? Ada dalam Alkitab,“ , Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (II Petrus 3:8-9).
            Di saat menunggu kedatangan Yesus, bagaimanakah kita harus hidup? Ada dalam Alkitab,“ Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. (Titus 2:11-14).

            Bagaimanakah dunia ini nanti jadinya ketika Yesus datang? Ada dalam Alkitab,“ "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (Matius 24 : 37-39)
            Akankah kedatangan Yesus menjadi waktu untuk pemberian upah? Ada dalam Alkitab,“ Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.” (Matius 16:27)
            Mengapakah Yesus datang kembali? Ada dalam Alkitab,“ demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia. (Ibrani 9:28)
            Pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali, kita akan sepenuhnya mengalami realitas dari kebangkitan. Ada dalam Alkitab,“ Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. “ (1 Korintus 1:7-8,)

            Eskatologi berasal dari kata dasar ἔσχατος - eskhatos, akhir, dan suffix λογία - logia, ilmu, pengetahuan. Eskatologi artinya ilmu atau pengetahuan tentang hal-hal akhir, hal-hal pamungkas, atau yang menyangkut  realitas akhirat sebagai akhir kehidupan seperti kematian, kebangkitan, pengadilan terakhir serta kiamat sebagai akhir dunia.
            Ajaran Alkitab tentang eskatologi (ajaran tentang Akhir Zaman) tidak hanya mempedulikan nasib orang secara perseorangan, tapi juga sejarah manusia. Menurut Alkitab, Allah tidak hanya menyatakan diri-Nya melalui orang-orang yang mendapat ilham, tapi juga dalam dan melalui peristiwa-peristiwa yang membebaskan umat-Nya (bahasa Jerman Heilsgeschichte), dan peristiwa yang terpenting dari semuanya ialah kedatangan Anak-Nya Yesus Kristus. Selanjutnya, isi dari penyataan ini tidak terbatas pada kebenaran-kebenaran mengenai sifat dan tujuan Allah, tapi mencakup juga tindakan-tindakan pelepasan umat-Nya dan firman yang diilhamkan yang menafsirkan makna tindakan-tindakan tersebut. Karena Allah ialah Tuhan atas segala peristiwa sejarah, maka penggenapan dari karya pelepasan oleh Allah mencakup juga pelepasan manusia dari sejarah, artinya, perubahan tata tertib dunia ini menjadi suatu dunia yang baru.


BAB II
PERNYATAAN ALKITAB TENTANG KEDATANGAN KRISTUS KEDUA KALINYA

  1.  Mengapa Kita Mempelajari Eskatologi?
Secara tegas firman Allah menjelaskan kepada kita bahwa Tuhan Yesus yang telah datang ke dalam dunia, mati di kayu salib, dikuburkan, bangkit dan naik ke sorga. Ia berjanji akan datang kembali, Yohanes 14:3 – “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”
Cara kedatangan Yesus kedua kali, adalah sama seperti ketika Yesus naik ke sorga, karena semua orang yang masih hidup sampai kedatangan Yesus kedua kali akan melihat peristiwa kedatanganNya. Kisah Rasul 1:11 “… Yesus ini yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya.”
Pelajaran tentang kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, merupakan salah satu dasar iman kristen, oleh sebab itu pelajaran tentang kedatangan Yesus kedua kali perlu untuk diketahui, diajarkan dan diimani oleh setiap umat Tuhan. Tetapi karena banyaknya tafsiran mengenai kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, maka kita perlu berhati-hati mempelajari, meneliti dan tidak sembarangan menerima tafsiran tanpa diuji terlebih dahulu dalam terang Firman Allah.
Kekurang pahaman dalam penguasaan pelajaran tentang kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, bisa menyebabkan penyimpangan penafsiran, bahkan lebih fatal lagi menyimpang dari kebenaran Firman Allah. Kesalahan dalam penafsiran dan penyajian pelajaran tentang kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, bukannya membangkitkan gairah, semangat dan harapan, damai dan sejahtera untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali, sebaliknya justru mendatangkan perasaan takut, gelisah, bingung dan penyesatan.
II Tesalonika 2:1-2 “Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga!”


Apa Kata Alkitab Tentang Kedatangan Yesus Kedua Kali ?
Secara garis besar, ada tiga hal yang akan kita pelajari sehubungan dengan pelajaran mengenai Eskatologi antara lain:
1. Tanda dan peristiwa menjelang kedatangan Yesus kedua kali. Matius 24:1-14. Kedatangan Yesus kedua kali akan didahului dengan tanda-tanda dan kejadian-kejadian di bumi, sampai dinyatakannya antikristus yang akan memerintah di dunia selama tiga setengah tahun.
2. Saat atau hari kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, I Tesalonika 4:16. Pada saat Yesus datang untuk kedua kalinya, akan terjadi berbagai peristiwa baik bagi orang percaya yang telah mati maupun yang masih hidup, sampai kepada peperangan terhadap musuh-musuh Allah.
3. Peristiwa setelah kedatangan Yesus kedua kali. Wahyu 20. Setelah menerima kemuliaan di awan-awan, semua orang percaya akan berkerajaan bersama Yesus di bumi. Setelah iblis dicampakkan ke dalam neraka, semua yang percaya akan hidup dalam kekekalan bersama Yesus.

  1.  Tanda Dan Kejadian yang Mendahului Kedatangan Tuhan Yesus Kedua Kalinya.
Sebelum kita berbicara lebih jauh tentang tanda-tanda dan kejadian yang mendahului kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, terlebih dulu kita melihat berbagai tafsiran mengenai kedatangan tanda-tanda utama kedatangan Yesus kedua kali.
Dua macam tafsiran :
Ada dua tafsiran yang sama-sama berkembang saat ini dan dipegang/diyakini oleh berbagai aliran gereja. Demikian juga Firman Allah (Ayat Alkitab) yang dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan pengajaran mereka adalah sama, yaitu 1 Tes 4:14-17.
