Sejarah Pelayanan Dan Kisah Hidup Rasul PAULUS
I. Hidupnya
a. Latar
belakang
Dari kelahiran
Paulus sampai ia tampil di Yerusalem sebagai penganiaya orang Kristen, hanya
sedikit yg kita ketahui. Walaupun dia suku Benyamin dan anggota Farisi yg
sangat aktif (#/TB Rom 11:1*; #/TB Fili 3:5*; #/TB Kis 23:6*), ia lahir di
Tarsus sebagai warga negara Roma (#/TB Kis 16:37; 21:39; 22:25* dab). Yerome
mengutip cerita tradisi yg mengatakan leluhur Paulus berasal dari Galilea.
Tidak jelas apakah mereka pindah ke Tarsus karena alasan perdagangan, atau karena
dijajah oleh pemerintah Siria. Tentang mereka warga negara Roma memberi kesan
bahwa mereka sudah lama tinggal di sana.
Sir William
Ramsay dan yg lain-lain membuktikan bahwa Tarsus benar ‘kota yg terkenal’ (#/TB
Kis 21:39*). Tarsus adalah pusat pendidikan, sehingga para ahli umumnya
menerima bahwa rasul Paulus mempelajari berbagai filsafat Yunani dan
ibadah-ibadah agama pada masa mudanya di sana. Tapi kemudian anggapan ini
dipersoalkan oleh Van Unnik. Alasannya ialah, bahwa ay-ay yg terkait (#/TB Kis
22:3; 26:4* dab) menempatkan Paulus di Yerusalem sebagai anak kecil; #/TB Kis
22:3* harus dibaca dengan urutan: (1) lahir di Tarsus; (2) dibesarkan di lutut
ibu (anatethrammenos) di kota ini; (3) dididik dengan teliti di bawah pimpinan
Rabi *Gamaliel. Sebagai ‘seorang muda’ (#/TB Kis 7:58*; #/TB Gal 1:13* dab;
#/TB 1Kor 15:9*) Paulus mendapat kekuasaan resmi untuk mengatur penganiayaan
orang Kristen, dan sebagai anggota sinagoge atau dewan Sanhedrin ‘aku juga
setuju jika mereka dihukum mati’ (#/TB Kis 26:10*). Mengingat pendidikan Paulus
dan kedudukannya sebagai tokoh terkemuka, bolehlah dianggap keluarganya kaya
dan berkedudukan tinggi; bahwa kemenakannya bisa berjumpa dengan
pemimpin-pemimpin di Yerusalem cocok juga dengan kesan ini (#/TB Kis 23:16,20*).
Mengenai
penampilan pribadi lahiriah Paulus, Alkitab hanya menggambarkan tidak
meyakinkan (#/TB 1Kor 2:3* dab; #/TB 2Kor 10:10*). Gambaran yg mengesankan, yg
Deissmann (hlm 58) dan Ramsay (The Church in the Roman Empire, hlm 31 dst)
cenderung menerimanya, ialah yg terdapat dalam kitab Apokrifa Acts of Paul and
Thecla, ‘Dan dia lihat Paulus datang, seorang yg kecil perawakannya, rambutnya
tipis dan halus, kakinya bengkok, badannya tegap, alisnya bertemu, hidungnya
sedikit bungkuk, penuh betas kasihan: sebab kadang-kadang ia kelihatan sebagai
manusia, dan kadang-kadang wajahnya seperti wajah malaikat’.
b. Pertobatan
dan pelayanan Paulus mula-mula
Walaupun tak ada
bukti bahwa Paulus pernah mengenal Yesus pada masa pelayanan Yesus di dunia ini
(#/TB 2Kor 5:16* hanya mengacu ‘menilai menurut ukuran manusia’),
saudara-saudaranya orang Kristen (bnd #/TB Rom 16:7*) dan pengalamannya dengan
martir Stefanus (#/TB Kis 8:1*) pasti mempunyai dampak dalam hatinya.
