BAB I
PENDAHULUAN
- Apa Itu Kedatangan Kristus Kedua Kalinya
Yesus
berjanji kepada pengikutNya bahwa Ia akan datang kembali. Ada dalam Alkitab,“
Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku
mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat
bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat
di mana Aku berada, kamupun berada.” (Yohanes 14:1-3)
Malaikat-malaikat
berjanji bahwa Yesus akan datang kembali. Ada dalam Alkitab,“ Ketika mereka
sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang
berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang
Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat
ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti
kamu melihat Dia naik ke sorga." (Kisah Rasul 1:10-11)
Bagaimanakah
cara Yesus datang kembali? Ada dalam Alkitab,“ Pada waktu itu orang akan
melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan
kemuliaan-Nya. (Lukas 21:27)
Berapa
banyak orangkah yang akan melihat kedatangan Yesus? Ada dalam Alkitab,“
Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga
mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya,
amin.” (Wahyu 1:7)
Apakah
yang akan kita lihat dan dengar ketika Ia datang? Ada dalam Alkitab,“ Sebab
pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan
sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka
yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang
hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan
menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama
dengan Tuhan.” (1 Tesalonika 4:16-17)
Seberapa
dapat dilihatkan kedatanganNya? Ada dalam Alkitab,“ Sebab sama seperti kilat
memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian
pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:27, 27)
Peringatan
apakah yang diberikan oleh Kristus sehingga kita tidak akan terperdaya mengenai
kedatanganNya yang kedua? Ada dalam Alkitab,“ Pada waktu itu jika orang berkata
kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu
percaya. Sebab mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka
akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga
sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. Camkanlah, Aku
sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. Jadi, apabila orang berkata
kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau:
Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya” (Matius 24:23-26).
- Kapan
Kedatangan Kristus Kedua Kalinya
Apakah
ada orang yang mengetahui waktu yang tepat akan kedatangan Yesus? Ada dalam
Alkitab,“ Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri."
(Matius 24:36)
Mengetahui
bahwa manusia masih suka menunda, apakah yang dikatakan oleh Kristus? Ada dalam
Alkitab,“ Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana
Tuhanmu datang.” (Matius 24:42)
Peringatan
apakah yang diberikan oleh Kristus sehingga kita tidak merasa terkejut saat
kejadian besar ini? Ada dalam Alkitab,“ "Jagalah dirimu, supaya hatimu
jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan
duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu
seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk
luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di
hadapan Anak Manusia." (Lukas 21:34-36)
Mengapa
kedatangan Yesus yang kedua kali mengambil waktu begitu lama? Ada dalam
Alkitab,“ , Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak
boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu
tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Tuhan tidak lalai menepati
janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia
sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa,
melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (II Petrus 3:8-9).
Di saat
menunggu kedatangan Yesus, bagaimanakah kita harus hidup? Ada dalam Alkitab,“
Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia
mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi
dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan
kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah
menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan
untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin
berbuat baik. (Titus 2:11-14).
Bagaimanakah
dunia ini nanti jadinya ketika Yesus datang? Ada dalam Alkitab,“ "Sebab
sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan
Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan
minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,
dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan
mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
(Matius 24 : 37-39)
Akankah
kedatangan Yesus menjadi waktu untuk pemberian upah? Ada dalam Alkitab,“ Sebab
Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi
malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut
perbuatannya.” (Matius 16:27)
Mengapakah
Yesus datang kembali? Ada dalam Alkitab,“ demikian pula Kristus hanya satu kali
saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia
akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk
menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia. (Ibrani 9:28)
Pada
saat kedatangan Yesus yang kedua kali, kita akan sepenuhnya mengalami realitas
dari kebangkitan. Ada dalam Alkitab,“ Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam
suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus.
Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak
bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. “ (1 Korintus 1:7-8,)
Eskatologi
berasal dari kata dasar ἔσχατος - eskhatos, akhir, dan suffix λογία - logia,
ilmu, pengetahuan. Eskatologi artinya ilmu atau pengetahuan tentang hal-hal
akhir, hal-hal pamungkas, atau yang menyangkut realitas akhirat sebagai akhir kehidupan
seperti kematian, kebangkitan, pengadilan terakhir serta kiamat sebagai akhir
dunia.
Ajaran
Alkitab tentang eskatologi (ajaran tentang Akhir Zaman) tidak hanya
mempedulikan nasib orang secara perseorangan, tapi juga sejarah manusia.
Menurut Alkitab, Allah tidak hanya menyatakan diri-Nya melalui orang-orang yang
mendapat ilham, tapi juga dalam dan melalui peristiwa-peristiwa yang
membebaskan umat-Nya (bahasa Jerman Heilsgeschichte), dan peristiwa yang
terpenting dari semuanya ialah kedatangan Anak-Nya Yesus Kristus. Selanjutnya,
isi dari penyataan ini tidak terbatas pada kebenaran-kebenaran mengenai sifat
dan tujuan Allah, tapi mencakup juga tindakan-tindakan pelepasan umat-Nya dan
firman yang diilhamkan yang menafsirkan makna tindakan-tindakan tersebut.
Karena Allah ialah Tuhan atas segala peristiwa sejarah, maka penggenapan dari
karya pelepasan oleh Allah mencakup juga pelepasan manusia dari sejarah,
artinya, perubahan tata tertib dunia ini menjadi suatu dunia yang baru.
BAB II
PERNYATAAN ALKITAB TENTANG
KEDATANGAN KRISTUS KEDUA KALINYA
- Mengapa Kita Mempelajari
Eskatologi?
Secara tegas firman
Allah menjelaskan kepada kita bahwa Tuhan Yesus yang telah datang ke dalam
dunia, mati di kayu salib, dikuburkan, bangkit dan naik ke sorga. Ia berjanji
akan datang kembali, Yohanes 14:3 – “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan
telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke
tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”
Cara kedatangan
Yesus kedua kali, adalah sama seperti ketika Yesus naik ke sorga, karena semua
orang yang masih hidup sampai kedatangan Yesus kedua kali akan melihat
peristiwa kedatanganNya. Kisah Rasul 1:11 “… Yesus ini yang terangkat ke sorga
meninggalkan kamu, akan datang di atas awan-awan di langit dengan segala
kekuasaan dan kemuliaanNya.”
Pelajaran tentang kedatangan Tuhan Yesus kedua kali,
merupakan salah satu dasar iman kristen, oleh sebab itu pelajaran tentang
kedatangan Yesus kedua kali perlu untuk diketahui, diajarkan dan diimani oleh
setiap umat Tuhan. Tetapi karena banyaknya tafsiran mengenai kedatangan Tuhan
Yesus kedua kali, maka kita perlu berhati-hati mempelajari, meneliti dan tidak
sembarangan menerima tafsiran tanpa diuji terlebih dahulu dalam terang Firman
Allah.