Kedua tafsiran ini juga sama-sama meyakini bahwa:
Pertama, pada saat kedatangan Tuhan Yesus kedua kali akan terjadi kebangkitan orang percaya yang telah mati didalam Kristus, dan kedua, orang percaya yang masih hidup sampai kedatangan Yesus yang kedua kali akan diubahkan. Perbedaannya hanyalah terletak pada soal waktu. Kapan sebenarnya saat kedatangan Yesus kedua kali yang disertai dengan kebangkitan dan pengangkatan? apa sebelum atau sesudah masa pemerintahan antikristus?

A. Faham Pre-Tribulation
Tafsiran yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus akan datang sebelum masa pemerintahan antikristus, tafsiran ini dikenal dengan istilah “pre tribulation”. Pre = Permulaan/Mendahului. Tribulation = Bencana/Kemalangan.
Faham pre tribulation adalah suatu faham yang mempercayai bahwa kedatangan Yesus yang kedua kali akan terjadi sebelum/mendahului masa bencana (kemalangan), yaitu masa pemerintahan antikristus.
Faham ini juga menafsirkan bahwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali terdiri 2 fase:
1. Datang seperti pencuri, yaitu sebelum masa pemerintahan antikristus. Pada saat itulah orang percaya yang telah mati dibangkitkan dan orang percaya yang masih hidup akan diubahkan.
2. Kedatangan Tuhan Yesus secara nyata (kelihatan) kepada seluruh orang, yaitu setelah masa pemerintahan antikristus. Dimana akan ada peperangan antara Kristus dan kerajaan dunia (peperangan yang akan terjadi di Harmagedon/perang Harmagedon).
Apakah Kita Bisa Menerima Tafsiran/Faham Ini?
Kita tidak menerima faham ini dengan alasan:
a. Rev. 16:15-16: “…Lihatlah Aku datang seperti pencuri”.
Adanya ayat ini bukan berarti:
- Allah akan datang secara diam-diam bagi orang percaya.
- Allah (Tuhan Yesus) akan datang pada waktu yang kita tidak duga/sangka-sangka.
Adanya ayat ini bukan berarti kita harus menempatkan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali yang ditandai dengan kebangkitan orang percaya dan tubuh orang percaya yang masih hidup akan diubahkan sebelum masa antikristus. Tidak! Untuk itu kita perlu mengerti arti dan makna dari Wahyu 16:15 yang kalimatnya antara lain berkata: “Lihatlah Aku datang seperti pencuri”. Kita jangan berhenti sampai ayat ini, tetapi kita harus memperhatikan ayat lain yang menyusulnya, khususnya ayat 16,17.
Ayat 16: “Lalu Ia mengumpulkan mereka ditempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon”. Berbicara mengenai kata Harmagedon. Hal ini tidak lain adalah berbicara mengenai perang. Peperangan antara tentara Allah pada saat Yesus datang kedua kali melawan iblis dengan segala balatentaranya dan segala kekuatannya (antikristus dan nabi palsu serta kerajaan dunia yang dipimpinnya berperang melawan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali). disusul dengan suara berkata:
Ayat 17: “…sudah terlaksana” Apa yang sudah terlaksana? Yoh.19:30 “Sudah selesai/tuntas”. Artinya pekerjaan penebusan Yesus telah diselesaikan secara tuntas. Tidak ada yang tersisa yang tidak ditebus oleh Yesus.
Dengan demikian Wahyu 16:17, kata sudah terlaksana dalam ayat ini mengandung arti: Pekerjaan pehukuman oleh Yesus kepada antikristus dan pengikutnya sudah dilakukan dengan tuntas. Baca kronologisnya Wahyu 17,18 dan Rev. 19:11-21. Hal ini terjadi bukan sebelum masa pemerintahan antikristus, tetapi setelah pemerintahan antikristus. Yaitu pada saat Tuhan Yesus datang kali yang kedua dengan seluruh bala tentara sorga dan dengan segala kemuliaanNya membinasakan orang-orang yang tidak percaya kepadaNya. 2 Tes. 2:8.
b. Rev. 16:12 “Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya…” Wahyu 16:17 “Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya keangkasa…” Dengan demikian ucapan: “Aku datang seperti pencuri” diucapkan antara pencurahan cawan ke 6 dan ke 7, yang posisi/kejadiannya pada saat perang Harmagedon.
c. Daniel 7:19-21 “…Dan tanduk itu berperang melawan orang-orang kudus..” Wahyu 13:1-7 “…dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus..”
Dari ayat-ayat tersebut diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pada masa pemerintahan antikristus, ada orang-orang yang kudus yang mati oleh antikristus, karena mempertahankan imannya kepada Yesus.
Faham pre-tribulation mengajar bahwa orang-orang kudus sudah dibangkitkan dan diubahkan sebelum masa aniaya/pemerintahan antikristus, kalau memang demikian, bagaimana dengan nasib orang-orang kudus yang mati untuk mempertahankan imannya kepada Yesus, karena tidak mau menyembah antikristus dan menerima tandanya? Lagi pula, kapan mereka akan dibangkitkan? sedangkan menurut Firman Allah, Wahyu 20:4-6, hanya ada dua kebangkitan:
- Kebangkitan 1 bagi orang-orang percaya, pada kedatangan Tuhan.
- Kebangkitan ke 2 bagi orang-orang yang tidak percaya, setelah kerajaan 1000 tahun damai.
- 1 Tesalonika 4:6 “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi….”
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa kebangkitan orang yang percaya dan pengubahan tubuh orang percaya yang masih hidup, tidak terjadi secara diam-diam melainkan ditandai dengan seruan dan bunyi sangkakala, sehingga semua orang dapat mengetahuinya, tidak diam-diam (Matius 24:29-30).
Dari 4 bukti ini kita mengambil kesimpulan dengan pasti dan jelas bahwa faham/tafsiran Pre-Tribulation tidak dapat kita terima. Mengapa? Karena tidak sesuai dengan ayat-ayat dan keterangan yang diuraikan diatas.
Kalau begitu apa yang dimaksudkan dengan Wahyu 16:5 dengan Kalimat “…datang seperti pencuri?”