Pertanyaan Yesus yg sudah dimuliakan dalam #/TB Kis 26:14* mengacu pada
pengertian di atas. Dampak perjumpaan Paulus dengan Kristus yg sudah bangkit
memberikan bukti yg melimpah, bahwa hal itu dialami oleh akal sehat dalam
kesadaran yg mantap; dan hal itu jelas dapat ditafsirkan, seperti yg memang
dilakukan oleh Lukas, mutlak sebagai mujizat, yg mengubah musuh Kristus menjadi
rasul-Nya. Tiga keterangan dalam Kis (ps 9, 22 dan 26) bukan hanya menyaksikan
makna dari pertobatan Paulus bagi pokok pemberitaan Lukas (bnd CBQ 15, 1953,
hlm 315-338), tapi seperti dikemukakan J Dupont dan M. E Thrall, pentingnya hal
itu juga bagi pengertian Paulus sendiri mengenai pelayanannya bagi masyarakat
non-Yahudi, dan mengenai Kristologinya. Bnd Kim, hlm 135-138, 170 dst, 338.
Kecuali suatu
masa selang di padang gurun Transyordan, Paulus menggunakan ketiga tahun
sesudah baptisannya untuk memberitakan Injil di Damsyik (#/TB Gal 1:17*; #/TB
Kis 9:19* dab). Karena tekanan dari pihak Yahudi, Paulus lari ke Yerusalem dan
di situ Barnabas berani memperkenalkan dia kepada pemimpin-pemimpin Kristen yg
sangat mencurigainya, hal yg dapat dimengerti. Pelayanan Paulus di Yerusalem
tidak sampai dua minggu, sebab orang Yahudi Helenistis berusaha lagi membunuh
dia. Untuk mengelakkan bahaya itu ia kembali ke tempat kelahirannya dan tinggal
di sana kr 10 thn, yg bagi kita hal itu sama dengan berada ‘dalam kesunyian’.
Kemudian Barnabas mendengar pekerjaan Paulus dan teringat perjumpaan mereka
pertama kali, maka dimintanyalah Paulus datang ke Antiokhia untuk menolong
pemberitaan Injil yg sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat non-Yahudi
(#/TB Gal 1:17* dab; #/TB Kis 9:26* dab; #/TB Kis 11:20* dab). Orang-orang yg
baru saja disebut ‘orang Kristen’, segera memulai tugas penginjilan mereka.
Sesudah 1 thn mengalami berkat yg menonjol, Paulus dan Barnabas diutus ke
Yerusalem untuk melakukan ‘kunjungan dalam rangka masa lapar’, untuk menolong
orang-orang Kristen yg terpukul di sana.
c. Pemberitaan
Injil ke Galatia — sidang di Yerusalem pemberitaan Injil ke Yunani
Sesudah Paulus
dan Barnabas kembali dari Yerusalem, kr thn 46 M, mereka ditugasi jemaat
Antiokhia memulai perjalanan penginjilan mereka. Mereka menjelajahi pulau
Siprus dan melintasi Galatia Selatan (#/TB Kis 13; 14*). Cara kerja mereka, yg
menjadi pola Paulus dalam pemberitaan Injil, ialah mula-mula berkhotbah di
sinagoge atau rumah ibadat. Ada orang Yahudi dan non-Yahudi ‘yg takut akan
Allah’ menerima pemberitaan mereka dan menjadi anggota perkumpulan setempat.
Jika masyarakat Yahudi menolak Injil — kadang-kadang dengan kekerasan
— maka pemberitaan dialihkan kepada masyarakat non-Yahudi (bnd #/TB
Kis 13:46* dab). Kendati bahaya-bahaya ini dan perpisahan di Perga dari
pembantu mereka yaitu Yohanes Markus, pemberitaan Injil berhasil menumbuhkan
gereja Kristen di daerah Pisidia, di antaranya jemaat di kota Antiokhia,
Ikonium, Listra, Derbe dan mungkin Perga.
