Friday, 29 June 2018

Kepemimpinan Rasul Paulus


Sejarah Pelayanan Dan Kisah Hidup Rasul PAULUS


I. Hidupnya

a. Latar belakang


Dari kelahiran Paulus sampai ia tampil di Yerusalem sebagai penganiaya orang Kristen, hanya sedikit yg kita ketahui. Walaupun dia suku Benyamin dan anggota Farisi yg sangat aktif (#/TB Rom 11:1*; #/TB Fili 3:5*; #/TB Kis 23:6*), ia lahir di Tarsus sebagai warga negara Roma (#/TB Kis 16:37; 21:39; 22:25* dab). Yerome mengutip cerita tradisi yg mengatakan leluhur Paulus berasal dari Galilea. Tidak jelas apakah mereka pindah ke Tarsus karena alasan perdagangan, atau karena dijajah oleh pemerintah Siria. Tentang mereka warga negara Roma memberi kesan bahwa mereka sudah lama tinggal di sana.

Sir William Ramsay dan yg lain-lain membuktikan bahwa Tarsus benar ‘kota yg terkenal’ (#/TB Kis 21:39*). Tarsus adalah pusat pendidikan, sehingga para ahli umumnya menerima bahwa rasul Paulus mempelajari berbagai filsafat Yunani dan ibadah-ibadah agama pada masa mudanya di sana. Tapi kemudian anggapan ini dipersoalkan oleh Van Unnik. Alasannya ialah, bahwa ay-ay yg terkait (#/TB Kis 22:3; 26:4* dab) menempatkan Paulus di Yerusalem sebagai anak kecil; #/TB Kis 22:3* harus dibaca dengan urutan: (1) lahir di Tarsus; (2) dibesarkan di lutut ibu (anatethrammenos) di kota ini; (3) dididik dengan teliti di bawah pimpinan Rabi *Gamaliel. Sebagai ‘seorang muda’ (#/TB Kis 7:58*; #/TB Gal 1:13* dab; #/TB 1Kor 15:9*) Paulus mendapat kekuasaan resmi untuk mengatur penganiayaan orang Kristen, dan sebagai anggota sinagoge atau dewan Sanhedrin ‘aku juga setuju jika mereka dihukum mati’ (#/TB Kis 26:10*). Mengingat pendidikan Paulus dan kedudukannya sebagai tokoh terkemuka, bolehlah dianggap keluarganya kaya dan berkedudukan tinggi; bahwa kemenakannya bisa berjumpa dengan pemimpin-pemimpin di Yerusalem cocok juga dengan kesan ini (#/TB Kis 23:16,20*).

Mengenai penampilan pribadi lahiriah Paulus, Alkitab hanya menggambarkan tidak meyakinkan (#/TB 1Kor 2:3* dab; #/TB 2Kor 10:10*). Gambaran yg mengesankan, yg Deissmann (hlm 58) dan Ramsay (The Church in the Roman Empire, hlm 31 dst) cenderung menerimanya, ialah yg terdapat dalam kitab Apokrifa Acts of Paul and Thecla, ‘Dan dia lihat Paulus datang, seorang yg kecil perawakannya, rambutnya tipis dan halus, kakinya bengkok, badannya tegap, alisnya bertemu, hidungnya sedikit bungkuk, penuh betas kasihan: sebab kadang-kadang ia kelihatan sebagai manusia, dan kadang-kadang wajahnya seperti wajah malaikat’.