Pada waktu Yesus datang kedua kali, kedatangan Yesus yang sama sekali tidak disangka-sangka (mengejutkan). Tanpa memberitahu terlebih dahulu kepada manusia secara umum. Namun…
* Kepada orang-orang percaya, Allah memberi tanda-tanda yang mendahului segala sesuatu yang akan terjadi didunia ini, sehingga orang-orang percaya dapat berjaga-jaga apabila tanda-tanda itu telah dinyatakan (Matius 24:3-14, 37-44).
* Kepada orang yang tidak percaya kedatangan Yesus kedua kali menjadi seperti pencuri, karena mereka bukan orang percaya, itulah sebabnya mereka tidak mengetahui tanda yang diberikan Allah, sehingga mereka tidak berjaga-jaga dan pada saat Tuhan Yesus datang mereka binasa (1 Tesalonika 5:1-4).
B. Faham Midst-Tribulation
Kata “midst” atau “mid” (Inggris) artinya “tengah-tengah” atau “pertengahan.” Sedangkan kata “tribulation” (Inggris) artinya “bencana” atau “kemalangan.” Dengan demikian Faham Midst-Tribulation adalah faham yang percaya bahwa kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, yang ditandai dengan kebangkitan orang percaya yang telah mati dan pengubahan tubuh orang percaya yang masih hidup akan terjadi pada pertengahan masa pemerintahan Antikirstus.
Pada dasarnya kedua faham ini (pre-tribulation dan midst-tribulation) tidak jauh berbeda. Hanya mereka yang memegang Faham Midst-Tribulation menempatkan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali pada pertengahan masa pemerintahan Antikristus, sedangkan Faham Pre-tribulation menempatkan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali sebelum masa pemerintahan Antikristus.
Dengan demikian pembuktian bahwa faham ini tidak bisa kita terima, karena tidak sesuai dengan Firman Allah, adalah sama dengan pembuktian yang telah kita pelajari pada penjelasan kesalahan faham Pre-Tribulation.
C. Faham Post Tribulation.
Faham yang mempercayai bahwa kedatangan Tuhan Yesus kedua kali disertai dengan: Kebangkitan orang percaya yang sudah mati dan diubahkannya tubuh orang percaya yang masih hidup” akan terjadi setelah masa pemerintahan antikristus (masa aniaya besar).
Kita menerima faham ini dengan alasan:
1. 1 Korintus 15:51-52 “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak binasa dan kita semua (yang masih hidup) akan diubah.
Bandingkan dengan:
1 Tesalonika 4:16-17 “Sebab pada waktu tanda-tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit, sesudah itu, kita yang masih hidup, yang masih tinggal akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan diangkasa…”
Kesimpulan:
* Orang percaya yang telah mati dibangkitkan.
* Orang percaya yang masih hidup diubahkan.
Mereka diangkat ke awan-awan pada saat bunyi nafiri/sangkakala terakhir.
2. Matius 24:29-31 “Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya lagi dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang diatas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. Dan ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatnya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.”
Perhatikan Matius 24!
Ayat 29 “Segera sesudah siksaan…” Yang dimaksud dengan siksaan, tidak lain adalah setelah masa pemerintahan antikristus berakhir.
Ayat 30 “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit…” Saat kedatangan Yesus kedua kali, dapat dilihat oleh semua pasang mata.
Ayat 31 “…akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi….”
Peristiwa yang akan terjadi pada saat kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, yaitu:
* Kebangkitan orang-orang percaya, dan…
* Orang-orang percaya yang masih hidup tubuhnya diubahkan.


Kesimpulan:
Kedatangan Yesus kedua kali yang ditandai dengan kebangkitan orang-orang percaya yang sudah mati dan pengubahan tubuh orang-orang percaya yang masih hidup terjadi sesudah siksaan (setelah berakhirnya masa pemerintahan antkristus di bumi).
3. Wahyu 20:4 “Lalu aku melihat tanda-tanda dan orang-orang yang duduk diatasnya, kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena Firman Allah, yang tidak menyembah binatang dan patungnya (antikristus dan patung antikristus) dan yang tidak menerima tandanya (angka 666) pada dahi dan tangan mereka, dan mereka hidup kembali (dibangkitkan) dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
Kesimpulan:
Ada orang-orang percaya yang masuk/mengalami masa pemerintahan antikristus, tapi mereka:
* Berpegang pada Firman Allah (tetap percaya pada Yesus).
* Memelihara kesaksian Yesus (tidak ingkar/tetap mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat).
* Tidak mau menyembah antikristus dan patungnya.
* Tidak mau menerima tanda sebagai pengikut antikristus (666).
Berarti ada orang-orang percaya yang bersedia menyerahkan nyawa mereka demi mempertahankan iman mereka kepada Yesus. Mereka dibunuh oleh antikristus, namun mereka dibangkitkan pada saat Yesus datang kedua kali. Dari sini kembali kita melihat kelemahan faham Pre-Tribulation, yang tidak sesuai dengan Wahyu 20:4. Sebab faham Pre-Tribulation mengajarkan bahwa:
Kebangkitan orang-orang percaya dan pengubahan tubuh akan terjadi sebelum masa pemerintahan antikristus. Hal ini tidak mempunyai dasar kebenaran Firman Allah, bahkan sangat bertentangan dengan Wahyu 20:4. Bahwa ada orang-orang kudus/orang-orang percaya yang masuk masa aniaya dibawah pemerintahan antikristus, yaitu orang-orang percaya yang tidak memiliki iman yang sempurna (Matius 8:11-12), dan tidak memakai pakaian pesta (Matius 22:11-12) serta yang tidak mempunyai kemampuan untuk bekerja/melayani (mengembangkan talentanya). (Matius 25:26-30). Mereka inilah yang masuk dalam masa antikristus, tetapi diantara mereka akan diselamatkan karena mereka mempertahankan iman kepada Yesus.

BAB III
AKANKAH ADA KERAJAAN SERIBU TAHUN DAN SEPERTI APAKAH KERAJAAN ITU?