Kekurang pahaman
dalam penguasaan pelajaran tentang kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, bisa
menyebabkan penyimpangan penafsiran, bahkan lebih fatal lagi menyimpang dari
kebenaran Firman Allah. Kesalahan dalam penafsiran dan penyajian pelajaran
tentang kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, bukannya membangkitkan gairah,
semangat dan harapan, damai dan sejahtera untuk menyambut kedatangan Yesus
kedua kali, sebaliknya justru mendatangkan perasaan takut, gelisah, bingung dan
penyesatan.
II Tesalonika 2:1-2
“Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia
kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung dan
gelisah, baik oleh ilham roh maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan
dari kami seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Janganlah kamu memberi dirimu
disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga!”
Apa Kata Alkitab Tentang Kedatangan Yesus Kedua Kali ?
Secara garis besar, ada tiga hal yang akan kita pelajari
sehubungan dengan pelajaran mengenai Eskatologi antara lain:
1. Tanda dan peristiwa menjelang kedatangan Yesus kedua
kali. Matius 24:1-14. Kedatangan Yesus kedua kali akan didahului dengan
tanda-tanda dan kejadian-kejadian di bumi, sampai dinyatakannya antikristus
yang akan memerintah di dunia selama tiga setengah tahun.
2. Saat atau hari kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, I
Tesalonika 4:16. Pada saat Yesus datang untuk kedua kalinya, akan terjadi
berbagai peristiwa baik bagi orang percaya yang telah mati maupun yang masih
hidup, sampai kepada peperangan terhadap musuh-musuh Allah.
3. Peristiwa setelah kedatangan Yesus kedua kali. Wahyu
20. Setelah menerima kemuliaan di awan-awan, semua orang percaya akan
berkerajaan bersama Yesus di bumi. Setelah iblis dicampakkan ke dalam neraka,
semua yang percaya akan hidup dalam kekekalan bersama Yesus.
- Tanda Dan Kejadian yang
Mendahului Kedatangan Tuhan Yesus Kedua Kalinya.
Sebelum kita
berbicara lebih jauh tentang tanda-tanda dan kejadian yang mendahului
kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, terlebih dulu kita melihat berbagai tafsiran
mengenai kedatangan tanda-tanda utama kedatangan Yesus kedua kali.
Dua macam tafsiran :
Ada dua tafsiran yang sama-sama berkembang saat ini dan
dipegang/diyakini oleh berbagai aliran gereja. Demikian juga Firman Allah (Ayat
Alkitab) yang dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan pengajaran mereka
adalah sama, yaitu 1 Tes 4:14-17.
Kedua tafsiran ini juga sama-sama meyakini bahwa:
Pertama, pada saat kedatangan Tuhan Yesus kedua kali akan
terjadi kebangkitan orang percaya yang telah mati didalam Kristus, dan kedua,
orang percaya yang masih hidup sampai kedatangan Yesus yang kedua kali akan
diubahkan. Perbedaannya hanyalah terletak pada soal waktu. Kapan sebenarnya
saat kedatangan Yesus kedua kali yang disertai dengan kebangkitan dan
pengangkatan? apa sebelum atau sesudah masa pemerintahan antikristus?
A.
Faham Pre-Tribulation
Tafsiran yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus akan datang
sebelum masa pemerintahan antikristus, tafsiran ini dikenal dengan istilah “pre
tribulation”. Pre = Permulaan/Mendahului. Tribulation = Bencana/Kemalangan.
Faham pre tribulation adalah suatu faham yang mempercayai
bahwa kedatangan Yesus yang kedua kali akan terjadi sebelum/mendahului masa
bencana (kemalangan), yaitu masa pemerintahan antikristus.
Faham ini juga menafsirkan bahwa kedatangan Tuhan Yesus
yang kedua kali terdiri 2 fase:
1. Datang seperti pencuri, yaitu sebelum masa
pemerintahan antikristus. Pada saat itulah orang percaya yang telah mati
dibangkitkan dan orang percaya yang masih hidup akan diubahkan.
2. Kedatangan Tuhan Yesus secara nyata (kelihatan) kepada
seluruh orang, yaitu setelah masa pemerintahan antikristus. Dimana akan ada
peperangan antara Kristus dan kerajaan dunia (peperangan yang akan terjadi di
Harmagedon/perang Harmagedon).
Apakah Kita Bisa Menerima Tafsiran/Faham Ini?
Kita tidak menerima faham ini dengan alasan:
a. Rev. 16:15-16: “…Lihatlah Aku datang seperti pencuri”.
Adanya ayat ini bukan berarti:
- Allah akan datang secara diam-diam bagi orang percaya.
- Allah (Tuhan Yesus) akan datang pada waktu yang kita
tidak duga/sangka-sangka.
Adanya ayat ini bukan berarti kita harus menempatkan
kedatangan Tuhan Yesus kedua kali yang ditandai dengan kebangkitan orang
percaya dan tubuh orang percaya yang masih hidup akan diubahkan sebelum masa
antikristus. Tidak! Untuk itu kita perlu mengerti arti dan makna dari Wahyu
16:15 yang kalimatnya antara lain berkata: “Lihatlah Aku datang seperti
pencuri”. Kita jangan berhenti sampai ayat ini, tetapi kita harus memperhatikan
ayat lain yang menyusulnya, khususnya ayat 16,17.
Ayat 16: “Lalu Ia mengumpulkan mereka ditempat, yang
dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon”. Berbicara mengenai kata Harmagedon.
Hal ini tidak lain adalah berbicara mengenai perang. Peperangan antara tentara
Allah pada saat Yesus datang kedua kali melawan iblis dengan segala
balatentaranya dan segala kekuatannya (antikristus dan nabi palsu serta
kerajaan dunia yang dipimpinnya berperang melawan kedatangan Tuhan Yesus kedua
kali). disusul dengan suara berkata:
Ayat 17: “…sudah terlaksana” Apa yang sudah terlaksana?
Yoh.19:30 “Sudah selesai/tuntas”. Artinya pekerjaan penebusan Yesus telah
diselesaikan secara tuntas. Tidak ada yang tersisa yang tidak ditebus oleh
Yesus.
Dengan demikian Wahyu 16:17, kata sudah terlaksana dalam
ayat ini mengandung arti: Pekerjaan pehukuman oleh Yesus kepada antikristus dan
pengikutnya sudah dilakukan dengan tuntas. Baca kronologisnya Wahyu 17,18 dan
Rev. 19:11-21. Hal ini terjadi bukan sebelum masa pemerintahan antikristus,
tetapi setelah pemerintahan antikristus. Yaitu pada saat Tuhan Yesus datang
kali yang kedua dengan seluruh bala tentara sorga dan dengan segala
kemuliaanNya membinasakan orang-orang yang tidak percaya kepadaNya. 2 Tes. 2:8.
b. Rev. 16:12 “Dan malaikat yang keenam menumpahkan
cawannya…” Wahyu 16:17 “Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya
keangkasa…” Dengan demikian ucapan: “Aku datang seperti pencuri” diucapkan
antara pencurahan cawan ke 6 dan ke 7, yang posisi/kejadiannya pada saat perang
Harmagedon.
c. Daniel 7:19-21 “…Dan tanduk itu berperang melawan
orang-orang kudus..” Wahyu 13:1-7 “…dan ia diperkenankan untuk berperang
melawan orang-orang kudus..”
