BAB 1
PENDAHULUAN
Kristologi sebenarnya tercakup dalam soteriologi (The Doctrine of salvation ): sebab keilahian, kemanusiaan dan pekerjaan-Nya mempunyai hubungan erat dengan karya keselamatan-Nya, namun ruang lingkup soteriologi sangat besar, yakni mencakup kejatuhan manusia, asal mula, penghakiman dan sebaganya. Pekerjaan Kristus, mencakup sebelum pekerjaan sebelum kelahiran-Nya, rencana keselamatan-Nya bagi Manusia, sebelum penciptaan alam semesta, pengampunan dosa manusia dan mengaruniakan damai sejahtera, hidup kekal, kebangkitan manusia dan sebagainya.
Karya keselamatan sangat dipandang dari segi jabatannya, kristus dan memiliki jabatan dalam menyelamatkan dunia ini,dan kristus yang artinya diurapi dalam bahasa ibrani disebutkan Masyiakh (Mesias). Gereja kristus menyebutkan Yesus adalah penebus dasa manusia, oleh karena itu gereja kristea memuji "Hanya satu nama yarrg merupakan penghafapall hidup seluruh umat manusia. Jadi karya penyelamatan kristus sangat dipandang dari segi jabatannya hal itu berarti, bahwa kristus memenuhi tugas keselamatan. Agar manusia didunia ini lepas dari dosa dan sangat memerlukan keselamatan di dalam dunia.. Dialah yang menaruh kasih sayang terhadap umat manusia yang ada di dunia ini.
BAB II
JABATAN-JABATAN KRISTUS
A. Catatan pendahuluan tentang jabatan-jabatan Kristus secara umum.
1. Pengertian tentang jabatan-jabatan dalam sejarah.
Telah menjadi kebiasaan untuk membicarakan tiga jabatan berkenaan dengan karya Kristus, yaitu jabatan sebagai nabi, imam dan raja. Kendatipun sebagian dari Bapak-Bapak Gereja ada yang menyebutkan jabatan-jabatan Kristus yang lain, Calvinlah yang mula-mula menyadari pentingnya membedakan tiga jabatan dari Sang Pengantara dan memperhatikan serta membicarakan kertiga jabatan tersebut secara terpisah dalam institusio. Di antara kaum Lutheran, Gerhard adalah orang pertama yang mengembangkan doktrin tentang ketiga jabatan Kristus. Quenstedt menganggap ketiga perbedaan jabatan itu sebagai sesuatu hal yang tidak terllalu penting dan memperhatikan fakta bahwa sebagian teolog Lutheran hanya membedakan dua jabatan, dan menggabungkan jabatan nabi dan jabatan imam.
Di kalangan gereja Lutheran ada pertentangan-pertentangan yang cukup besar berkenaan dengan ketiga jabatan Kristus. Eernesti memberikan ringkasan tentang keberatan-kebratan yang muncul. Menurut dia, pembagian itu sebenarnya hanya buatan saja; istilah nabi, imam dan raja yang dipakai dalam Alkitab tidak sama artinya dengan apa yang terkandung dalam pembagian ini, tidak mungkin membedakan dengan jelas satu fungsi dengan fungsi yang lain dalam karya Kristus, dan istilah sebagaimana dipakai dalam Alkitab ditujukan kepada Kristus hanya dalam pengertian kiasan saja dan karena itu tidak memiliki arti yang tepat sebagaimana dipakai, yang menunjukkan suatu bagian tertentu dari karya Kristus.
Para Teolog Lutheran yang kemudian, Reinhard, Doederlein, Storr dan Bretschnei-der menolak pembedaan ini. Ritschl juga tidak setuju pada pembedaan ini, dan berpendapat bahwa istilah “profesi” lllebih sesuai daripada istilah “jabatan”. Haering mengikuti Ritsch dalam penyangkalannya terhadap ketiga jabatan Kristus dan juga dalam tekanannya tentang panggilan. Teologi modern menentang pengertian ini secara keseluruhan, sebagian karena tidak menyukai istilah arus pemikiran ini, dan sebagian lain karena tidak mau menerima pendapat tentang Kristus sebagai tokoh yang berjabatan.