Ada beberapa orang Kristen yang tidak mengharapkan Kristus menjadi Raja secara pribadi di bumi. Mereka yang tidak mengharapkan pemerintahan seperti itu, mendasarkan kepercayaan mereka terutama pada ayat-ayat seperti Wahyu 20:4-6, "mereka . . . memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun." Yesaya 2:3 yang menjelaskan luasnya kekuasaan Kristus, kemudian Yesaya 11:9 yang menjelaskan perubahan perilaku binatang, Zakharia 14:16-21, yang meramalkan kekuasaan tertinggi dan kemurnian pemerintahan-Nya dan Ibrani 8:10, 11, semua menjanjikan penerimaan universal kekristenan. Di samping ini, ada janji-janji kepada Abraham bahwa keturunannya akan menguasai wilayah yang belum pernah mereka miliki, dan janji-janji bahwa Kristus akan menduduki takhta Daud. Alkitab tidak memberikan catatan-catatan yang jelas atau pasti mengenai keadaan kehidupan dalam zaman kerajaan seribu tahun itu, tetapi kita menyimpulkannya sebagai masa pertobatan luar biasa, dan sejumlah besar orang akan lahir baru dalam sehari (lih. Mi. 4:2; Yes. 2:2-4; Why. 20:4, 5). Rasul Paulus mengajarkan bahwa tubuh rohaniah yang baru akan diberikan untuk menggantikan tubuh alamiah yang telah kembali menjadi debu.

MASA SERIBU TAHUN: KAPAN DAN BAGAIMANA?
Pengantar
Banyak aliran yang mengajarkan tentang akhir dari sejarah. Dalam hal ini yang dimaksud adalah masa ”seribu tahun” yang disebut dengan ”milenium”. Sepanjang sejarah manusia selalu berusaha untuk memberikan penafsiran tentang hal ini. Sebagai orang Kristen kita dipanggil untuk memahami konsep milenium tersebut dengan benar, hal mana sangat menentukan bagaimana kita hidup di dalamnya.
  1.  Keadaan Pada masa sebelum kerajaan seribu tahun
Perbedaan pendapat yang utama dalam teologi gereja ialah berkenaan dengan pertanyaan apakah ada pemerintahan Kristus selama seribu tahun sesudah kedatanganNya yang kedua. Baik pandangan pascamilianisme maupun amilealisme berpengan pada pandangan bahwa pengenapan masa seribu tahun terjadi sebelum kedatanganNya yang kedua, dengan amileanisme sedikit banyak menyingkari penggenapan secara harafiah. Oleh karena itu hal ini perlu dipelajari dengan saksama untuk melihat kontribusinya, dan apakah ini mengajarkan kerajaan dibumi dimana Kristus Akan menjadi raja atas segala raja dan Tuhan atas segala Tuan sesudah kedatanganNya yang kedua. Akan terlihat bahwa peristiwa-peristiwa dalam wahyu 19:11; 20:15 secara kronologis disajikan dengan logis sesudah kedatangan yang kedua sebagaimana akibat terjadi sesudah sebab. Tidak ada hal dalam hal yang menunjukkan adanya interupsi tentang konsekuensi alami dari kedatangan yang kedua itu.
Pasal 20, bersama-sama dengan pasal 19 menjadi 2 pasal yang paling penting dalam kitab suci mengenai nubuat tentang peristiwa-peristiwa dimasa depan. Khususnya Wahyu 20, berbicara tentang pertanyaan apakah ada masa seribu tahun dibumi sesudah kedatangan kristus yang kedua.
Wahyu 20:1-3. Yohanes mencatat apa yang dilihatnya berkenaan dengan diikatnya Iblis. Yohanes melihat seorang Malaikat turun dari Surga memegang anak kunci jurang maut, yaitu rumah alami bagi iblis dan malaikat-malaikan yang telah jatuh. Ketika ia memperhatikan, ia melihat naga atau iblis diikat dengan rantai besar dan dilemparkan kedalam jurang maut, dan tutup dimeteraikan dan dikunci dengan satu pernyataan bahwa tidak akan dibuka sebelum seribu tahun kemudian. Sementara Yohanes dapat melihat bahwa iblis itu diikat dan dilemparkan ke dalam jurang maut agar iblis tidak lagi dapat aktif, sebagai tambahan dari apa yang dilihatnya, ia juga mendengar penjelasan bahwa pengikatan iblis ini akan berlaku selama seribu tahun dan bahwa maksudnya ialah untuk menjaga iblis supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-banngsa.
Jelas bahwa peristiwa-peristiwa ayat 1-3 bersifat kronologis dan pendukung sepenuhnya penafsiran pramilenialisme. Bagaian ini menjelaskan bahwa iblis tidak hanya dihambat, sebagimana yang diajarkan oleh beberapa orang, tetapi benar-benar tidak aktif selama masa seribu tahun itu. Sebaliknya Perjanjian Baru mengajarkan bahwa iblis masih benar-benar hidup pada masa sekarang ini. Dalam Kisah 5:3 Ananias dan Safira dinyatakan dipenuhi iblis dan dimotofasi olehnya dengan berdusta tentang hasil penjualan tanahnya. Dalam II Kor. 4:3, 4 dinyatakan bahwa ioblis sangat aktif dalam membutakan mata orang yang mendengar Injil sehingga mereka tidak akan melihat dan memahaminya. Menurut Efesus 2:2, orang-orang yang tidak selamat, bekerja dalam kuasa iblis. Dalam I Tes.2:18 iblis mengambarkan menahan Paulus dalam keinginannya untuk datang ke Tesalonika. II Tim. 2:26, orang-orang yang tidak selamat dinyatakan akan dibawa sebagai tawanan dan hanya dapat diselamatkan oleh kasih karunia Allah. Ayat yang palling tegas terdapat dalam I Pet. 5:8, “sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singan yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”
  1.  Situasi atau keadaan pada masa kerajaan seribu tahun
Kerajaan seribu tahun yang akan berlangsung sebelum peristiwa-peristiwa yang akan membawanya ke puncak, digambarkan secara panjang lebar dalam banyak bagian dalam Kitab Suci. Walaupun angka 1000 yang pasti tidak disebutkan kecuali dalam Wahyu 20, tetapi kenyataan bahwa kerajaan itu berumur panjang dengan jelas dikatakan dalam bagian-bagian membuat (Yes.2:2-4; 11:4-9; Mzm.72). Menurut Perjanjian Lama, Yerusalem akan menjadi ibu kota kerajaan seribu tahun itu (Yes.2:3). Perang akan berhenti ayat 4. Kerajaan seribu tahun itu, akan ditandai dengan kebenaran, damai sejatera, dan ketenangan dan akan datang keadilan bagi orang yanng tertindas ( Yes. 11:3-5). Bahkan binatang buaspun menjadi jinak ayat 6-9. Yesaya menyimpulkan pemikiran itu dalam ayat 9, “tidak akan ada yang berbuat jahat atau yang berlaku busuk seluru gunungKu yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya,” seperti yang dinyatakan dalam Yesaya 11:11-16; Yer. 23:3,4, 8; 30:3-9; 31:3-14.