Sementara
masyarakat non-Yahudi banjir memasuki gereja Kristen, timbul masalah berat
tentang hubungan mereka dengan hukum dan adat-istiadat Yahudi. Sebagian orang
Kristen Yahudi mengharuskan Kristen non-Yahudi disunat dan memelihara Taurat
Musa, jika mereka hendak diterima ‘sebagai sekutu yg setara’ dalam persekutuan
Kristen. Sesudah Paulus kembali ke Antiokhia (kr 49 M), ia melihat dalam
gerakan pen-Yahudi-an ini suatu ancaman terhadap hakikat Injil yg sebenarnya,
lalu ia nyatakan perlawanannya tanpa tedeng aling-aling. Pertama, ia tempelak
Petrus di muka umum (#/TB Gal 2:14*) karena untuk menghindari perpecahan dari
para pentolan pen-Yahudi-an, Petrus meninggalkan orang Kristen non-Yahudi.
Kedua, sesudah mendengar bahwa ajaran pen-Yahudi-an itu meracuni gereja-gereja
yg baru didirikannya, Paulus menulis surat peringatan yg tegas kepada jemaat di
Galatia, pada surat mana ia paparkan dengan penuh semangat semboyannya,
‘Keselamatan karena kasih karunia melalui iman’.
Peristiwa di
Antiokhia menimbulkan krisis teologi besar dan yg pertama dalam gereja. Untuk
menyelesaikan kemelut teologis yg ditimbulkannya, gereja Antiokhia mengutus
Paulus dan Barnabas untuk berunding dengan ‘para rasul dan tua-tua’ yg di
Yerusalem (#/TB Kis 15*). Sidang para rasul dan tua-tua itu mengambil
keputusan, supaya kepada orang Kristen non-Yahudi jangan ditanggungkan lebih
banyak beban’ (#/TB Kis 15:28*) tapi harus menjauhkan diri dari makanan yg
dipersembahkan kepada berhala, darah, daging binatang yg mati lemas, dan
percabulan. Keputusan ini menopang pandangan Paulus, bahwa orang Kristen
non-Yahudi tidak usah memegang Taurat Musa. Larangan yg disebut itu agaknya
pada intinya dikenakan secara setempat (bnd #/TB 1Kor 8*) dan guna membantu
hubungan baik antara Yahudi dan non-Yahudi.
Karena perbedaan
pendapat dengan Barnabas perihal membawa Yohanes Markus lagi bersama mereka
(#/TB Kis 15:38-39*), Paulus memilih teman baru yaitu Silas, pada perjalanan
penginjilan kedua (#/TB Kis 15:40-18:22*). Dari Antiokhia mereka menempuh jalan
darat ke jemaat-jemaat di Galatia Selatan. Di Listra pemuda Timotius bergabung
dengan mereka. Karena dilarang oleh Roh Kudus untuk memberitakan Injil ke
wilayah barat, mereka menuju utara ke ‘Galatia Utara’, dan di situ mungkin ada
orang yg bertobat (bnd #/TB Kis 16:6; 18:23*). Di Troas dalam penglihatan
Paulus melihat ‘seorang Makedonia’ memanggil dia. Dengan demikian mulailah
penginjilannya di Yunani. Di Makedonia penginjilan dilakukan di Filipi,
Tesalonika dan Berea; di Akhaya, atau Yunani Selatan, dikunjunginya Atena dan
Korintus. Paulus tinggal di Korintus hampir 2 thn dan membangun, suatu
persekutuan Kristen, yg di kemudian hari menjadi sumber sukacita maupun cobaan.
Melalui rekan
sekerjanya (Lukas yg bergabung kepada kelompok Paulus di Troas) dan melalui
surat-menyurat (kepada orang Tesalonika) ia terus memelihara hubungan dengan
jemaat-jemaat muda yg bergumul di Makedonia. Sekarang Roh Kudus menggerakkan
Paulus mengarahkan pandang lagi ke propinsi Asia, yg dulu dilarang. Sesudah
meninggalkan Korintus Paulus singgah sebentar di Efesus, kota perdagangan di
Asia, dan meninggalkan di sana dua orang teman dari Korintus sebagai pasukan
pelopor, yaitu Priskila dan Akwila. Dalam perjalanan kilat kembali ke Antiokhia
— via Yerusalem — Paulus melengkapi ‘perjalanan
penginjilan kedua’, dan sesudah kali terakhir ia tinggal di Antiokhia, ia siap
memindahkan basis pekerjaannya ke wilayah barat di Efesus.