2. Pentingnya perbedaan itu
Perbadaan tentang ketiga jabatan Kristus sangat penting dan harus di pegang teguh, kendatipun memangpenerapan yang konsisten terhadap kedua keadaan Kristus tidak mudah dan tidak selalu berhasil dengan baik. Kenyataan bahwa Kristus diurapi dalam tiga jabatan dapat dijelaskan berdasarkan kenyataan bahwa manusia pada dasarnya dimaksudkan untuk keetiga jabatan dan pekerjaan ini. Karena manusia diciptakan oleh Allah, maka Ia adalah nabi, imam dan raja, dan dengan demikian Ia mempunyai pengetahuan dan pengertian, kebenaran dan kesucian, dan juga kuasa atas makhluk yang lebih rendah. [1]
B. Ketiga Jabatan Yesus Kristus
1. Jabatan Nabi
Didalam Perjanjian Lama ada tiga istilah yang dipakai untuk nabi yaitu nabhi, ro’eh, chozeh. Didalam Keluaran 7:1; Ulangan 18:18, pengertian nabhi menunjuk kepada seseorang yang datang dari Allah, kepada umat dengan membawa message (pesan, berita). Kata ro’eh dan chozeh, menekankan kenyataan dan pengertian bahwa nabi adalah seseorang yang mendapatkan penyataan dari Allah, khususnya melalui vision. Kedua kata itu biasanya dipakai untuk saling melengkapi.
Istilah atau nama lain yang dipakai untuk menunjukkan hakikat nabi, ialah istilah manusia Allah, pemberita dari Tuhan atau penunggu.
Di dalam Perjanjian Baru kata yang dipakai adalah prophetes yang berasal dari pros dan phemi yang berbicara di depan atau berbicara tentang hal-hal di depan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mendapatkan penyataan Allah, yang melayani Allah, khususnya sebagai pembawa berita dan yang berbicara di dalam nama Allah di depan umat-Nya. [2]). Yesus dikenal sebagai seorang nabi, (Mrk 6:4; bnd Luk. 4:24; Yoh. 4:44). Yesus telah berkiprah sebagai seorang yang memiliki kuasa (eksousia) yang pasti merupakan ciri kenabian. Karena Yesus dikenal tidak hanya sebagai seorang nabi, tetapi seorang nabi akhir zaman, sebagai Dia yang memberitakan telos (maksud akhir) dan tujuan akhir Allah dan sebagai Dia yang mendatangkan dan mewujudkan “tindakan akhir sebagai Dia yang mendatangkan dan mewujudkan “tindakan akhir Allah yang paling menentukan untuk menyelamatkan umat-Nya [3]). Kepada Musa dinyatakan, bahwa seorang nabi lain akan bangkit yang sama seperti dia, namun perkataan-Nya akan mempunyai kekuasaan Ilahi yang menentukan (Ulangan 18:15-19). Nabi yang akan datang ini adalah Tuhan kita Yesus Kristus (Kis 3:20-26). [4]
a. Sikap atau Sifat Nabi
Sebagaimana disebutkan di dalam Keluaran 7:1 dan Ulangan 18:18, nampak adanya dua elemen dalam tugas seorang nabi atau tugas kenabian yaitu fungsi nabi yang bersifat pasif dan di lain pihak bersifat aktif. Di satu pihak reseptif (menerima) dan di lain pihak produktif. Sebab seorang nabi adalah seorang yang menerima panggilan dari ilahi, menerima perintah dari Allah dan harus mengkomunikasikan penyataan ilahi itu kepada orang lain. Sebagai nabi, Yesus menjadi pembicara atas nama Allah. Dalam injil, gelar nabi sering diberikan kepada Yesus oleh orang banyak sebagai reaksi terhadap tindakan-tindakan-Nya (Matius 21:11) [5]
b. Kewajiban Nabi
Kewajiban utama seorang nabi adalah menyatakan kehendak Allah kepada manusia. memonitori pelayanan dan pekerjan manusia, menafsirkan hukum Allah khusunya dari segi moral dan aspek-aspek rohani.
Nabi mempunyai tanggung jawab untuk mengajak umat kembali kepada hukum Tuhan (Firman Allah); namun juga mengingatkan umat kepada perjanjian Allah dan masa depan umat Allah. Roh nabi-nabi, yaitu kuasa atau karunia Allah mempunyai misi yang sama, memuliakan YAHWEH. Kuasa membuka rahasia masa depan, rencana Allah yang pasti adalah pernyataan kasih-Nya kepada dunia: injil kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya (Roma 1:16). Hanya ada satu injil. Paulus menegaskan, siapa pun mereka yang membawa injil lain, berbeda dengan injil Kristus sebagaimana dinyatakan Kitab suci, akan terkutuk. [6]
c. Berita Nabi
Ada tiga berita utama yang harus disampaikan oleh nabi, yaitu:
1. Menyangkut Israel
Berita tentang penentuan bagi Israel dan pengadilan atau hukuman bagi bangsa kafir. Bahwa bangsa Israel akan mengalami pemulihan sesudah masa pembuangan.
2. Nubuat Mesianis
Berita nabi yang bersifat mesianis, yaitu tentang kedatangan Mesias sebagai penebus dan penyelamat Israel dan dunia.