Seperti halnya dengan mazmur-mazmur lain, mazmur 72 memberi gambaran cemerlang mengenai masa seribu tahun yang akan datang. Masa depan itu digambarkan sebagai makmur, pemerintahanya adil, dan kedamaiannya yang melimpah dijanjikan selama bulan masih bersinar. Semua raja akan tunduk dihadapan Kristus, dan pemerintahannya meliputi dari ujung laut ke ujung laut lainnya. Bumi akan dipenuhi dengan kemuliaan Allah. Keinginan bangsa-bangsa untuk perdamainan, keadilan, pengetahuan akan Tuhan, keadilan ekonomi, dan kelepasan dari iblis akan mendapatkan pengenapan nubuatnya. Faktor-faktor masa seribu tahun termasuk kekuasaan Kristus yang mutlak, akan mencakup pemrintahan yang benar dan lingkungan yang ideal dibumi. Dalam hal ini, pemerintahan Kristus sebagai Adam yanng terakhir menggantikan apa yang direncanakan Allah bagi Adam yang ditempatkan untuk bertanggung jawab atas taman Eden.
  1.  Persitiwa atau situasi menjelang akhir masa Seribu tahun
Wahyu 20:11-15. Selanjutnya Yohanes mencatat perubahan pandangan dan memperkenalkan Wahyu mengenai takhta putih yang besar dan hukuman atas orang-orang mati yang jahat. Ia menulis “ lalu aku melihat suatu takha putih yang besar dan Dia, yang duduk diatasnya. Dari hadapannya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan tempatnya” ayat 11. Walaupun kata “takha” kurang lebih muncul sebanyak 30x dalam kitab Wahyu, tetapi ini adalah rujukan kepada satu takha yang berbeda dengan yang pernah disebutkan sebelumnya, dan sesuai dengan hal itu takha itu disebut “suatu takha putih yang besar.” Tidak seperti tahkta sebelumnya dibumi dan disurga, tahkta ini digambarkan berada diangkasa dan diduduki oleh Kristus sendiri.
Hal ini didukung oleh pernyataan dalam Yohanes 5:22-23, “Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruh kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barang siapa tidak menghormati Anak, dia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia”. Sama seperti pengadilan Kristus yang berlangsung disurga sebelum masa seribu tahun, pengadilan ini tidak berlangsung dibumi, melainkan diangksa.
Kenyataan bahwa bumi dan langit dan lenyap dari hadirat Dia yang duduk diatas takhta, itu sesuai dengan Wahyu 21:1 dimana ada langit baru dan bumi baru. Sementara Yohanes memperhatikan, ia melihat pengadilan yang besar sedang berlangsung, “aku melihat oranng-orang mati, bessar dan kecil, berdiri didepan tahkta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang telah tertulis dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada didalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada didalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkan kedalam lautan api. Itulah kematian yang kedua; lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan kedalam lautan api itu” (Wahyu20:12-15).
Kitab kehidupan meliputi semua nama yang benar-benar selamat. Gambaran mengenai kebangkitan ini menunjukkan bahwa itu adalah kebangkitan universal dari semua yang masih ada dalam kubur, yaitu orang-orang yang tidak benar. Secar khusus disebutkan juga bahwa laut menyerahkan orang-orang mati yang ada dalamnya, karena mayat yang tenggelam dalam laut terlepas anggota-anggota tubuhnya dan berserakan kemana-mana. Hal ini tidak menjadi masalah bagi Allah yang maha kuasa, dan tubuh mereka akan dibangkitkan dari kematiaan di laut. Dikatakan juga bahwa “ kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada dalamnya” ayat 13, dan mereka yanng berada dalam kerajaan maut (Hades) akan dilemparkan kedalam lautan api.
Dalam kitab suci harus dibedakan antara Hades (kerajaan maut), yaitu tempat yangmati antara kematian dan kebangkitan, dan lautan api, yaitu tujuan akhir dari orang yang tidak selamat. Kebangkitang orang jahat dibedakan dengan kebangkitan orang yang benar dalam hal itu ada pahala atau pujian kebenaran pada mereka.
Sama seperti orang benar, mereka yang diberi tubuh yang tidak dapat hancur. Tetapi orang benar menerima tubuh yang kudus dan cocok untuk berada dihadirat Allah, sedangkan orang jahat menerima tubuh yang tidak dapat hancur dan cocok untuk hukuman kekal. Saat itu mereka tetap jahat dan masih memberontak melawan Allah. Dalam kitab suci sangat jelas bahwa orang yang tidak tercantum dalam kitab kehidupan, akan dilemparkan kedalam lautan api. 
 Empat pandangan utama tentang “millennium
Secara garis besar ada empat pandangan mengenai konsep tentang milenium. Keempat pandangan itu adalah:
1.    Premilenialisme
Anthony Hoekema dalam bukunya Alkitab dan Akhir Zaman membagi pandangan ini ke dalam dua aliran yaitu:
 1)     Premilienialisme Historis
Menurut pandangan ini kedatangan Kristus yang kedua kali akan terjadi sebelum berdirinya kerajaan seribu tahun (milenium). Kedatangan Kristus yang kedua kali tersebut akan didahului oleh penginjilan kepada bangsa-bangsa, masa kesusahan, murtad atau pemberontakan hebat dan munculnya satu pribadi anti-Kristus.