d. Pelayanan di
daerah Egea
Masa pelayanan
di Egea (kr 53-58 M; #/TB Kis 18:23-20:38*) merupakan bagian yg paling penting
dalam hidup Paulus. Propinsi Asia, yg begitu penting bagi gereja di kemudian
hari, mulai diinjili; dan basis-basis Kristen di luar wilayah Kristen, seperti
Yunani, diperkokoh. Pada tahun-tahun itulah Paulus menulis kedua surat kepada
jemaat Korintus, Surat Roma dan barangkali Surat-surat Penjara (Ef, Flp, Kol
dan Flm); yg dengan kehendak dan ketentuan Allah surat-surat itu membentuk
Kitab Suci yg kudus dan berwibawa bagi semua generasi umat manusia. Bagi Paulus
sendiri masa ini merupakan masa kemenangan dan kekalahan, masa pemasyhuran
Injil dan bidat-bidat yg mengancam, masa sukacita dan frustrasi, masa aktif dan
bersemadi di penjara. Kristus memakai semua ini untuk membentuk Paulus menurut
gambar-Nya, dan untuk berbicara kepada gereja melalui Paulus.
Dari Antiokhia
Paulus menempuh jalan darat melalui daerah Galatia yg telah dikenalnya menuju
Efesus. Di sana ia menemui ‘murid-murid’ tertentu, di antaranya Apolos, yg
sempat mengenal Yohanes Pembaptis dan mungkin Yesus juga (#/TB Kis 18:24* dab).
Di atas alas inilah tumbuh gereja. Allah mengerjakan mujizat-mujizat luar
biasa, sehingga ahli-ahli jampi atau pembuang-pembuang setan Yahudi tertentu
tergoda memakai nama ‘Yesus yg diberitakan oleh Paulus’ (#/TB Kis 19:13*), tapi
tanpa hasil. Serta-merta timbul perlawanan dari pihak penyembah dewi Artemis
(Diana), dewi kota: dan si kaya Demetrius, ahli pembuat patung dewi Artemis,
berhasil (dgn motif mutlak negatif) menghasut orang banyak untuk menimbulkan
huru-hara.
Tentu ada
perjalanan Paulus jarak pendek dari kota Efesus; ia gunakan kesempatan ini, kr
3 thn sesudah ia tiba di situ, untuk membuat kunjungan terakhir pada
jemaat-jemaat di daerah Egea. Melalui Troas ia sampai ke Makedonia, dan di situ
ditulisnya Surat Korintus kedua, dan kemudian ia melanjutkan perjalanan ke arah
selatan, ke Korintus. Di sana ia tinggal pada musim dingin dan menulis surat
kepada jemaat ‘Roma’, sebelum ia mengarahkan langkahnya lagi ke Miletus, suatu
pelabuhan dekat Efesus. Sesudah diadakan perpisahan yg mengharukan, berlayarlah
Paulus sebagai ‘tawanan Roh’ (#/TB Kis 20:22*) dan dalam suasana penuh ancaman
ia berlayar dengan tujuan Yerusalem dan mendekati penjara yg sudah hampir
pasti. Tapi semua hal ini tidak membuat dia gentar — dia sudah di
rangkul untuk Injil, dan dia sudah mendapat penglihatan-penglihatan mengenai
Roma (#/TB Kis 23:11*).
e. Dipenjarakan
di Kaisarea dan di Roma — kematian Paulus
Paulus mendarat
di Kaisarea, dan dengan membawa sumbangan untuk orang miskin ia tiba di
Yerusalem pada hari Pentakosta (#/TB Kis 21:23* dab; bnd #/TB 1Kor 16:3* dab;
#/TB 2Kor 9*; #/TB Rom 15:25* dab). Walaupun dengan seksama ia mengikuti tata
cara Bait Suci, tapi para peziarah Yahudi yg datang dari Efesus —
mengingat ‘rasul bangsa-bangsa non-Yahudi’ itu — menuduhnya
memperkosa kekudusan Bait Suci. Mereka menghasut orang banyak menimbulkan
huru-hara. Paulus ditangkap dan ditahan, tapi diizinkan berbicara kepada orang
banyak dan kemudian kepada Sanhedrin atau Mahkamah Agama.