Dari ayat-ayat tersebut diatas, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa pada masa pemerintahan antikristus, ada orang-orang yang kudus
yang mati oleh antikristus, karena mempertahankan imannya kepada Yesus.
Faham pre-tribulation mengajar bahwa orang-orang kudus
sudah dibangkitkan dan diubahkan sebelum masa aniaya/pemerintahan antikristus,
kalau memang demikian, bagaimana dengan nasib orang-orang kudus yang mati untuk
mempertahankan imannya kepada Yesus, karena tidak mau menyembah antikristus dan
menerima tandanya? Lagi pula, kapan mereka akan dibangkitkan? sedangkan menurut
Firman Allah, Wahyu 20:4-6, hanya ada dua kebangkitan:
- Kebangkitan 1 bagi orang-orang percaya, pada kedatangan
Tuhan.
- Kebangkitan ke 2 bagi orang-orang yang tidak percaya,
setelah kerajaan 1000 tahun damai.
- 1 Tesalonika 4:6 “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu
pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi….”
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa kebangkitan orang
yang percaya dan pengubahan tubuh orang percaya yang masih hidup, tidak terjadi
secara diam-diam melainkan ditandai dengan seruan dan bunyi sangkakala,
sehingga semua orang dapat mengetahuinya, tidak diam-diam (Matius 24:29-30).
Dari 4 bukti ini kita mengambil kesimpulan dengan pasti
dan jelas bahwa faham/tafsiran Pre-Tribulation tidak dapat kita terima.
Mengapa? Karena tidak sesuai dengan ayat-ayat dan keterangan yang diuraikan
diatas.
Kalau begitu apa yang dimaksudkan dengan Wahyu 16:5
dengan Kalimat “…datang seperti pencuri?”
Pada waktu Yesus datang kedua kali, kedatangan Yesus yang
sama sekali tidak disangka-sangka (mengejutkan). Tanpa memberitahu terlebih
dahulu kepada manusia secara umum. Namun…
* Kepada orang-orang percaya, Allah memberi tanda-tanda
yang mendahului segala sesuatu yang akan terjadi didunia ini, sehingga
orang-orang percaya dapat berjaga-jaga apabila tanda-tanda itu telah dinyatakan
(Matius 24:3-14, 37-44).
* Kepada orang yang tidak percaya kedatangan Yesus kedua
kali menjadi seperti pencuri, karena mereka bukan orang percaya, itulah
sebabnya mereka tidak mengetahui tanda yang diberikan Allah, sehingga mereka
tidak berjaga-jaga dan pada saat Tuhan Yesus datang mereka binasa (1 Tesalonika
5:1-4).
B. Faham Midst-Tribulation
Kata “midst” atau “mid” (Inggris) artinya “tengah-tengah”
atau “pertengahan.” Sedangkan kata “tribulation” (Inggris) artinya “bencana”
atau “kemalangan.” Dengan demikian Faham Midst-Tribulation adalah faham yang
percaya bahwa kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, yang ditandai dengan
kebangkitan orang percaya yang telah mati dan pengubahan tubuh orang percaya
yang masih hidup akan terjadi pada pertengahan masa pemerintahan Antikirstus.
Pada dasarnya kedua faham ini (pre-tribulation dan
midst-tribulation) tidak jauh berbeda. Hanya mereka yang memegang Faham
Midst-Tribulation menempatkan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali pada
pertengahan masa pemerintahan Antikristus, sedangkan Faham Pre-tribulation
menempatkan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali sebelum masa pemerintahan Antikristus.
Dengan demikian pembuktian bahwa faham ini tidak bisa
kita terima, karena tidak sesuai dengan Firman Allah, adalah sama dengan
pembuktian yang telah kita pelajari pada penjelasan kesalahan faham
Pre-Tribulation.
C. Faham Post Tribulation.
Faham yang mempercayai bahwa kedatangan Tuhan Yesus kedua
kali disertai dengan: Kebangkitan orang percaya yang sudah mati dan
diubahkannya tubuh orang percaya yang masih hidup” akan terjadi setelah masa
pemerintahan antikristus (masa aniaya besar).
Kita menerima faham ini dengan alasan:
1. 1 Korintus 15:51-52 “Sesungguhnya aku menyatakan
kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya
akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab
nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang
tidak binasa dan kita semua (yang masih hidup) akan diubah.
Bandingkan dengan:
1 Tesalonika 4:16-17 “Sebab pada waktu tanda-tanda
diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi,
maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus
akan lebih dahulu bangkit, sesudah itu, kita yang masih hidup, yang masih
tinggal akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan
diangkasa…”
Kesimpulan:
* Orang percaya yang telah mati dibangkitkan.
* Orang percaya yang masih hidup diubahkan.
Mereka diangkat ke awan-awan pada saat bunyi
nafiri/sangkakala terakhir.
2. Matius 24:29-31 “Segera sesudah siksaan pada masa itu,
matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya lagi dan bintang-bintang
akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu
akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap
dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang diatas awan-awan di langit
dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. Dan ia akan menyuruh keluar
malaikat-malaikatnya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka
akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi dari ujung langit
yang satu ke ujung langit yang lain.”
Perhatikan Matius 24!
Ayat 29 “Segera sesudah siksaan…” Yang dimaksud dengan
siksaan, tidak lain adalah setelah masa pemerintahan antikristus berakhir.
Ayat 30 “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di
langit…” Saat kedatangan Yesus kedua kali, dapat dilihat oleh semua pasang
mata.
Ayat 31 “…akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari
keempat penjuru bumi….”
Peristiwa yang akan terjadi pada saat kedatangan Tuhan
Yesus kedua kali, yaitu:
* Kebangkitan orang-orang percaya, dan…
* Orang-orang percaya yang masih hidup tubuhnya
diubahkan.
Kesimpulan:
Kedatangan Yesus kedua kali yang ditandai dengan
kebangkitan orang-orang percaya yang sudah mati dan pengubahan tubuh
orang-orang percaya yang masih hidup terjadi sesudah siksaan (setelah
berakhirnya masa pemerintahan antkristus di bumi).