3. Nubuat Eskatologis
Nubuat yang bersifat eskatologis ada yang sudah digenapi, sedang dalam proses penggenapan dan belum digenapi.
d. Tugas Kenabian dalam karya Kristus
1. Sebelum dan sesudah inkarnasi
Sebenarnya tugas kenabian tersebut juga sudah dilaksanakan pada masa perjanjian lama dalam penyataan-penyataan khusus sebagai malikat Allah ( Malakh YHWH ).
Sesudah inkarnasi, Dia membawa tugas kenabian-Nya didalam pengajaran dan mujizat-mujizat yang diperbuat, didalam pengajaran kepada para murid ( yang kemudian menjadi para rasul ); khotbah-khotbahNya kepada orang percaya untuk bersekutu didalam roh.
2. Pada masa inkarnasi
Sebagai nabi Ia melaksanakan tugas sebagaimana malaikat Tuhan didalam perjanjian lama dan juga dalam inkarnasi-Nya dengan pengajaran dan teladan yang ia berikan, seperti dalam yohanes 13:15, pilipi 2:5; 1 petrus 2:22
2. Jabatan Imam
Di dalam Perjanjian lama umumnya kata yang dipakai untuk menjelaskan Imam adalah kata kohen, imam berperan untuk menjelaskan aturan-aturan ritual dan menjalankan.Dalamperjanjian baru digunakan kata hierus yang artinya “ Ia yang perkasa”, “seorang yang sakral”seseorang yang menyerahkkan diri dihadapan Tuhan
kecuali istilah imam yang juga dipakai dalam penyembahan berhala, sebagaimana terdapat di dalam 1 Raja 23:5; Hosea 10:5; Zakharia 1:4 istilah yang dipakai adalah chemarin yang artinya kurang jelas, peran yesus sebagai imam perjanjian baru dalam roh dan kebenaran dengan menjadi syafaat bagi umat-Nya, peran-Nya
a. Fungsi Imam
Fungsi imam yang dikenal di dalam Alkitab terdapat di dalam Ibrani 5:1 yang menjelaskan bagaimana karakteristik tugas imam diberikan. Unsur-unsur penting yang terdapat didalamnya adalah
1. Dipilih oleh Allah untuk menjadi representatif manusia
2. Dipanggil oleh Allah (Ibrani 5:4).
3. Mempunyai interest dengan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan manusia untuk disampaikan kepada Allah.
Memberikan persembahan kurban karena dosa. Meskipun sebenarnya pekerjaan seorang imam lebih daripada itu. Karena ia juga harus menaikan doa syafaat untuk umat-Nya ( ibrani 7:25 ) dan memberkati mereka didalam nama Allah ( imamat 9:22)
b. Bukti Alkitabiah bahwa Tuhan yesus mempunyai jabatan sebagai imam,atau keimaman penebus dalam perjanjian lama misalnya, mazmur 110:4,zakaria 6:13 yang menunjukan keimamananNya. Khususnya sebagai imam besar yang merupakan pre figur messias.didalam perjanjian baru yang menguraiakan tentang keimaman kristus, yaitu ibrani 3:1, 4:14; 5:5 ; 6:20 ; 7:26 ; 8:1
c. Tipos pengurbanan yesus
Kurban sebagaimana diajarkan oleh musa merupakan lambang atau tipos kurban kristus. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
a. Hakikat dan macam kurban
Harus disadari bahwa banyak tafsiran yang beraneka ragam terhadap kurban perjanjian lama.
1. Memberikan kurban berarti mempunyai tujuan supaya berkenan kepada Allah, mengekspresikan ucapan syukur kepada-Nya karena luput dari murka-Nya
2. Secara esensial kurban makanan melambangkan perjamuan ( persekutuan Allah dengan manusia )
3. Secara rohani berarti pengakuan atas dosa.
4. Kurban mempunyai arti subtitusi ( pengganti ) dan yang secara simbolis Allah menerima orang berdosa dan menghendaki ketaatan yang aktual yang dinyatakan didalam kurban bahwa kehendak-Nya untuk taat dan kerinduannya akan keselamatan telah dinyatakan.
b. Hakikat tipos kenabian
Kurban-kurbanyang diajarkan oleh musa bukan saja bersifat ceremonial dan simbolis, tetapi juga bersifat spiritual dan juga tipologis, misalnya sifat kenabian ( prophetical character )
sifat-sifat tersebut menunjukan kepada kristus dan juga menampakan adanya injil didalam hukum.