Untuk mencegah
Paulus dibunuh tanpa peradilan, maka ia dipindahkan ke Kaisarea. Di situ ia
dipenjarakan oleh Feliks, wali negeri Roma, selama 2 thn (58-60 M) (#/TB Kis
23; 24; 25; 26*). Pada saat itu Festus, pengganti Feliks, hendak menyerahkan
dia kepada orang Yahudi supaya diadili. Sadar akan hasil ‘peradilan’ seperti
itu, maka Paulus sebagai warga negara Roma, naik banding kepada Kaisar. Usai
temu wicara dengan wali negeri dan tamu-tamunya, yaitu raja Agripa dan Bernike,
ia dipindahkan ke Roma dengan pengawalan ketat. Jadi, dalam suasana di luar
perhitungan, Kristus sendiri menggenapi mimpi rasul Paulus dengan
kata-kata-Nya, ’ … demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi
di Roma’ (#/TB Kis 23:11*).
Perjalanan taut
Paulus mengalami taufan dan, sesudah kapal mereka kandas, ia tinggal selama
musim dingin di Malta (kr thn 61 M). Pada musim semi sampailah ia di Roma dan
selama 2 thn berikutnya ia dalam tahanan rumah, sambil ‘dengan terus terang
… mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus’ (#/TB Kis 28:31*). Di
sinilah berakhir cerita Kis, dan sisa hidup rasul Paulus harus digali dari
sumber-sumber lain. (Penelitian yg paling berguna mengenai zaman para rasul,
dan tempat Paulus di situ, ialah F. F Bruce, New Testament History, 1969.)
Besar kemungkinan
Paulus dibebaskan thn 63 M lalu mengunjungi Spanyol dan daerah Egea sebelum
ditahan kembali, dan mati dalam pemerintahan kaisar Nero (kr 67 M). Surat 1
Clement (#/TB Kis 5:5-7*; kr 95 M), dan Kanon Muratori (kr 170 M), dan Kitab
Apokrifa (Vercelli) Acts of Peter (#/TB Kis 1:3*; kr 200 M) menyaksikan tentang
perjalanan ke Spanyol, dan Surat-surat Penggembalaan, atau setidak-tidaknya 2
Tim mencatat penginjilan di Timur sesudah Kis. Sampai akhirnya Paulus
‘mengakhiri pertandingan yg baik, mencapai garis akhir dan memelihara iman’.
Dan telah tersedia mahkota baginya (bnd #/TB 2Tim 4:7* dab).