3. Wahyu 20:4 “Lalu aku melihat tanda-tanda dan
orang-orang yang duduk diatasnya, kepada mereka diserahkan kuasa untuk
menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya
karena kesaksian tentang Yesus dan karena Firman Allah, yang tidak menyembah
binatang dan patungnya (antikristus dan patung antikristus) dan yang tidak
menerima tandanya (angka 666) pada dahi dan tangan mereka, dan mereka hidup
kembali (dibangkitkan) dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus
untuk masa seribu tahun.
Kesimpulan:
Ada orang-orang percaya yang masuk/mengalami masa
pemerintahan antikristus, tapi mereka:
* Berpegang pada Firman Allah (tetap percaya pada Yesus).
* Memelihara kesaksian Yesus (tidak ingkar/tetap mengaku
Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat).
* Tidak mau menyembah antikristus dan patungnya.
* Tidak mau menerima tanda sebagai pengikut antikristus
(666).
Berarti ada orang-orang percaya yang bersedia menyerahkan
nyawa mereka demi mempertahankan iman mereka kepada Yesus. Mereka dibunuh oleh
antikristus, namun mereka dibangkitkan pada saat Yesus datang kedua kali. Dari
sini kembali kita melihat kelemahan faham Pre-Tribulation, yang tidak sesuai
dengan Wahyu 20:4. Sebab faham Pre-Tribulation mengajarkan bahwa:
Kebangkitan orang-orang percaya dan pengubahan tubuh akan
terjadi sebelum masa pemerintahan antikristus. Hal ini tidak mempunyai dasar
kebenaran Firman Allah, bahkan sangat bertentangan dengan Wahyu 20:4. Bahwa ada
orang-orang kudus/orang-orang percaya yang masuk masa aniaya dibawah
pemerintahan antikristus, yaitu orang-orang percaya yang tidak memiliki iman
yang sempurna (Matius 8:11-12), dan tidak memakai pakaian pesta (Matius
22:11-12) serta yang tidak mempunyai kemampuan untuk bekerja/melayani
(mengembangkan talentanya). (Matius 25:26-30). Mereka inilah yang masuk dalam
masa antikristus, tetapi diantara mereka akan diselamatkan karena mereka
mempertahankan iman kepada Yesus.
BAB III
AKANKAH ADA KERAJAAN SERIBU
TAHUN DAN SEPERTI APAKAH KERAJAAN ITU?
Ada beberapa orang
Kristen yang tidak mengharapkan Kristus menjadi Raja secara pribadi di bumi.
Mereka yang tidak mengharapkan pemerintahan seperti itu, mendasarkan
kepercayaan mereka terutama pada ayat-ayat seperti Wahyu 20:4-6, "mereka .
. . memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu
tahun." Yesaya 2:3 yang menjelaskan luasnya kekuasaan Kristus, kemudian
Yesaya 11:9 yang menjelaskan perubahan perilaku binatang, Zakharia 14:16-21,
yang meramalkan kekuasaan tertinggi dan kemurnian pemerintahan-Nya dan Ibrani
8:10, 11, semua menjanjikan penerimaan universal kekristenan. Di samping ini,
ada janji-janji kepada Abraham bahwa keturunannya akan menguasai wilayah yang
belum pernah mereka miliki, dan janji-janji bahwa Kristus akan menduduki takhta
Daud. Alkitab tidak memberikan catatan-catatan yang jelas atau pasti mengenai
keadaan kehidupan dalam zaman kerajaan seribu tahun itu, tetapi kita
menyimpulkannya sebagai masa pertobatan luar biasa, dan sejumlah besar orang
akan lahir baru dalam sehari (lih. Mi. 4:2; Yes. 2:2-4; Why. 20:4, 5). Rasul
Paulus mengajarkan bahwa tubuh rohaniah yang baru akan diberikan untuk
menggantikan tubuh alamiah yang telah kembali menjadi debu.
MASA SERIBU TAHUN: KAPAN DAN BAGAIMANA?
Pengantar
Banyak aliran yang
mengajarkan tentang akhir dari sejarah. Dalam hal ini yang dimaksud adalah masa
”seribu tahun” yang disebut dengan ”milenium”. Sepanjang sejarah manusia selalu
berusaha untuk memberikan penafsiran tentang hal ini. Sebagai orang Kristen
kita dipanggil untuk memahami konsep milenium tersebut dengan benar, hal mana
sangat menentukan bagaimana kita hidup di dalamnya.
- Keadaan Pada
masa sebelum kerajaan seribu tahun
Perbedaan pendapat
yang utama dalam teologi gereja ialah berkenaan dengan pertanyaan apakah ada
pemerintahan Kristus selama seribu tahun sesudah kedatanganNya yang kedua. Baik
pandangan pascamilianisme maupun amilealisme berpengan pada pandangan bahwa
pengenapan masa seribu tahun terjadi sebelum kedatanganNya yang kedua, dengan
amileanisme sedikit banyak menyingkari penggenapan secara harafiah. Oleh karena
itu hal ini perlu dipelajari dengan saksama untuk melihat kontribusinya, dan
apakah ini mengajarkan kerajaan dibumi dimana Kristus Akan menjadi raja atas
segala raja dan Tuhan atas segala Tuan sesudah kedatanganNya yang kedua. Akan
terlihat bahwa peristiwa-peristiwa dalam wahyu 19:11; 20:15 secara kronologis
disajikan dengan logis sesudah kedatangan yang kedua sebagaimana akibat terjadi
sesudah sebab. Tidak ada hal dalam hal yang menunjukkan adanya interupsi
tentang konsekuensi alami dari kedatangan yang kedua itu.
Pasal 20,
bersama-sama dengan pasal 19 menjadi 2 pasal yang paling penting dalam kitab
suci mengenai nubuat tentang peristiwa-peristiwa dimasa depan. Khususnya Wahyu
20, berbicara tentang pertanyaan apakah ada masa seribu tahun dibumi sesudah
kedatangan kristus yang kedua.
Wahyu 20:1-3.
Yohanes mencatat apa yang dilihatnya berkenaan dengan diikatnya Iblis. Yohanes
melihat seorang Malaikat turun dari Surga memegang anak kunci jurang maut,
yaitu rumah alami bagi iblis dan malaikat-malaikan yang telah jatuh. Ketika ia
memperhatikan, ia melihat naga atau iblis diikat dengan rantai besar dan
dilemparkan kedalam jurang maut, dan tutup dimeteraikan dan dikunci dengan satu
pernyataan bahwa tidak akan dibuka sebelum seribu tahun kemudian. Sementara
Yohanes dapat melihat bahwa iblis itu diikat dan dilemparkan ke dalam jurang
maut agar iblis tidak lagi dapat aktif, sebagai tambahan dari apa yang
dilihatnya, ia juga mendengar penjelasan bahwa pengikatan iblis ini akan
berlaku selama seribu tahun dan bahwa maksudnya ialah untuk menjaga iblis
supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-banngsa.