3. Jabatan Sebagai Raja
Didalam perjanjian lama sudah diajarkan dan dinyatakan bahwa tahta-Nya telah ditegakkan dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu ( MAZMUR 103:19 ) (markus 10: 15)
Dalam hakikat-Nya sebagai oknum Allah yang Esa,yaitu pribadi kedua, Yesus Kristus Adalah raja yang kekal.
1. Natur Kerajaan
Sebagai raja ialah kepala gereja, Ia menyelamatkan umat-naya dan melindungi dalam roh dan kebenaran, firman dan keadilan.
Kerajaan kristus bersifat rohani dan mempunyai kekuasaan atas rregnum gratiae yaitu kekuasaan memberikan pengampunan, anugerah kepada umat-Nya atau gereja. Kerajaan ini dinyatakan secara khusus didalam persekutuan, pemerintahan pemeliharaan dan penyempurnaan gereja. Hal tersebut juga dinyatakan didalam [7]perjanjian baru dengan istilah kristus adalah kepala gereja. ( efesus 1:22, 4:15; 5:23 ; kolose 1:18; 2:19) istilah ini praktisnya sama nilai dengan raja.
2. Sifat-sifat kerajaan kristus
a. Regnum gratiae sebenarnya menunjukan indikasi karya anugerahnya,. Bahwa tak seorang pun menjadi penduduk atau warga kerajaan-Nya berdasarkan jasa atau perbuatan baiknya yang bersifat manusiawi.
b. Bersifat masa kini dan masa yang akan datang
Matius 12:28; lukas 17:21; kolose 1:13. Harus diingat bahwa kerajaan Allah pada masa yang akan datang bukanlah sebagai hasil perkembangan dari “ yang dibangu pada masa kini “ melainkan akan datang pada masa kedatangan kristus yang kedua kalinya.
c. Hubungannya dengan gereja
Ada hubungannya dengan gereja kendatipun tidak sama dengan gereja kewarganegaraan-Nya sekaligus juga merupakan kewarganegaraan gereja yang tidak kelihatan ( invisible church ).
d. Masa pemerintahan
Mengenai duration of kingship atau lamanya pemerintahan kerajaan ini akan dibahas secara khusus dalam ekskatologi.
.
Kesimpulan
Pada massa pertama pelayanan Yesus, jabatannya dititik beratkan terdiri dari tiga jabatannya yakni jabatan sebagai nabi, jabatan imam, dan jabatan raja. Jabatan diartikan suatu pekerjaan yang ditugaskan oleh penguasa yang lebih tinggi dari pada melaksanakan pekerjaan itu. Jabatan sebagai nabi ialah mampu melaksanakan tugasnya seorang nabi yang disebut juru bicara yang melakukan sesuai kehendak Allah. Jabatan yesus sebagai imam dan kewajiban iaah mempersembahkan korban dan mendoakan umat Allah serta memberkatinya dan menjadi berkat bagi sesama manusia yang ada didunia, sedangkan jabatan kristus sebagai raja uaitu memerintah, melindungi dan memelihara umatnya. Demikian karya penyelamatan kristus, jika dipandang dari segi jabatannya.
Relevansi
Dipandang dari sudut massa kini, bahwa jabatan ialah pekerjaan atau tugas dari pemerintah. Berbeda dengan arti jabatan Alkitab yaitu pekerjaan yang ditugaskan oleh penguasa yang lebih tinggi, dari pada yang melaksanakan pekerjaannya. Jabatan yang akan dibahas dalam penyimpulan tugas kristus sebagai penyelamat umat manusia ialah imam, nabi dan raja.
Apabila ditinjau dari ketiga jabatan tersebut dalam jaman sekarang. Bahwa imam mampu memberkati, sedangkan nabi merupakan orang yang terpilih oleh Allah untuk menyampaikan kehendak Allah kepada umat manusia dan raja diartikan orang memerintah suatu bangsa atau negara, dengan kekuasaan raja yang sangat terbatas dan biasanya hanya sebagai kepada negara.
Daftar Pustaka
[1] Louis Berkhof: Teologi Sistematika (Lembaga Reformed Injili Indonesia) 133-134
[2] Lotnatigor Sihombing:Yesus Kristus Tuhan Kita (Batu: Sekolah Tinggi Theologia I-3),57
[3] Roy Eckart: Menggali Ulang Yesus Sejarah (BPK Gunung Mulia), 27
[4] Frank M. Boyd: Kristus Kehiduoan dan Pelayanan-Nya (Malang, Jawa Timur: Gandum Mas),105
[5] Arthur E. Zannoni: Apa Kata Injil Tentang Dia(Jakarta: Penerbit Obor),55
[6] Tjahjadi Nugroho: Manusia Yesus Kristus (Semarang: Yayasan Sadar), 163-164
[7] Dr. Yakob Tomatala.,
No comments:
Post a Comment