b. Pertobatan dan pelayanan Paulus mula-mula

Walaupun tak ada bukti bahwa Paulus pernah mengenal Yesus pada masa pelayanan Yesus di dunia ini (#/TB 2Kor 5:16* hanya mengacu ‘menilai menurut ukuran manusia’), saudara-saudaranya orang Kristen (bnd #/TB Rom 16:7*) dan pengalamannya dengan martir Stefanus (#/TB Kis 8:1*) pasti mempunyai dampak dalam hatinya. Pertanyaan Yesus yg sudah dimuliakan dalam #/TB Kis 26:14* mengacu pada pengertian di atas. Dampak perjumpaan Paulus dengan Kristus yg sudah bangkit memberikan bukti yg melimpah, bahwa hal itu dialami oleh akal sehat dalam kesadaran yg mantap; dan hal itu jelas dapat ditafsirkan, seperti yg memang dilakukan oleh Lukas, mutlak sebagai mujizat, yg mengubah musuh Kristus menjadi rasul-Nya. Tiga keterangan dalam Kis (ps 9, 22 dan 26) bukan hanya menyaksikan makna dari pertobatan Paulus bagi pokok pemberitaan Lukas (bnd CBQ 15, 1953, hlm 315-338), tapi seperti dikemukakan J Dupont dan M. E Thrall, pentingnya hal itu juga bagi pengertian Paulus sendiri mengenai pelayanannya bagi masyarakat non-Yahudi, dan mengenai Kristologinya. Bnd Kim, hlm 135-138, 170 dst, 338.

Kecuali suatu masa selang di padang gurun Transyordan, Paulus menggunakan ketiga tahun sesudah baptisannya untuk memberitakan Injil di Damsyik (#/TB Gal 1:17*; #/TB Kis 9:19* dab). Karena tekanan dari pihak Yahudi, Paulus lari ke Yerusalem dan di situ Barnabas berani memperkenalkan dia kepada pemimpin-pemimpin Kristen yg sangat mencurigainya, hal yg dapat dimengerti. Pelayanan Paulus di Yerusalem tidak sampai dua minggu, sebab orang Yahudi Helenistis berusaha lagi membunuh dia. Untuk mengelakkan bahaya itu ia kembali ke tempat kelahirannya dan tinggal di sana kr 10 thn, yg bagi kita hal itu sama dengan berada ‘dalam kesunyian’. Kemudian Barnabas mendengar pekerjaan Paulus dan teringat perjumpaan mereka pertama kali, maka dimintanyalah Paulus datang ke Antiokhia untuk menolong pemberitaan Injil yg sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat non-Yahudi (#/TB Gal 1:17* dab; #/TB Kis 9:26* dab; #/TB Kis 11:20* dab). Orang-orang yg baru saja disebut ‘orang Kristen’, segera memulai tugas penginjilan mereka. Sesudah 1 thn mengalami berkat yg menonjol, Paulus dan Barnabas diutus ke Yerusalem untuk melakukan ‘kunjungan dalam rangka masa lapar’, untuk menolong orang-orang Kristen yg terpukul di sana.

c. Pemberitaan Injil ke Galatia  —  sidang di Yerusalem pemberitaan Injil ke Yunani

Sesudah Paulus dan Barnabas kembali dari Yerusalem, kr thn 46 M, mereka ditugasi jemaat Antiokhia memulai perjalanan penginjilan mereka. Mereka menjelajahi pulau Siprus dan melintasi Galatia Selatan (#/TB Kis 13; 14*). Cara kerja mereka, yg menjadi pola Paulus dalam pemberitaan Injil, ialah mula-mula berkhotbah di sinagoge atau rumah ibadat. Ada orang Yahudi dan non-Yahudi ‘yg takut akan Allah’ menerima pemberitaan mereka dan menjadi anggota perkumpulan setempat. Jika masyarakat Yahudi menolak Injil  —  kadang-kadang dengan kekerasan  —  maka pemberitaan dialihkan kepada masyarakat non-Yahudi (bnd #/TB Kis 13:46* dab). Kendati bahaya-bahaya ini dan perpisahan di Perga dari pembantu mereka yaitu Yohanes Markus, pemberitaan Injil berhasil menumbuhkan gereja Kristen di daerah Pisidia, di antaranya jemaat di kota Antiokhia, Ikonium, Listra, Derbe dan mungkin Perga.