II. Kronologi
a. Gambaran umum
Kitab Kis,
ditambah dengan keterangan-keterangan dari Surat-surat dan sumber-sumber Yahudi
serta sumber-sumber sekuler, senantiasa dipakai ahli sebagai kerangka kehidupan
Paulus. Jelas bahwa Kis secara hakiki cocok dengan urutan perjalanan Paulus yg
dapat diketahui (paling sedikit sebagian) dari surat-suratnya (bnd T. H
Campbell, JBL 74, 1955, hlm 80-87). Tapi, sifat keringkasannya dan
ketidakpastian penanggalan mengenai hal-hal yg diceritakannya, semakin diakui;
dan ada kesediaan yg semakin tumbuh untuk menyisipkan (ump penahanan di Efesus)
ke dalam kerangka itu berdasarkan keterangan-keterangan dan gambaran-gambaran
lain. Tanggal yg sudah cocok dengan sejarah umum dunia tidak banyak. Yg paling
pasti ialah masa kegubernuran Galio (bnd #/TB Kis 18:12*), yg dapat ditentukan
thn 51-52 M (Deissmann) atau lebih mungkin thn 52-53 M (Jackson dan Lake, bnd K
Haacker BZ 16, 1972, hlm 252-255). Jika Galio dalam #/TB Kis 18:12* baru saja
menerima jabatannya (Deissmann), maka waktunya Paulus tinggal di Korintus bisa
ditentukan antara thn 50 M dan musim semi thn 52 M. Ini cocok dengan pengusiran
yg ‘baru saja’ terjadi atas Priskila dan Akwila dari Roma (#/TB Kis 18:2*), yg
dapat ditentukan pada thn 50 M (Feine-Behm; W. M Ramsay, St Paul the Traveller
and Roman Citizen, hlm 254). Permulaan Festus memangku jabatannya (#/TB Kis
24:27*) sering ditentukan thn 59/60 M, tapi kekurangan bukti membuat perkiraan
itu kemungkinan saja (bnd C. E. B Cranfield, Romans, ICC, 1975, hlm 14-15;
Robinson, hlm 43-46).
Disamping ketiga
tanggal tersebut, disebutnya raja Aretas dari Nabatea (#/TB 2Kor 11:32*),
kelaparan di Yudea (#/TB Kis 11:28*), dan perjalanan Paulus ke Spanyol serta
martirnya di Roma dalam pemerintahan Nero (Run #/TB Kis 15:28; 1* Clement 5;
Eusebius EH 2. 25-3. 1) memberikan keterangan-keterangan penanggalan yg kurang
khas sebagai berikut. Pertama, mata uang Damsyik, yg mengacu pada pendudukan
Roma sampai pada thn 33 M, tapi yg dari thn 34-62 M tidak ada; hal ini
menentukan tanggal yg paling dini untuk pertobatan Paulus pada tanggal 31
(yaitu thn 34 M kurang 3 thn, bnd Gal L 18; ICC mengenai #/TB 2Kor 11:32*).
Tapi orang Nabatea nampaknya memegang kuasa pada permulaan kerajaan Kaligula,
37 M; bnd A. H. M Jones, The Cities of the Eastern Roman Provinces, 1971).
Kedua, Yosefus
mencatat adanya kelaparan hebat thn 44-48 M, mungkin sekali thn 46 M. Ketiga,
berdasarkan tradisi, kematian Paulus terjadi pada tahun terakhir pemerintahan
kaisar Nero, yaitu thn 67 M. *KRONOLOGI PB.
b. Hubungan
Kisah dengan Galatia
Orang mencari
kepadatan penanggalan antara Kis, Surat-surat dan sumber di luar Alkitab.
Sesuatu yg terus merupakan masalah untuk sintese macam itu ialah hubungan Kis
dengan Gal. Kunjungan Paulus ke Yerusalem, yg dalam #/TB Gal 1:18* disamakan
dengan #/TB Kis 9:26* dab, jarang diragukan; kunjungan kedua dalam #/TB Gal
2:1* dab adalah yg menimbulkan masalah pokok. Ada tiga pandangan yg hidup: #/TB
Gal 2* sama dengan #/TB Kis 15*, atau #/TB Kis 11:27-30* atau #/TB Kis 11; 15*. Pada masa lampau pandangan pertama
mendapat pembelaan paling banyak (bnd E. de W Burton, The Epistle to the
Galatians, 1921, hlm 115 dst), dan masih tetap menarik beberapa penafsir (bnd H
Schlier, An die Galater, 1951, hlm 66 dab; H Ridderbos, Galatians, 1953, hlm 34
dst). Tapi keberatan-keberatan berikut melemahkannya: #/TB Gal 2* melukiskan
kunjungan kedua dan perjumpaan pribadi tanpa menunjuk kepada satu tulisan pun;
#/TB Kis 15* menuturkan kunjungan ketiga sambil mencakup sidang umum yg
kemuncaknya adalah suatu ketetapan resmi. Banyak ahli menganggap tidak mungkin
Surat Gal yg membicarakan hal yg relevan sekali, akan diam tentang Sidang
Rasuli dan ketetapan itu.