Jelas bahwa
peristiwa-peristiwa ayat 1-3 bersifat kronologis dan pendukung sepenuhnya
penafsiran pramilenialisme. Bagaian ini menjelaskan bahwa iblis tidak hanya
dihambat, sebagimana yang diajarkan oleh beberapa orang, tetapi benar-benar
tidak aktif selama masa seribu tahun itu. Sebaliknya Perjanjian Baru
mengajarkan bahwa iblis masih benar-benar hidup pada masa sekarang ini. Dalam
Kisah 5:3 Ananias dan Safira dinyatakan dipenuhi iblis dan dimotofasi olehnya
dengan berdusta tentang hasil penjualan tanahnya. Dalam II Kor. 4:3, 4
dinyatakan bahwa ioblis sangat aktif dalam membutakan mata orang yang mendengar
Injil sehingga mereka tidak akan melihat dan memahaminya. Menurut Efesus 2:2,
orang-orang yang tidak selamat, bekerja dalam kuasa iblis. Dalam I Tes.2:18
iblis mengambarkan menahan Paulus dalam keinginannya untuk datang ke Tesalonika.
II Tim. 2:26, orang-orang yang tidak selamat dinyatakan akan dibawa sebagai
tawanan dan hanya dapat diselamatkan oleh kasih karunia Allah. Ayat yang
palling tegas terdapat dalam I Pet. 5:8, “sadarlah dan berjaga-jagalah!
Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singan yang mengaum-aum dan
mencari orang yang dapat ditelannya.”
- Situasi atau
keadaan pada masa kerajaan seribu tahun
Kerajaan seribu
tahun yang akan berlangsung sebelum peristiwa-peristiwa yang akan membawanya ke
puncak, digambarkan secara panjang lebar dalam banyak bagian dalam Kitab Suci.
Walaupun angka 1000 yang pasti tidak disebutkan kecuali dalam Wahyu 20, tetapi
kenyataan bahwa kerajaan itu berumur panjang dengan jelas dikatakan dalam
bagian-bagian membuat (Yes.2:2-4; 11:4-9; Mzm.72). Menurut Perjanjian Lama,
Yerusalem akan menjadi ibu kota kerajaan seribu tahun itu (Yes.2:3). Perang
akan berhenti ayat 4. Kerajaan seribu tahun itu, akan ditandai dengan
kebenaran, damai sejatera, dan ketenangan dan akan datang keadilan bagi orang yanng
tertindas ( Yes. 11:3-5). Bahkan binatang buaspun menjadi jinak ayat 6-9.
Yesaya menyimpulkan pemikiran itu dalam ayat 9, “tidak akan ada yang berbuat
jahat atau yang berlaku busuk seluru gunungKu yang kudus, sebab seluruh bumi
penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya,”
seperti yang dinyatakan dalam Yesaya 11:11-16; Yer. 23:3,4, 8; 30:3-9; 31:3-14.
Seperti halnya
dengan mazmur-mazmur lain, mazmur 72 memberi gambaran cemerlang mengenai masa
seribu tahun yang akan datang. Masa depan itu digambarkan sebagai makmur,
pemerintahanya adil, dan kedamaiannya yang melimpah dijanjikan selama bulan
masih bersinar. Semua raja akan tunduk dihadapan Kristus, dan pemerintahannya meliputi
dari ujung laut ke ujung laut lainnya. Bumi akan dipenuhi dengan kemuliaan
Allah. Keinginan bangsa-bangsa untuk perdamainan, keadilan, pengetahuan akan
Tuhan, keadilan ekonomi, dan kelepasan dari iblis akan mendapatkan pengenapan
nubuatnya. Faktor-faktor masa seribu tahun termasuk kekuasaan Kristus yang
mutlak, akan mencakup pemrintahan yang benar dan lingkungan yang ideal dibumi.
Dalam hal ini, pemerintahan Kristus sebagai Adam yanng terakhir menggantikan
apa yang direncanakan Allah bagi Adam yang ditempatkan untuk bertanggung jawab
atas taman Eden.
- Persitiwa atau situasi menjelang akhir masa Seribu tahun
Wahyu 20:11-15.
Selanjutnya Yohanes mencatat perubahan pandangan dan memperkenalkan Wahyu
mengenai takhta putih yang besar dan hukuman atas orang-orang mati yang jahat.
Ia menulis “ lalu aku melihat suatu takha putih yang besar dan Dia, yang duduk
diatasnya. Dari hadapannya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan
tempatnya” ayat 11. Walaupun kata “takha” kurang lebih muncul sebanyak 30x
dalam kitab Wahyu, tetapi ini adalah rujukan kepada satu takha yang berbeda
dengan yang pernah disebutkan sebelumnya, dan sesuai dengan hal itu takha itu
disebut “suatu takha putih yang besar.” Tidak seperti tahkta sebelumnya dibumi
dan disurga, tahkta ini digambarkan berada diangkasa dan diduduki oleh Kristus
sendiri.
Hal ini didukung
oleh pernyataan dalam Yohanes 5:22-23, “Bapa tidak menghakimi siapapun,
melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruh kepada Anak, supaya semua
orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barang siapa tidak
menghormati Anak, dia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia”. Sama
seperti pengadilan Kristus yang berlangsung disurga sebelum masa seribu tahun,
pengadilan ini tidak berlangsung dibumi, melainkan diangksa.
Kenyataan bahwa
bumi dan langit dan lenyap dari hadirat Dia yang duduk diatas takhta, itu
sesuai dengan Wahyu 21:1 dimana ada langit baru dan bumi baru. Sementara
Yohanes memperhatikan, ia melihat pengadilan yang besar sedang berlangsung,
“aku melihat oranng-orang mati, bessar dan kecil, berdiri didepan tahkta itu.
Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab
kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan
apa yang telah tertulis dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan
orang-orang mati yang ada didalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan
orang-orang mati yang ada didalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut
perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkan kedalam lautan api.
Itulah kematian yang kedua; lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan
namanya tertulis dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan kedalam lautan api
itu” (Wahyu20:12-15).
Kitab kehidupan
meliputi semua nama yang benar-benar selamat. Gambaran mengenai kebangkitan ini
menunjukkan bahwa itu adalah kebangkitan universal dari semua yang masih ada
dalam kubur, yaitu orang-orang yang tidak benar. Secar khusus disebutkan juga
bahwa laut menyerahkan orang-orang mati yang ada dalamnya, karena mayat yang
tenggelam dalam laut terlepas anggota-anggota tubuhnya dan berserakan
kemana-mana. Hal ini tidak menjadi masalah bagi Allah yang maha kuasa, dan
tubuh mereka akan dibangkitkan dari kematiaan di laut. Dikatakan juga bahwa “
kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada dalamnya” ayat 13, dan mereka
yanng berada dalam kerajaan maut (Hades) akan dilemparkan kedalam lautan api.