Sementara masyarakat non-Yahudi banjir memasuki gereja Kristen, timbul masalah berat tentang hubungan mereka dengan hukum dan adat-istiadat Yahudi. Sebagian orang Kristen Yahudi mengharuskan Kristen non-Yahudi disunat dan memelihara Taurat Musa, jika mereka hendak diterima ‘sebagai sekutu yg setara’ dalam persekutuan Kristen. Sesudah Paulus kembali ke Antiokhia (kr 49 M), ia melihat dalam gerakan pen-Yahudi-an ini suatu ancaman terhadap hakikat Injil yg sebenarnya, lalu ia nyatakan perlawanannya tanpa tedeng aling-aling. Pertama, ia tempelak Petrus di muka umum (#/TB Gal 2:14*) karena untuk menghindari perpecahan dari para pentolan pen-Yahudi-an, Petrus meninggalkan orang Kristen non-Yahudi. Kedua, sesudah mendengar bahwa ajaran pen-Yahudi-an itu meracuni gereja-gereja yg baru didirikannya, Paulus menulis surat peringatan yg tegas kepada jemaat di Galatia, pada surat mana ia paparkan dengan penuh semangat semboyannya, ‘Keselamatan karena kasih karunia melalui iman’.

Peristiwa di Antiokhia menimbulkan krisis teologi besar dan yg pertama dalam gereja. Untuk menyelesaikan kemelut teologis yg ditimbulkannya, gereja Antiokhia mengutus Paulus dan Barnabas untuk berunding dengan ‘para rasul dan tua-tua’ yg di Yerusalem (#/TB Kis 15*). Sidang para rasul dan tua-tua itu mengambil keputusan, supaya kepada orang Kristen non-Yahudi jangan ditanggungkan lebih banyak beban’ (#/TB Kis 15:28*) tapi harus menjauhkan diri dari makanan yg dipersembahkan kepada berhala, darah, daging binatang yg mati lemas, dan percabulan. Keputusan ini menopang pandangan Paulus, bahwa orang Kristen non-Yahudi tidak usah memegang Taurat Musa. Larangan yg disebut itu agaknya pada intinya dikenakan secara setempat (bnd #/TB 1Kor 8*) dan guna membantu hubungan baik antara Yahudi dan non-Yahudi.

Karena perbedaan pendapat dengan Barnabas perihal membawa Yohanes Markus lagi bersama mereka (#/TB Kis 15:38-39*), Paulus memilih teman baru yaitu Silas, pada perjalanan penginjilan kedua (#/TB Kis 15:40-18:22*). Dari Antiokhia mereka menempuh jalan darat ke jemaat-jemaat di Galatia Selatan. Di Listra pemuda Timotius bergabung dengan mereka. Karena dilarang oleh Roh Kudus untuk memberitakan Injil ke wilayah barat, mereka menuju utara ke ‘Galatia Utara’, dan di situ mungkin ada orang yg bertobat (bnd #/TB Kis 16:6; 18:23*). Di Troas dalam penglihatan Paulus melihat ‘seorang Makedonia’ memanggil dia. Dengan demikian mulailah penginjilannya di Yunani. Di Makedonia penginjilan dilakukan di Filipi, Tesalonika dan Berea; di Akhaya, atau Yunani Selatan, dikunjunginya Atena dan Korintus. Paulus tinggal di Korintus hampir 2 thn dan membangun, suatu persekutuan Kristen, yg di kemudian hari menjadi sumber sukacita maupun cobaan.