Gereja harus melewati seluruh kesusahan akhir ini. Ketika Kristus datang kembali, orang-orang percaya yang telah mati akan dibangkitkan, orang-orang percaya yang masih hidup akan diubahkan dan dimuliakan. Setelah itu kedua kelompok orang percaya ini akan diangkat bersama-sama untuk bertemu dengan Tuhan di awan-awan. Setelah mereka berjumpa dengan Kristus orang-orang percaya ini akan mendampingi Kristus turun ke bumi. Setelah Kristus turun ke bumi, anti-Kristus akan binasa dan pemerintahannya akan diakhiri, sementara itu sejumlah besar orang Yahudi akan bertobat, percaya kepada Kristus sebagai Mesias dan diselamatkan. Pertobatan orang-orang Yahudi ini akan menjadi berkat besar bagi dunia. Setelah itu barulah Kristus menegakkan kerajaan-Nya di bumi selama seribu tahun secara fisik bersama orang-orang percaya yang terdiri dari orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain. Bangsa-bangsa lain yang tidak percaya kepada Kristus akan tunduk di bawah pemerintahan-Nya. Kejahatan sangat dibatasi pada jaman ini (minimum crisis) dan kebenaran akan menguasai seluruh bumi seperti belum pernah terjadi sebelumnya.
Menjelang akhir milenium itu iblis yang selama ini diikat akan dilepas lagi dan kembali menyesatkan bangsa-bangsa. Pada akhir milenium akan terjadi kebangkitan orang-orang fasik dari kematian. Hal ini akan diikuti oleh penghakiman baik bagi orang percaya maupun orang tidak percaya. Mereka yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan akan masuk ke dalam kehidupan kekal, sedangkan yang tidak akan dilempar ke dalam lautan api. Manusia akan masuk ke dalam keadaan akhirnya, yaitu: orang-orang yang tidak percaya akan menjalani penghukuman kekal di dalam neraka, sedangkan orang-orang percaya akan hidup selama-lamanya dalam bumi yang baru yang telah disucikan dari segala kejahatan.
2)     Premilienialisme Dispensasionalisme
Menurut pandangan ini kedatangan Kristus yang kedua kali juga akan terjadi sebelum berdirinya kerajaan seribu tahun (milenium), sebagaimana halnya dipahami oleh Premilenialisme Historis. Perbedaannya adalah dispensasionalisme memahami adanya keterpisahan mutlak antara Israel dengan gereja. Menurut pandangan ini: dalam kedatangan-Nya yang pertama kali Kristus bermaksud untuk  menawarkan kerajaan sorga kepada orang-orang Yahudi sejaman-Nya, dimana kerajaan ini akan berupa pemerintahan Israel atas bumi sebagaimana dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Dalam fase ini mereka harus bertobat dari dosa dan beriman kepada Yesus sebagai Mesias. Namun sayang saat itu orang-orang Yahudi menolak kerajaan tersebut sehingga berdirinya kerajaan Kristus saat itu tertunda sampai kedatangan Kristus yang kedua kalinya kelak, sebagai awal dari masa seribu tahun. Oleh karena penolakan yang berakibat penundaan tersebut Kristus menggantinya dengan gereja.
            Menurut pandangan ini kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah saat Kristus masih berada di awan-awan dan belum sepenuhnya berada di bumi. Pada tahap ini terjadi pengangkatan (rapture) yang dapat terjadi setiap saat, terjadi kebangkitan bagi orang-orang percaya dari Perjanjian Lama serta orang-orang percaya yang masih hidup baik Yahudi maupun bangsa lain. Mereka akan diubahkan, dimuliakan diangkat ke awan-awan untuk bertemu dengan Tuhan Yesus. Bersama-sama dengan Kristus, seluruh orang orang percaya dalam gereja akan naik ke sorga untuk merayakan perjamuan kawin Anak Domba selama tujuh tahun lamanya. Menurut pandangan ini yang dimaksud dengan ”tujuh tahun” di sini adalah penggenapan dari minggu ketujuhpuluh dari nubuat Daniel. Selama gereja berada di sorga, segenap peristiwa di bumi tetap berlangsung, dimana kesusahan besar terjadi bagi orang-orang yang tertinggal dan orang-orang Yahudi, sehingga sisa-sisa Israel akan berbalik kepada Yesus dan mengakui Kristus sebagai Mesias. Sisa dari orang Israel itu mengabarkan Injil dan membawa banyak orang kepada pertobatan. Sementara raja-raja fasik di bumi bersatu dan menyerang umat Allah dalam perang Harmagedon. Tahap kedua adalah pada akhir masa tujuh tahun tersebut Kristus akan turun kembali dalam kemuliaan, beserta dengan gereja-Nya, untuk membinasakan musuh-musuh-Nya dan mengakhiri perang Harmagedon. Semua bangsa Israel dikumpulkan di tanah Palestina, iblis diikat dan dilempar ke jurang maut dan dimeteraikan selama seribu tahun harafiah lamanya. Bangsa-bangsa yang menolak Kristus akan dihakimi sedang yang percaya kepada-Nya akan masuk ke dalam pemerintahan seribu tahun itu dan menikmati semua berkatnya. Setelah dua tahap kedatangan itu maka dimulailah kerajaan seribu tahun yang dipimpin langsung oleh Kristus sendiri, yang duduk di takhta yang berada di Yerusalem dan memerintah atas sebuah kerajaan secara riil. Manusia di masa ini masih berada di dalam kondisi sebagaimana adanya, seperti kawin mengawinkan contohnya.
Setelah genap masa seribu tahun semua orang fasik yang telah mati akan dibangkitkan dan dihakimi di hadapan takhta putih yang mulia. Mereka yang namanya tidak tertulis di dalam kitab kehidupan akan dibuang ke dalam lautan api, sedang mereka yang tertulis di dalamnya, yaitu orang percaya, akan masuk ke dalam kehidupan yang kekal dalam bumi yang baru yaitu Yerusalem sorgawi.