Dalam kitab suci
harus dibedakan antara Hades (kerajaan maut), yaitu tempat yangmati antara
kematian dan kebangkitan, dan lautan api, yaitu tujuan akhir dari orang yang
tidak selamat. Kebangkitang orang jahat dibedakan dengan kebangkitan orang yang
benar dalam hal itu ada pahala atau pujian kebenaran pada mereka.
Sama seperti orang
benar, mereka yang diberi tubuh yang tidak dapat hancur. Tetapi orang benar
menerima tubuh yang kudus dan cocok untuk berada dihadirat Allah, sedangkan
orang jahat menerima tubuh yang tidak dapat hancur dan cocok untuk hukuman
kekal. Saat itu mereka tetap jahat dan masih memberontak melawan Allah. Dalam
kitab suci sangat jelas bahwa orang yang tidak tercantum dalam kitab kehidupan,
akan dilemparkan kedalam lautan api.
Empat pandangan
utama tentang “millennium”
Secara garis besar ada empat pandangan mengenai konsep
tentang milenium. Keempat pandangan itu adalah:
1.
Premilenialisme
Anthony Hoekema dalam bukunya Alkitab dan Akhir Zaman
membagi pandangan ini ke dalam dua aliran yaitu:
1) Premilienialisme Historis
Menurut pandangan
ini kedatangan Kristus yang kedua kali akan terjadi sebelum berdirinya kerajaan
seribu tahun (milenium). Kedatangan Kristus yang kedua kali tersebut akan
didahului oleh penginjilan kepada bangsa-bangsa, masa kesusahan, murtad atau
pemberontakan hebat dan munculnya satu pribadi anti-Kristus.
Gereja harus
melewati seluruh kesusahan akhir ini. Ketika Kristus datang kembali,
orang-orang percaya yang telah mati akan dibangkitkan, orang-orang percaya yang
masih hidup akan diubahkan dan dimuliakan. Setelah itu kedua kelompok orang
percaya ini akan diangkat bersama-sama untuk bertemu dengan Tuhan di awan-awan.
Setelah mereka berjumpa dengan Kristus orang-orang percaya ini akan mendampingi
Kristus turun ke bumi. Setelah Kristus turun ke bumi, anti-Kristus akan binasa
dan pemerintahannya akan diakhiri, sementara itu sejumlah besar orang Yahudi
akan bertobat, percaya kepada Kristus sebagai Mesias dan diselamatkan.
Pertobatan orang-orang Yahudi ini akan menjadi berkat besar bagi dunia. Setelah
itu barulah Kristus menegakkan kerajaan-Nya di bumi selama seribu tahun secara
fisik bersama orang-orang percaya yang terdiri dari orang Yahudi dan
bangsa-bangsa lain. Bangsa-bangsa lain yang tidak percaya kepada Kristus akan
tunduk di bawah pemerintahan-Nya. Kejahatan sangat dibatasi pada jaman ini
(minimum crisis) dan kebenaran akan menguasai seluruh bumi seperti belum pernah
terjadi sebelumnya.
Menjelang akhir
milenium itu iblis yang selama ini diikat akan dilepas lagi dan kembali
menyesatkan bangsa-bangsa. Pada akhir milenium akan terjadi kebangkitan
orang-orang fasik dari kematian. Hal ini akan diikuti oleh penghakiman baik
bagi orang percaya maupun orang tidak percaya. Mereka yang namanya tertulis
dalam kitab kehidupan akan masuk ke dalam kehidupan kekal, sedangkan yang tidak
akan dilempar ke dalam lautan api. Manusia akan masuk ke dalam keadaan
akhirnya, yaitu: orang-orang yang tidak percaya akan menjalani penghukuman
kekal di dalam neraka, sedangkan orang-orang percaya akan hidup selama-lamanya
dalam bumi yang baru yang telah disucikan dari segala kejahatan.
2)
Premilienialisme Dispensasionalisme
Menurut pandangan
ini kedatangan Kristus yang kedua kali juga akan terjadi sebelum berdirinya
kerajaan seribu tahun (milenium), sebagaimana halnya dipahami oleh
Premilenialisme Historis. Perbedaannya adalah dispensasionalisme memahami
adanya keterpisahan mutlak antara Israel dengan gereja. Menurut pandangan ini:
dalam kedatangan-Nya yang pertama kali Kristus bermaksud untuk menawarkan kerajaan sorga kepada orang-orang
Yahudi sejaman-Nya, dimana kerajaan ini akan berupa pemerintahan Israel atas
bumi sebagaimana dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Dalam fase ini mereka harus
bertobat dari dosa dan beriman kepada Yesus sebagai Mesias. Namun sayang saat
itu orang-orang Yahudi menolak kerajaan tersebut sehingga berdirinya kerajaan
Kristus saat itu tertunda sampai kedatangan Kristus yang kedua kalinya kelak,
sebagai awal dari masa seribu tahun. Oleh karena penolakan yang berakibat
penundaan tersebut Kristus menggantinya dengan gereja.
Menurut pandangan ini kedatangan
Kristus yang kedua akan terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah saat
Kristus masih berada di awan-awan dan belum sepenuhnya berada di bumi. Pada
tahap ini terjadi pengangkatan (rapture) yang dapat terjadi setiap saat,
terjadi kebangkitan bagi orang-orang percaya dari Perjanjian Lama serta
orang-orang percaya yang masih hidup baik Yahudi maupun bangsa lain. Mereka
akan diubahkan, dimuliakan diangkat ke awan-awan untuk bertemu dengan Tuhan
Yesus. Bersama-sama dengan Kristus, seluruh orang orang percaya dalam gereja
akan naik ke sorga untuk merayakan perjamuan kawin Anak Domba selama tujuh
tahun lamanya. Menurut pandangan ini yang dimaksud dengan ”tujuh tahun” di sini
adalah penggenapan dari minggu ketujuhpuluh dari nubuat Daniel. Selama gereja
berada di sorga, segenap peristiwa di bumi tetap berlangsung, dimana kesusahan
besar terjadi bagi orang-orang yang tertinggal dan orang-orang Yahudi, sehingga
sisa-sisa Israel akan berbalik kepada Yesus dan mengakui Kristus sebagai
Mesias. Sisa dari orang Israel itu mengabarkan Injil dan membawa banyak orang
kepada pertobatan. Sementara raja-raja fasik di bumi bersatu dan menyerang umat
Allah dalam perang Harmagedon. Tahap kedua adalah pada akhir masa tujuh tahun
tersebut Kristus akan turun kembali dalam kemuliaan, beserta dengan gereja-Nya,
untuk membinasakan musuh-musuh-Nya dan mengakhiri perang Harmagedon. Semua
bangsa Israel dikumpulkan di tanah Palestina, iblis diikat dan dilempar ke
jurang maut dan dimeteraikan selama seribu tahun harafiah lamanya.