Melalui rekan sekerjanya (Lukas yg bergabung kepada kelompok Paulus di Troas) dan melalui surat-menyurat (kepada orang Tesalonika) ia terus memelihara hubungan dengan jemaat-jemaat muda yg bergumul di Makedonia. Sekarang Roh Kudus menggerakkan Paulus mengarahkan pandang lagi ke propinsi Asia, yg dulu dilarang. Sesudah meninggalkan Korintus Paulus singgah sebentar di Efesus, kota perdagangan di Asia, dan meninggalkan di sana dua orang teman dari Korintus sebagai pasukan pelopor, yaitu Priskila dan Akwila. Dalam perjalanan kilat kembali ke Antiokhia  —  via Yerusalem  —  Paulus melengkapi ‘perjalanan penginjilan kedua’, dan sesudah kali terakhir ia tinggal di Antiokhia, ia siap memindahkan basis pekerjaannya ke wilayah barat di Efesus.

d. Pelayanan di daerah Egea

Masa pelayanan di Egea (kr 53-58 M; #/TB Kis 18:23-20:38*) merupakan bagian yg paling penting dalam hidup Paulus. Propinsi Asia, yg begitu penting bagi gereja di kemudian hari, mulai diinjili; dan basis-basis Kristen di luar wilayah Kristen, seperti Yunani, diperkokoh. Pada tahun-tahun itulah Paulus menulis kedua surat kepada jemaat Korintus, Surat Roma dan barangkali Surat-surat Penjara (Ef, Flp, Kol dan Flm); yg dengan kehendak dan ketentuan Allah surat-surat itu membentuk Kitab Suci yg kudus dan berwibawa bagi semua generasi umat manusia. Bagi Paulus sendiri masa ini merupakan masa kemenangan dan kekalahan, masa pemasyhuran Injil dan bidat-bidat yg mengancam, masa sukacita dan frustrasi, masa aktif dan bersemadi di penjara. Kristus memakai semua ini untuk membentuk Paulus menurut gambar-Nya, dan untuk berbicara kepada gereja melalui Paulus.

Dari Antiokhia Paulus menempuh jalan darat melalui daerah Galatia yg telah dikenalnya menuju Efesus. Di sana ia menemui ‘murid-murid’ tertentu, di antaranya Apolos, yg sempat mengenal Yohanes Pembaptis dan mungkin Yesus juga (#/TB Kis 18:24* dab). Di atas alas inilah tumbuh gereja. Allah mengerjakan mujizat-mujizat luar biasa, sehingga ahli-ahli jampi atau pembuang-pembuang setan Yahudi tertentu tergoda memakai nama ‘Yesus yg diberitakan oleh Paulus’ (#/TB Kis 19:13*), tapi tanpa hasil. Serta-merta timbul perlawanan dari pihak penyembah dewi Artemis (Diana), dewi kota: dan si kaya Demetrius, ahli pembuat patung dewi Artemis, berhasil (dgn motif mutlak negatif) menghasut orang banyak untuk menimbulkan huru-hara.

Tentu ada perjalanan Paulus jarak pendek dari kota Efesus; ia gunakan kesempatan ini, kr 3 thn sesudah ia tiba di situ, untuk membuat kunjungan terakhir pada jemaat-jemaat di daerah Egea. Melalui Troas ia sampai ke Makedonia, dan di situ ditulisnya Surat Korintus kedua, dan kemudian ia melanjutkan perjalanan ke arah selatan, ke Korintus. Di sana ia tinggal pada musim dingin dan menulis surat kepada jemaat ‘Roma’, sebelum ia mengarahkan langkahnya lagi ke Miletus, suatu pelabuhan dekat Efesus. Sesudah diadakan perpisahan yg mengharukan, berlayarlah Paulus sebagai ‘tawanan Roh’ (#/TB Kis 20:22*) dan dalam suasana penuh ancaman ia berlayar dengan tujuan Yerusalem dan mendekati penjara yg sudah hampir pasti. Tapi semua hal ini tidak membuat dia gentar  —  dia sudah di rangkul untuk Injil, dan dia sudah mendapat penglihatan-penglihatan mengenai Roma (#/TB Kis 23:11*).

e. Dipenjarakan di Kaisarea dan di Roma  —  kematian Paulus

Paulus mendarat di Kaisarea, dan dengan membawa sumbangan untuk orang miskin ia tiba di Yerusalem pada hari Pentakosta (#/TB Kis 21:23* dab; bnd #/TB 1Kor 16:3* dab; #/TB 2Kor 9*; #/TB Rom 15:25* dab). Walaupun dengan seksama ia mengikuti tata cara Bait Suci, tapi para peziarah Yahudi yg datang dari Efesus  —  mengingat ‘rasul bangsa-bangsa non-Yahudi’ itu  —  menuduhnya memperkosa kekudusan Bait Suci. Mereka menghasut orang banyak menimbulkan huru-hara. Paulus ditangkap dan ditahan, tapi diizinkan berbicara kepada orang banyak dan kemudian kepada Sanhedrin atau Mahkamah Agama.