Pandangan kedua,
yg sering dihubungkan dengan teori Galatia S, menghidupkan kembali tafsiran
Calvin dan menjauhkan sebagian keberatan-keberatan tadi. #/TB Kis 11* adalah
kunjungan kedua, yg didorong oleh suatu wahyu, dan yg memberi perhatian kepada
orang miskin (bnd #/TB Gal 2:1-2,10*); Sidang para Rasul dalam #/TB Kis 15*
terjadi sesudah penulisan Surat Gal, dan karena itu tidak berkaitan dengan
masalah ini. Diangkatnya ihwal itu ke permukaan pada zaman modern ini oleh
Ramsay (SPT, hlm 54 dst), dan dibela oleh Bruce (BJRL 51, 1968-1969, hlm 305
dst; 54, 1971-1972, hlm 266 dst), agaknya itulah pandangan yg paling menonjol
dalam golongan ahli Inggris (bnd C. S. C Williams, The Acts of the Apostles,
1957, hlm 22 dst).
Tidak puas
dengan kedua cara penyelesaian itu, kebanyakan penulis daratan Eropa (ump
Goguel, Jeremias), diikuti oleh beberapa penulis Inggris dan Amerika (ump K
Lake, A. D Nock), memandang #/TB Kis 11* dan #/TB Kis 15* sebagai duplikat dari
#/TB Gal 2*, karena Lukas tidak berhasil memadukannya dengan memakai kedua sumber
itu (bnd Haenchen, hlm 64 dst, 377). Menentang Ramsay, ditekankan oleh Lake,
jika masalah pen-Yahudi-an sudah ditetapkan dalam #/TB Kis 11* (= #/TB Gal 2*),
#/TB Kis 15* sudah berlebih-lebihan. Menentang pandangan Lake ini, #/TB Gal
2:9* tidaklah menggambarkan suatu penetapan, tapi hanya merupakan suatu
pertemuan yg menyetujui penginjilan Paulus secara diam-diam dan pribadi, dan
bersifat memandang tujuan kunjungan itu, yakni seperti disetujui Lake
— ‘ mengingat orang-orang miskin’ (The Beginnings of Christianity,
5, hlm 201 dst). Ramsay mengenakan #/TB Gal 2:10* ‘secara berani’ kepada
kunjungan demi kelaparan, dan Haenchen menolak hal ini (hlm 377). Haenchen
mungkin saja benar dalam menyamakan ‘orang miskin’ dengan penginjilan kepada
non-Yahudi (#/TB Gal 2:9*), tapi makna pentingnya hampir tidak sebesar yg
dianggapnya dalam tafsirannya itu.
Rekonstruksi
Ramsay, walau dalam tafsirannya ada beberapa soal kecil yg tidak begitu
penting, tetap merupakan penyelesaian yg paling mungkin. Pada dasarnya
pandangan yg menyamakan #/TB Kis 11* dengan #/TB Kis 15* timbul dari tradisi yg
menyamakan #/TB Gal 2* dengan #/TB Kis 15*, dan begitu juga dari penilaian yg
amat sangat negatif mengenai pengetahuan Lukas akan sumber-sumber pertama dan
mengenai cara penafsirannya akan sumber-sumber itu. Karena #/TB Gal 2*, #/TB
Kis 11* mempunyai ‘perkembangan sejarah yg sangat jelas’ (W. L Knox, The Acts
of the Apostles, 1948, hlm 49), maka pandangan ketiga harus ditolak karena
terlalu rumit. Pandangan lain diungkapkan T. W Manson (BJRL 24, 1940. hlm
58-80), yg menyamakan #/TB Gal 2* dengan kunjungan mendahului #/TB Kis 11*, dan
M Dibelius (hlm 100), yg dengan sangat skeptis berpendapat bahwa #/TB Kis 11*
dan #/TB Kis 15* tak mungkin dituntut kebenaran sejarahnya.
No comments:
Post a Comment