Bangsa-bangsa yang menolak Kristus akan dihakimi sedang yang percaya kepada-Nya
akan masuk ke dalam pemerintahan seribu tahun itu dan menikmati semua
berkatnya. Setelah dua tahap kedatangan itu maka dimulailah kerajaan seribu
tahun yang dipimpin langsung oleh Kristus sendiri, yang duduk di takhta yang
berada di Yerusalem dan memerintah atas sebuah kerajaan secara riil. Manusia di
masa ini masih berada di dalam kondisi sebagaimana adanya, seperti kawin
mengawinkan contohnya.
Setelah genap masa
seribu tahun semua orang fasik yang telah mati akan dibangkitkan dan dihakimi
di hadapan takhta putih yang mulia. Mereka yang namanya tidak tertulis di dalam
kitab kehidupan akan dibuang ke dalam lautan api, sedang mereka yang tertulis
di dalamnya, yaitu orang percaya, akan masuk ke dalam kehidupan yang kekal
dalam bumi yang baru yaitu Yerusalem sorgawi.
2. Postmilenialisme
Menurut pandangan
ini kedatangan Kristus yang kedua kali akan terjadi setelah masa seribu tahun
harafiah dimana pemerintahan Kristus tidak dipahami hadir secara fisik di bumi.
Kehadiran kerajaan Allah di bumi dipahami dengan sedang terus diperluasnya
pemberitaan Injil dan pekerjaan Roh Kudus di dalam hati manusia sehingga secara
perlahan banyak orang akan bertobat dan saat masa seribu tahun itu terwujud prinsip-prinsip iman dan
moral Kristen akan muncul sebagai standar yang diterima oleh semua bangsa dan
individu. Dosa belum dihapuskan tetapi akan dikurangi seminimal mungkin. Semua peradaban akan menjadi lebih baik dalam
segala aspeknya. Setelah itu Kristus akan kembali untuk sepenuhnya
mengkristenkan dunia. Pada akhir milenium iblis akan dilepaskan sehingga iblis
kelak melakukan perlawanan terhadap gereja dalam waktu yang singkat sebelum
kedatangan Kristus yang kedua kali. Akan tetapi hal ini sama sekali tidak
meniadakan pengharapan terhadap zaman keemasan milenium di masa yang akan
datang. Setelah kedatangan Kristus yang kedua terjadilah kebangkitan umum
dimana semua umat manusia masuk dalam kehidupan yang kekal.
3.
Amilenialisme
Pandangan ini
memahami bahwa masa seribu tahun bukan suatu durasi harafiah, melainkan
menunjuk kepada suatu masa yang sudah terjadi, sedang berlangsung dan yang
terus berlangsung hingga kegenapannya. Masa ini merupakan masa antara
kedatangan Kristus yang pertama dengan kedatangan-Nya yang kedua. Kerajaan
Allah sebagai pemerintahan Kristus atas orang-orang percaya, oleh pandangan
ini, saat ini juga sedang hadir di dalam dunia melalui Firman dan Roh Kudus.
Pada saat yang ini juga orang-orang percaya sedang terus menantikan
penyempurnaan kerajaan Allah di masa yang akan datang di dalam bumi yang baru.
Mereka menyadari meskipun Kristus telah menang atas dosa dan iblis, namun kuasa
iblis tetap ada bersama-sama dengan kerajaan Allah hingga akhir zaman. Kita
telah menerima berkat-berkat eskatologi pada masa sekarang, tetapi tetap
menantikan penggenapan dan kesempurnaannya pada masa yang akan datang saat
Kristus datang kedua kalinya. Oleh karena itu seorang amilenialis menantikan
digenapinya penyebaran Injil ke seluruh bangsa dan pertobatannya sebelum
kedatangan Kristus yang kedua.
Kedatangan Kristus
yang kedua kali merupakan suatu peristiwa tunggal. Saat hal itu tergenapi akan
terjadi kebangkitan umum bagi orang-orang percaya maupun tidak. Bagi yang
percaya yang masih hidup akan diubahkan dan dimuliakan untuk kemudian diangkat
dan bertemu dengan Tuhan di awan-awan. Sesudah itu Kristus akan melaksanakan
penghakiman terakhir dimana orang-orang yang tidak percaya akan dicampakkan ke
dalam penghukuman kekal sedangkan mereka yang percaya akan menikmati segala
berkat di dalam langit dan bumi yang baru untuk selama-lamanya.
Kritik Anthony A. Hoekema terhadap Premilenialisme dan
Postmilenialisme
Dalam bukunya Alkitab dan Akhir Zaman (edisi terjemahan
dari The Bible and the Future), Anthony A. Hoekema memberikan kritiknya atas
tiga pandangan pertama di atas:
1. Keberatan
terhadap Premilenialisme Historis
Wahyu 20 yang dipakai oleh Premilenialisme Historis tidak
memberikan bukti akan adanya pemerintahan seribu tahun yang akan diikuti
kedatangan Kristus yang kedua. I Korintus 15:23–24 tidak memberikan bukti yang
jelas bagi pemerintahan di bumi seperti yang dipahami oleh premilenialisme.
Turunnya Kristus bersama-sama dengan orang-orang percaya
yang dimuliakan ke bumi di mana dosa dan kematian masih ada merupakan hal yang
bertentangan dengan realitas kemuliaan akhir. Menurut Hoekema hal itu merupakan
suatu antiklimaks. Mengapa? Karena kedatangan Kristus kedua kali ke bumi itu
merupakan suatu jalan kembali ke bumi yang masih ada dosa. Justru kedatangan
Kristus yang kedua kali pada akhirnya akan memberikan kehidupan kekal kepada
orang percaya..
Pemerintahan seribu
tahun di bumi sebagaimana diajarkan oleh premilenialis tidak sejalan dengan
ajaran Perjanjian Baru tentang eskatologi. Pemerintahan semacam ini tidak
termasuk dalam kategori masa sekarang maupun masa yang akan datang. Masa seribu
tahun premilenialisme merupakan masa tidak memiliki korelasi dengan masa
sekarang maupun masa yang akan datang, sehingga bagi kita yang hidup sekarang,
milenium itu tidak berdampak apa-apa. Jelas hal itu tidak sesuai dengan Firman
Tuhan
2. Keberatan terhadap
Premilenialisme Dispensasionalis
Premilenialisme
Dispensasionalis mengabaikan hal yang sangat mendasar dalam Alkitab, yaitu
kesatuan Alkitab. Karena paham ini membagi sejarah dalam tujuh periode waktu
(dispensasi) yang berbeda-beda, dimana setiap periode dipahami memiliki
penebusannya masing-masing. Bukankah sebenarnya penebusan Kristus merupakan
sesuatu yang menyatukan sejarah keselamatan sebagaimana diwahyukan Alkitab.
