“PENTINGNYA
KEPEMIMPINAN KRISTEN YANG VISIONER”
BAB I
Organisasi
membutuhkan kepemimpinan yang mampu mengembangkan organisasinyadengan baik
sampai jauh ke depan, melampaui usia zamannya. Kepemimpinan visioner
(visionaryleadership) merupakan syarat mutlak bagi organisasi yang ingin
berkembang sampai puluhan tahun kedepan. Seth Kahan
(2002), menjelaskan bahwa
kepemimpinan visioner melibatkan kesanggupan, kemampuan,
kepiawaian yang luar biasa untuk menawarkan kesuksesan dan kejayaan di masa
depan.
Seorang pemimpin yang visioner mampu mengantisipasi segala kejadian yang mungkin timbul,mengelola
masa depan dan mendorong orang lain utuk berbuat dengan cara-cara yang
tepat.Halitu berarti, pemimpin yang visioner mampu melihat tantangan dan peluang sebelum keduanya terjadisambil
kemudian memposisikan organisasi mencapai tujuan-tujuan terbaiknya. Corinne McLaughlin
(2001) mendefinisikan pemimpin
yang visioner (Visionary leaders) adalah mereka yang mampu membangun ‘fajar baru’
(a new dawn) bekerja dengan intuisi dan imajinasi,
penghayatan, dan boldness. Mereka menghadirkan tantangan sebagai upaya
memberikanyang terbaik untuk
organisasi dan menjadikannya sebagai sesuatu yang menggugah
untuk mencapaitujuan organisasi. Mereka bekerja dengan kekuatan penuh dan
tercerahkan dengan tujuan-tujuan yang lebih tinggi.
Pandangannya jauh ke depan. Mereka adalah para social innovator, agen perubah,
memandang sesuatu dengan utuh (big picture) dan selalu berfikir strategis. Kepemimpinan
visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti padakerja
dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan
caramemberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan
berdasarkan visi yang jelas (Diana Kartanegara, 2003).
Visi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ingin dicapai secara ideal dari seluruhaktivitas.
Visi juga dapat diartikan sebagai gambaran mental tentang sesuatu yang ingin
dicapai dimasa depan.
Kepemimpinan
adalah suatu konsep yang sangat dekat dengan kesuksesandalam mencapai tujuan
suatu organisasi. Kepemimpin akan sangat mewarnai, mempengaruhi bahkan
menentukan bagaimana perjalanan suatu organisasi
dalammencapai tujuan-tujuannya. Membahas topik kepemimpinan seperti
mengarungi samudera luas yangmendapat pasokan air dari ratusan sungai yang tak
pernah kering. Selalu saja saja adaperkembangan dalam organisasi pada setiap
jaman yang menuntut karakteristik kepemimpinan tertentu. Perkembangan
teori kepemimpinan telah banyak dimunculkan oleh para pakar, antara lain:
kepemimpinan karismatik, kepemimpinan militeristik, kepemimpinan situasional,
kepemimpinan transformasional, hingga kepemimpinan visioner.
BAB II
DASAR DAN PENTINGNYA PEMAHAMAN
TENTANG VISI
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kepemimpinan
yang sehat akan menghasilkan suatu organisasi yang sehat. Dan, organisasi yang
sehat merupakan suatu organis yang bertumbuh dan bergerak serta semua
komponennya berfungsi sebagaimana mestinya dan akhirnya membuahkan hasil yang
baik bagi organisasi itu sendiri dan berdampak bagi lingkungannya.
Kepemimpinan
yang sehat dan organis tentunya didukung oleh beberapa faktor pendukung penting
sebagai roda yang menggerakkan kepempimpinan itu ke suatu arah yang dituju
bersama. Salah satu faktor penting dalam kepemimpin yang sangat menentukan
berhasil tidaknya kepemimpinan suatu organisasi atau gereja, yaitu visi dari
seorang pemimpin. Hendry Kissinger mengatakan, “Seorang pemimpin adalah seorang
individu pencipta visi yang menggerakkan orang-orang dari tempat dimana mereka
berada ke tempat dimana mereka belum pernah ada. Dengan visi maka suatu
organisasi akan bergerak dengan pasti pada apa yang dicita-citakan, namun
sebaliknya bisa visi tidak dimunculkan oleh pemimpin maka tentunya arah gerak
suatu organisasi akan terombang-ambing. Amsal mengatakan demikian, “Bila tidak
ada wahyu, menjadi liarlah rakyat” (Amsal 29:18). ‘Wahyu’ ‘penglihatan’,
‘mimpi’, itulah yang tertulis dalam Alkitab. Dan apa yang dikatakan Alkitab itu
benar. Seorang pemimpin harus punya visi. Eka Darma Putera, menggambarkan
ketiadaan pemimpin yang punya visi sebagai suatu keadaan yang bergerak tanpa
arah, serta sibuk dengan diri, tanpa makna. Dan, hasilnya hanyalah kepenatan,
tanpa tahu untuk apa.