2.     Postmilenialisme
 Menurut pandangan ini kedatangan Kristus yang kedua kali akan terjadi setelah masa seribu tahun harafiah dimana pemerintahan Kristus tidak dipahami hadir secara fisik di bumi. Kehadiran kerajaan Allah di bumi dipahami dengan sedang terus diperluasnya pemberitaan Injil dan pekerjaan Roh Kudus di dalam hati manusia sehingga secara perlahan banyak orang akan bertobat dan saat masa seribu  tahun itu terwujud prinsip-prinsip iman dan moral Kristen akan muncul sebagai standar yang diterima oleh semua bangsa dan individu. Dosa belum dihapuskan tetapi akan dikurangi seminimal mungkin.  Semua peradaban akan menjadi lebih baik dalam segala aspeknya. Setelah itu Kristus akan kembali untuk sepenuhnya mengkristenkan dunia. Pada akhir milenium iblis akan dilepaskan sehingga iblis kelak melakukan perlawanan terhadap gereja dalam waktu yang singkat sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali. Akan tetapi hal ini sama sekali tidak meniadakan pengharapan terhadap zaman keemasan milenium di masa yang akan datang. Setelah kedatangan Kristus yang kedua terjadilah kebangkitan umum dimana semua umat manusia masuk dalam kehidupan yang kekal.
3.     Amilenialisme
 Pandangan ini memahami bahwa masa seribu tahun bukan suatu durasi harafiah, melainkan menunjuk kepada suatu masa yang sudah terjadi, sedang berlangsung dan yang terus berlangsung hingga kegenapannya. Masa ini merupakan masa antara kedatangan Kristus yang pertama dengan kedatangan-Nya yang kedua. Kerajaan Allah sebagai pemerintahan Kristus atas orang-orang percaya, oleh pandangan ini, saat ini juga sedang hadir di dalam dunia melalui Firman dan Roh Kudus. Pada saat yang ini juga orang-orang percaya sedang terus menantikan penyempurnaan kerajaan Allah di masa yang akan datang di dalam bumi yang baru. Mereka menyadari meskipun Kristus telah menang atas dosa dan iblis, namun kuasa iblis tetap ada bersama-sama dengan kerajaan Allah hingga akhir zaman. Kita telah menerima berkat-berkat eskatologi pada masa sekarang, tetapi tetap menantikan penggenapan dan kesempurnaannya pada masa yang akan datang saat Kristus datang kedua kalinya. Oleh karena itu seorang amilenialis menantikan digenapinya penyebaran Injil ke seluruh bangsa dan pertobatannya sebelum kedatangan Kristus yang kedua.
 Kedatangan Kristus yang kedua kali merupakan suatu peristiwa tunggal. Saat hal itu tergenapi akan terjadi kebangkitan umum bagi orang-orang percaya maupun tidak. Bagi yang percaya yang masih hidup akan diubahkan dan dimuliakan untuk kemudian diangkat dan bertemu dengan Tuhan di awan-awan. Sesudah itu Kristus akan melaksanakan penghakiman terakhir dimana orang-orang yang tidak percaya akan dicampakkan ke dalam penghukuman kekal sedangkan mereka yang percaya akan menikmati segala berkat di dalam langit dan bumi yang baru untuk selama-lamanya.
Kritik Anthony A. Hoekema terhadap Premilenialisme dan Postmilenialisme
Dalam bukunya Alkitab dan Akhir Zaman (edisi terjemahan dari The Bible and the Future), Anthony A. Hoekema memberikan kritiknya atas tiga pandangan pertama di atas:
1.    Keberatan terhadap Premilenialisme Historis
Wahyu 20 yang dipakai oleh Premilenialisme Historis tidak memberikan bukti akan adanya pemerintahan seribu tahun yang akan diikuti kedatangan Kristus yang kedua. I Korintus 15:23–24 tidak memberikan bukti yang jelas bagi pemerintahan di bumi seperti yang dipahami oleh premilenialisme.
Turunnya Kristus bersama-sama dengan orang-orang percaya yang dimuliakan ke bumi di mana dosa dan kematian masih ada merupakan hal yang bertentangan dengan realitas kemuliaan akhir. Menurut Hoekema hal itu merupakan suatu antiklimaks. Mengapa? Karena kedatangan Kristus kedua kali ke bumi itu merupakan suatu jalan kembali ke bumi yang masih ada dosa. Justru kedatangan Kristus yang kedua kali pada akhirnya akan memberikan kehidupan kekal kepada orang percaya..
Pemerintahan seribu tahun di bumi sebagaimana diajarkan oleh premilenialis tidak sejalan dengan ajaran Perjanjian Baru tentang eskatologi. Pemerintahan semacam ini tidak termasuk dalam kategori masa sekarang maupun masa yang akan datang. Masa seribu tahun premilenialisme merupakan masa tidak memiliki korelasi dengan masa sekarang maupun masa yang akan datang, sehingga bagi kita yang hidup sekarang, milenium itu tidak berdampak apa-apa. Jelas hal itu tidak sesuai dengan Firman Tuhan
2.    Keberatan terhadap Premilenialisme Dispensasionalis
Premilenialisme Dispensasionalis mengabaikan hal yang sangat mendasar dalam Alkitab, yaitu kesatuan Alkitab. Karena paham ini membagi sejarah dalam tujuh periode waktu (dispensasi) yang berbeda-beda, dimana setiap periode dipahami memiliki penebusannya masing-masing. Bukankah sebenarnya penebusan Kristus merupakan sesuatu yang menyatukan sejarah keselamatan sebagaimana diwahyukan Alkitab.
Ajaran bahwa Allah memiliki tujuan yang berbeda bagi Israel dan gereja adalah suatu paham yang tidak benar. Dalam Perjanjian Baru, kata yang dipakai untuk umat-Nya, adalah gereja dan Israel, sehingga tidak ada pemisahan atau perbedaan dari keduanya.
            Perjanjian Lama tidak mengajarkan akan berdirinya kerajaan seribu tahun di bumi yang bersifat fisik. Hal ini dipakai oleh paham ini untuk menggambarkan kerajaan seribu tahun yang sebenarnya adalah penggenapan akhir karya penebusan Allah.