Ajaran bahwa Allah
memiliki tujuan yang berbeda bagi Israel dan gereja adalah suatu paham yang
tidak benar. Dalam Perjanjian Baru, kata yang dipakai untuk umat-Nya, adalah
gereja dan Israel, sehingga tidak ada pemisahan atau perbedaan dari keduanya.
Perjanjian Lama tidak mengajarkan
akan berdirinya kerajaan seribu tahun di bumi yang bersifat fisik. Hal ini
dipakai oleh paham ini untuk menggambarkan kerajaan seribu tahun yang
sebenarnya adalah penggenapan akhir karya penebusan Allah.
Alkitab tidak
mengajarkan pemulihan politik bagi Israel melalui masa seribu tahun.
Dispensasionalis menggunakan Yesaya 11:11–16 yang menggambarkan tentang
nubuatan tentang kemuliaan dari kerajaan yang akan datang, yang akan ditegakkan
ketika Anak Daud kelak kembali dalam kemuliaan. Tempat kedatangan kembali ini
ditafsirkan oleh dispensasionalis secara harafiah yaitu tanah leluhur pada
sesaat sebelum dimulainya milenium. Hal ini seharusnya dipandang secara
figuratif.
Konsep
premilenialisme dispensasi tentang penundaan kerajaan Israel tidak memiliki
dasar dalam Alkitab. Penolakan semua orang Yahudi terhadap kerajaan Allah
sangatlah tidak mendasar, karena walaupun banyak yang menolak, tetapi ada juga
yang menerima seperti murid-murid Kristus.
Konsep
premilenialisme dispensasi tentang gereja sebagai pengganti sementara terhadap
tertundanya kerajaan Israel tidak memiliki dasar Alkitab. Dalam Kejadian 12:3,
Allah mengatakan bahwa non-Israel akan turut serta ambil bagian menikmati
berkat-berkat keselamatan bersama-sama dengan bangsa Israel.
3. Keberatan terhadap Postmileanisme
Nubuat-nubuat
Perjanjian Lama yang ditafsirkan oleh para postmileanis sebagai petunjuk akan
adanya zaman keemasan di masa yang akan datang merupakan gambaran bagi kondisi
akhir orang-orang tebusan Kristus.
Penafsiran
postmileanisme tentang masa sengsara dalam Matius pasal 24 dan kemurtadan dalam
2 Tesalonika pasal 2 tidak dapat dibenarkan. Khotbah akhir zaman dalam Matius
pasal 24 berbicara tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan keruntuhan
Yerusalem maupun akhir zaman dimana penganiayaan atas umat Tuhan terjadi
sebagaimana belum pernah terjadi sebelumnya. Yang benar adalah: masa murtad
bukan sesuatu yang terjadi hanya pada masa lalu sebagaimana kitab Tesalonika
mengajarkan bahwa sebelum kedatangan Kristus yang kedua akan ada kemurtadan
terlebih dahulu.
Wahyu 20:1–6 tidak mendukung posisi postmilenialisme
karena dalam bagian ini milenium sama sekali tidak menunjuk pada suatu masa
keemasan di bumi melainkan diikatnya iblis sehingga orang-orang percaya dapat
memerintah bersama-sama dengan Kristus di bumi.
Pengharapan postmilenialisme akan adanya zaman keemasan
yang akan terjadi sebelum Kristus kembali merupakan hal yang tidak sejalan
dengan perseteruan yang terus berlangsung di dalam sejarah antara Kerajaan
Allah dan kuasa jahat.
Kerajaan ”seribu tahun” menurut Amilenialisme (Wahyu 20:1-6)
Menurut William Hendriksen dalam bukunya Lebih Dari
Pemenang (edisi terjemahan dari More Than Conqueror) kitab Wahyu terbagi atas
tujuh bagian sebagai berikut:
1. Pasal 1–3
menggambarkan Kristus yang telah dibangkitkan dan dimuliakan sedang berjalan di
tengah-tengah tujuh kaki dian emas.
2. Pasal 4–7
merupakan penglihatan tentang tujuh meterai.
3. Pasal 8–11 melukiskan tentang ketujuh sangkakala
penghakiman
4. Pasal 12–14
merupakan penglihatan.
5. Pasal 15–16
menggambarkan ketujuh cawan murka Allah.
6. Pasal 17–19
melukiskan tentang kejatuhan Babel.
7. Pasal 20–22
mengisahkan tentang kehancuran naga (iblis).
Walaupun ketujuh
bagian di atas bersifat paralel satu dengan lainnya, tetapi masing-masing
bagian juga menyingkapkan tentang progresifitas tertentu dalam proses
eskatologi.
Masa seribu tahun
dalam Wahyu 20:1–3 harus dipahami sebagai suatu masa yang durasinya bersifat
simbolis dimana di dalamnya iblis diikat sebelum pada akhirnya ia akan dilempar
ke dalam jurang maut. Jadi angka seribu di sini tidak boleh dipahami secara
harafiah. Peristiwa yang terjadi di dalam ayat 1-3 ini merupakan peristiwa yang
terjadi di bumi dimana masa seribu tahun dalam bagian ini merdiawali dengan
kedatangan Kristus yang pertama hingga kedatangan-Nya yang kedua. Pada masa ini
gerak iblis untuk mengarahkan manusia berbuat dosa telah dibatasi oleh adanya
pekabaran injil yang dilakukan di muka bumi.
Masa seribu tahun
dalam Wahyu 20:4–6 harus dipahami juga tentunya sebagai suatu masa dengan
durasi simbolis akan tetapi berhubungan dengan apa yang terjadi di sorga dimana
Yohanes melihat jiwa-jiwa manusia dipenggal kepalanya. Jadi perikop ini sama
sekali tidak berbicara tentang pemerintahan Kristus di bumi melalui kerajaan
bangsa Yahudi, sebagaimana dimaksud oleh Premilenialisme, melainkan
menggambarkan tentang orang-orang percaya yang telah mati namun hidup dan
memerintah bersama-sama dengan Kristus di sorga, di masa antara kematian mereka
dan sebelum Kristus datang kedua kalinya.
Pada akhirnya,
seluruh orang percaya akan masuk ke dalam kehidupan yang kekal dalam langit dan
bumi yang baru, dimana dosa dan kelemahan akan dihapuskan. Yerusalem baru
merupakan tempat umat Allah kelak akan berdiam.
Kerajaan Allah
bersifat ”already”, yaitu sudah terjadi, dan ”not yet”, yaitu ”sedang dan akan
terus disempurnakan”. Dengan demikian sebagai orang-orang percaya sepanjang
sejarah dapat dikatakan bahwa sekarang kita telah menikmati kerajaan Allah
dalam hidup bersekutu dengan Tuhan dan orang percaya lainnya, dan akan
disempurnakan kelak saat kedatangan Kristus kedua kalinya untuk kemudian
bersama dengan-Nya memerintah di bumi dan di sorga.
No comments:
Post a Comment