Untuk mencegah Paulus dibunuh tanpa peradilan, maka ia dipindahkan ke Kaisarea. Di situ ia dipenjarakan oleh Feliks, wali negeri Roma, selama 2 thn (58-60 M) (#/TB Kis 23; 24; 25; 26*). Pada saat itu Festus, pengganti Feliks, hendak menyerahkan dia kepada orang Yahudi supaya diadili. Sadar akan hasil ‘peradilan’ seperti itu, maka Paulus sebagai warga negara Roma, naik banding kepada Kaisar. Usai temu wicara dengan wali negeri dan tamu-tamunya, yaitu raja Agripa dan Bernike, ia dipindahkan ke Roma dengan pengawalan ketat. Jadi, dalam suasana di luar perhitungan, Kristus sendiri menggenapi mimpi rasul Paulus dengan kata-kata-Nya, ’ … demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma’ (#/TB Kis 23:11*).

Perjalanan taut Paulus mengalami taufan dan, sesudah kapal mereka kandas, ia tinggal selama musim dingin di Malta (kr thn 61 M). Pada musim semi sampailah ia di Roma dan selama 2 thn berikutnya ia dalam tahanan rumah, sambil ‘dengan terus terang  …  mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus’ (#/TB Kis 28:31*). Di sinilah berakhir cerita Kis, dan sisa hidup rasul Paulus harus digali dari sumber-sumber lain. (Penelitian yg paling berguna mengenai zaman para rasul, dan tempat Paulus di situ, ialah F. F Bruce, New Testament History, 1969.)

Besar kemungkinan Paulus dibebaskan thn 63 M lalu mengunjungi Spanyol dan daerah Egea sebelum ditahan kembali, dan mati dalam pemerintahan kaisar Nero (kr 67 M). Surat 1 Clement (#/TB Kis 5:5-7*; kr 95 M), dan Kanon Muratori (kr 170 M), dan Kitab Apokrifa (Vercelli) Acts of Peter (#/TB Kis 1:3*; kr 200 M) menyaksikan tentang perjalanan ke Spanyol, dan Surat-surat Penggembalaan, atau setidak-tidaknya 2 Tim mencatat penginjilan di Timur sesudah Kis. Sampai akhirnya Paulus ‘mengakhiri pertandingan yg baik, mencapai garis akhir dan memelihara iman’. Dan telah tersedia mahkota baginya (bnd #/TB 2Tim 4:7* dab).