Alkitab tidak mengajarkan pemulihan politik bagi Israel melalui masa seribu tahun. Dispensasionalis menggunakan Yesaya 11:11–16 yang menggambarkan tentang nubuatan tentang kemuliaan dari kerajaan yang akan datang, yang akan ditegakkan ketika Anak Daud kelak kembali dalam kemuliaan. Tempat kedatangan kembali ini ditafsirkan oleh dispensasionalis secara harafiah yaitu tanah leluhur pada sesaat sebelum dimulainya milenium. Hal ini seharusnya dipandang secara figuratif.
Konsep premilenialisme dispensasi tentang penundaan kerajaan Israel tidak memiliki dasar dalam Alkitab. Penolakan semua orang Yahudi terhadap kerajaan Allah sangatlah tidak mendasar, karena walaupun banyak yang menolak, tetapi ada juga yang menerima seperti murid-murid Kristus.
Konsep premilenialisme dispensasi tentang gereja sebagai pengganti sementara terhadap tertundanya kerajaan Israel tidak memiliki dasar Alkitab. Dalam Kejadian 12:3, Allah mengatakan bahwa non-Israel akan turut serta ambil bagian menikmati berkat-berkat keselamatan bersama-sama dengan bangsa Israel.
 3.    Keberatan terhadap Postmileanisme
Nubuat-nubuat Perjanjian Lama yang ditafsirkan oleh para postmileanis sebagai petunjuk akan adanya zaman keemasan di masa yang akan datang merupakan gambaran bagi kondisi akhir orang-orang tebusan Kristus.
Penafsiran postmileanisme tentang masa sengsara dalam Matius pasal 24 dan kemurtadan dalam 2 Tesalonika pasal 2 tidak dapat dibenarkan. Khotbah akhir zaman dalam Matius pasal 24 berbicara tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan keruntuhan Yerusalem maupun akhir zaman dimana penganiayaan atas umat Tuhan terjadi sebagaimana belum pernah terjadi sebelumnya. Yang benar adalah: masa murtad bukan sesuatu yang terjadi hanya pada masa lalu sebagaimana kitab Tesalonika mengajarkan bahwa sebelum kedatangan Kristus yang kedua akan ada kemurtadan terlebih dahulu.
Wahyu 20:1–6 tidak mendukung posisi postmilenialisme karena dalam bagian ini milenium sama sekali tidak menunjuk pada suatu masa keemasan di bumi melainkan diikatnya iblis sehingga orang-orang percaya dapat memerintah bersama-sama dengan Kristus di bumi.
Pengharapan postmilenialisme akan adanya zaman keemasan yang akan terjadi sebelum Kristus kembali merupakan hal yang tidak sejalan dengan perseteruan yang terus berlangsung di dalam sejarah antara Kerajaan Allah dan kuasa jahat.
Kerajaan ”seribu tahun” menurut Amilenialisme (Wahyu 20:1-6)
Menurut William Hendriksen dalam bukunya Lebih Dari Pemenang (edisi terjemahan dari More Than Conqueror) kitab Wahyu terbagi atas tujuh bagian sebagai berikut:
1.    Pasal 1–3 menggambarkan Kristus yang telah dibangkitkan dan dimuliakan sedang berjalan di tengah-tengah tujuh kaki dian emas.
2.   Pasal 4–7 merupakan penglihatan tentang tujuh meterai.
3. Pasal 8–11 melukiskan tentang ketujuh sangkakala penghakiman
4.   Pasal 12–14 merupakan penglihatan.
5.   Pasal 15–16 menggambarkan ketujuh cawan murka Allah.
6.   Pasal 17–19 melukiskan tentang kejatuhan Babel.
7.   Pasal 20–22 mengisahkan tentang kehancuran naga (iblis).
Walaupun ketujuh bagian di atas bersifat paralel satu dengan lainnya, tetapi masing-masing bagian juga menyingkapkan tentang progresifitas tertentu dalam proses eskatologi.
Masa seribu tahun dalam Wahyu 20:1–3 harus dipahami sebagai suatu masa yang durasinya bersifat simbolis dimana di dalamnya iblis diikat sebelum pada akhirnya ia akan dilempar ke dalam jurang maut. Jadi angka seribu di sini tidak boleh dipahami secara harafiah. Peristiwa yang terjadi di dalam ayat 1-3 ini merupakan peristiwa yang terjadi di bumi dimana masa seribu tahun dalam bagian ini merdiawali dengan kedatangan Kristus yang pertama hingga kedatangan-Nya yang kedua. Pada masa ini gerak iblis untuk mengarahkan manusia berbuat dosa telah dibatasi oleh adanya pekabaran injil yang dilakukan di muka bumi.
Masa seribu tahun dalam Wahyu 20:4–6 harus dipahami juga tentunya sebagai suatu masa dengan durasi simbolis akan tetapi berhubungan dengan apa yang terjadi di sorga dimana Yohanes melihat jiwa-jiwa manusia dipenggal kepalanya. Jadi perikop ini sama sekali tidak berbicara tentang pemerintahan Kristus di bumi melalui kerajaan bangsa Yahudi, sebagaimana dimaksud oleh Premilenialisme, melainkan menggambarkan tentang orang-orang percaya yang telah mati namun hidup dan memerintah bersama-sama dengan Kristus di sorga, di masa antara kematian mereka dan sebelum Kristus datang kedua kalinya.
Pada akhirnya, seluruh orang percaya akan masuk ke dalam kehidupan yang kekal dalam langit dan bumi yang baru, dimana dosa dan kelemahan akan dihapuskan. Yerusalem baru merupakan tempat umat Allah kelak akan berdiam.
Kerajaan Allah bersifat ”already”, yaitu sudah terjadi, dan ”not yet”, yaitu ”sedang dan akan terus disempurnakan”. Dengan demikian sebagai orang-orang percaya sepanjang sejarah dapat dikatakan bahwa sekarang kita telah menikmati kerajaan Allah dalam hidup bersekutu dengan Tuhan dan orang percaya lainnya, dan akan disempurnakan kelak saat kedatangan Kristus kedua kalinya untuk kemudian bersama dengan-Nya memerintah di bumi dan di sorga.

































No comments:

Post a Comment

Update Terbaru