II. Kronologi

a. Gambaran umum

Kitab Kis, ditambah dengan keterangan-keterangan dari Surat-surat dan sumber-sumber Yahudi serta sumber-sumber sekuler, senantiasa dipakai ahli sebagai kerangka kehidupan Paulus. Jelas bahwa Kis secara hakiki cocok dengan urutan perjalanan Paulus yg dapat diketahui (paling sedikit sebagian) dari surat-suratnya (bnd T. H Campbell, JBL 74, 1955, hlm 80-87). Tapi, sifat keringkasannya dan ketidakpastian penanggalan mengenai hal-hal yg diceritakannya, semakin diakui; dan ada kesediaan yg semakin tumbuh untuk menyisipkan (ump penahanan di Efesus) ke dalam kerangka itu berdasarkan keterangan-keterangan dan gambaran-gambaran lain. Tanggal yg sudah cocok dengan sejarah umum dunia tidak banyak. Yg paling pasti ialah masa kegubernuran Galio (bnd #/TB Kis 18:12*), yg dapat ditentukan thn 51-52 M (Deissmann) atau lebih mungkin thn 52-53 M (Jackson dan Lake, bnd K Haacker BZ 16, 1972, hlm 252-255). Jika Galio dalam #/TB Kis 18:12* baru saja menerima jabatannya (Deissmann), maka waktunya Paulus tinggal di Korintus bisa ditentukan antara thn 50 M dan musim semi thn 52 M. Ini cocok dengan pengusiran yg ‘baru saja’ terjadi atas Priskila dan Akwila dari Roma (#/TB Kis 18:2*), yg dapat ditentukan pada thn 50 M (Feine-Behm; W. M Ramsay, St Paul the Traveller and Roman Citizen, hlm 254). Permulaan Festus memangku jabatannya (#/TB Kis 24:27*) sering ditentukan thn 59/60 M, tapi kekurangan bukti membuat perkiraan itu kemungkinan saja (bnd C. E. B Cranfield, Romans, ICC, 1975, hlm 14-15; Robinson, hlm 43-46).

Disamping ketiga tanggal tersebut, disebutnya raja Aretas dari Nabatea (#/TB 2Kor 11:32*), kelaparan di Yudea (#/TB Kis 11:28*), dan perjalanan Paulus ke Spanyol serta martirnya di Roma dalam pemerintahan Nero (Run #/TB Kis 15:28; 1* Clement 5; Eusebius EH 2. 25-3. 1) memberikan keterangan-keterangan penanggalan yg kurang khas sebagai berikut. Pertama, mata uang Damsyik, yg mengacu pada pendudukan Roma sampai pada thn 33 M, tapi yg dari thn 34-62 M tidak ada; hal ini menentukan tanggal yg paling dini untuk pertobatan Paulus pada tanggal 31 (yaitu thn 34 M kurang 3 thn, bnd Gal L 18; ICC mengenai #/TB 2Kor 11:32*). Tapi orang Nabatea nampaknya memegang kuasa pada permulaan kerajaan Kaligula, 37 M; bnd A. H. M Jones, The Cities of the Eastern Roman Provinces, 1971).

Kedua, Yosefus mencatat adanya kelaparan hebat thn 44-48 M, mungkin sekali thn 46 M. Ketiga, berdasarkan tradisi, kematian Paulus terjadi pada tahun terakhir pemerintahan kaisar Nero, yaitu thn 67 M. *KRONOLOGI PB.

b. Hubungan Kisah dengan Galatia

Orang mencari kepadatan penanggalan antara Kis, Surat-surat dan sumber di luar Alkitab. Sesuatu yg terus merupakan masalah untuk sintese macam itu ialah hubungan Kis dengan Gal. Kunjungan Paulus ke Yerusalem, yg dalam #/TB Gal 1:18* disamakan dengan #/TB Kis 9:26* dab, jarang diragukan; kunjungan kedua dalam #/TB Gal 2:1* dab adalah yg menimbulkan masalah pokok. Ada tiga pandangan yg hidup: #/TB Gal 2* sama dengan #/TB Kis 15*, atau #/TB Kis 11:27-30* atau #/TB Kis 11;  15*. Pada masa lampau pandangan pertama mendapat pembelaan paling banyak (bnd E. de W Burton, The Epistle to the Galatians, 1921, hlm 115 dst), dan masih tetap menarik beberapa penafsir (bnd H Schlier, An die Galater, 1951, hlm 66 dab; H Ridderbos, Galatians, 1953, hlm 34 dst). Tapi keberatan-keberatan berikut melemahkannya: #/TB Gal 2* melukiskan kunjungan kedua dan perjumpaan pribadi tanpa menunjuk kepada satu tulisan pun; #/TB Kis 15* menuturkan kunjungan ketiga sambil mencakup sidang umum yg kemuncaknya adalah suatu ketetapan resmi. Banyak ahli menganggap tidak mungkin Surat Gal yg membicarakan hal yg relevan sekali, akan diam tentang Sidang Rasuli dan ketetapan itu.

Pandangan kedua, yg sering dihubungkan dengan teori Galatia S, menghidupkan kembali tafsiran Calvin dan menjauhkan sebagian keberatan-keberatan tadi. #/TB Kis 11* adalah kunjungan kedua, yg didorong oleh suatu wahyu, dan yg memberi perhatian kepada orang miskin (bnd #/TB Gal 2:1-2,10*); Sidang para Rasul dalam #/TB Kis 15* terjadi sesudah penulisan Surat Gal, dan karena itu tidak berkaitan dengan masalah ini. Diangkatnya ihwal itu ke permukaan pada zaman modern ini oleh Ramsay (SPT, hlm 54 dst), dan dibela oleh Bruce (BJRL 51, 1968-1969, hlm 305 dst; 54, 1971-1972, hlm 266 dst), agaknya itulah pandangan yg paling menonjol dalam golongan ahli Inggris (bnd C. S. C Williams, The Acts of the Apostles, 1957, hlm 22 dst).

Tidak puas dengan kedua cara penyelesaian itu, kebanyakan penulis daratan Eropa (ump Goguel, Jeremias), diikuti oleh beberapa penulis Inggris dan Amerika (ump K Lake, A. D Nock), memandang #/TB Kis 11* dan #/TB Kis 15* sebagai duplikat dari #/TB Gal 2*, karena Lukas tidak berhasil memadukannya dengan memakai kedua sumber itu (bnd Haenchen, hlm 64 dst, 377). Menentang Ramsay, ditekankan oleh Lake, jika masalah pen-Yahudi-an sudah ditetapkan dalam #/TB Kis 11* (= #/TB Gal 2*), #/TB Kis 15* sudah berlebih-lebihan. Menentang pandangan Lake ini, #/TB Gal 2:9* tidaklah menggambarkan suatu penetapan, tapi hanya merupakan suatu pertemuan yg menyetujui penginjilan Paulus secara diam-diam dan pribadi, dan bersifat memandang tujuan kunjungan itu, yakni seperti disetujui Lake  — ‘ mengingat orang-orang miskin’ (The Beginnings of Christianity, 5, hlm 201 dst). Ramsay mengenakan #/TB Gal 2:10* ‘secara berani’ kepada kunjungan demi kelaparan, dan Haenchen menolak hal ini (hlm 377). Haenchen mungkin saja benar dalam menyamakan ‘orang miskin’ dengan penginjilan kepada non-Yahudi (#/TB Gal 2:9*), tapi makna pentingnya hampir tidak sebesar yg dianggapnya dalam tafsirannya itu.

Rekonstruksi Ramsay, walau dalam tafsirannya ada beberapa soal kecil yg tidak begitu penting, tetap merupakan penyelesaian yg paling mungkin. Pada dasarnya pandangan yg menyamakan #/TB Kis 11* dengan #/TB Kis 15* timbul dari tradisi yg menyamakan #/TB Gal 2* dengan #/TB Kis 15*, dan begitu juga dari penilaian yg amat sangat negatif mengenai pengetahuan Lukas akan sumber-sumber pertama dan mengenai cara penafsirannya akan sumber-sumber itu. Karena #/TB Gal 2*, #/TB Kis 11* mempunyai ‘perkembangan sejarah yg sangat jelas’ (W. L Knox, The Acts of the Apostles, 1948, hlm 49), maka pandangan ketiga harus ditolak karena terlalu rumit. Pandangan lain diungkapkan T. W Manson (BJRL 24, 1940. hlm 58-80), yg menyamakan #/TB Gal 2* dengan kunjungan mendahului #/TB Kis 11*, dan M Dibelius (hlm 100), yg dengan sangat skeptis berpendapat bahwa #/TB Kis 11* dan #/TB Kis 15* tak mungkin dituntut kebenaran sejarahnya.



No comments:

Post a Comment

Update Terbaru