Pemahaman Awal tentang Visi
Lovett
H. Weems, Jr. mengatakan bahwa visi itu adalah sebuah mimpi atau gambaran
kemungkinan ke depan. “It is a dream. It is a picture of a preferred future” .
Lebih jelasnya bisa dikatakan demikian, “visi adalah suatu ihwal melihat, suatu
ihwal mendapat persepsi tentang sesuatu yang imajinatif, yang memadukan
pemahaman yang mendasar tentang situasi masa kini dengan pandangan yang
menjangkau jauh ke depan”. Visi menunjukkan suatu pandangan sekilas dari
masa depan yang kita inginkan dan yang kita pikir seharusnya demikian.
Berdasarkan
kharakternya, kita juga bisa memberikan satu konsep aktual mengenai visi.
Karakteristik visi dari Kouzes dan Posner seperti dikutip oleh Wafford,
mengatakan bahwa, Visi berasal dari kata yang secara literal “melihat”. Tidak
ada kata yang lebih baik untuk menjelaskan kemampuan melihat ke depan
(forward-looking) dan memahami potensi-potensi yang ada di masa depan
(foresighted). Jadi, visi mengandung pengertian sebagai suatu orientasi masa
depan. Sebuah visi adalah gambaran tentang apa yang bisa terjadi. Walt
Callestad mengatakan, “The future will be what you envision it to be”.
Artinya, visi memproyeksikan keunikan dari suatu kondisi di masa depan,
menentukan masa depan seperti apa yang kita harapkan demikian. Visi menyajikan
gambaran perubahan dari suatu organisasi dan mendorong dilakukannya tindakan
menuju ke arah perubahan yang lebih baik.
Sumber Visi
Bob
Gordon, menjelaskan pandangannya bahwa dalam kekristenan, visi datangnya dari
Tuhan dan merupakan pekerjaan Tuhan di dalam seseorang. Roh Tuhan yang bekerja
dalam diri seseorang yang didiami-Nya pada saat-saat perjumpaannya dengan
Tuhan. Dia-lah yang menciptakan visi itu dan kita tinggal menerimanya saja.
Bishop Rueben P. Job mengatakan bahwa, “The vision is a gift from God. It’s the
reward of the disciplined, faithful, and pantient listening to God”. Visi
merupakan pemberian dari ‘mata iman’ untuk melihat yang tidak kelihatan, untuk
mengetahui apa yang tidak mampu diketahui, dan memikirkan apa yang tidak mampu
dipikirkan. Lalu, visi itu menjadi titik temu atau sasaran – arah gerak kita
sebagai umat-Nya.
Adanya
visi Tuhan, mendorong kita melangkah maju menuju sasaran yang termuat di dalam
visi-Nya. Kalau seorang pemimpin tidak mempunyai visi dari Tuhan, ia akan
‘mandek’ dan ‘mati’. Jadi, Visi bukan hasil dari pengamatan kita tentang apa
yang perlu dilakukan atau apa yang ingin dicapai, melainkan suatu petunjuk
ilahi yang ditanggapi oleh manusia dan Dia yang memanggil manusia untuk mulai
bertindak. Visi dari Tuhan merupakan panggilan bagi
manusia. Panggilan Tuhan adalah panggilan yang efektif, artinya bahwa
visi Allah yang ia tanamkan dalam diri seorang pemimpin pasti terlaksana. Itu
sebabnya penting bagi seorang pemimpin untuk mendapatkan visi yang bersumber
dari Allah sendiri.
Poin
penting selanjutnya ialah, visi timbul karena adanya hati yang terbeban untuk
mengetahui serta melakukan kehendak Tuhan dan untuk menjadi apa pun yang
dikehendaki Tuhan. Dan, tujuan visi Allah tidak lain adalah untuk
membangun tubuh Kristus, dimana Dia adalah kepala kita. Dan kepala memberikan
kita visi dengan perintah yang sangat jelas. Di sinilah letak perbedaan
seorang pemimpin kristiani dengan pemimpin sekuler. Kekristenan selalu berawal
dari Allah, Allah yang mengerjakan bagi umat-Nya dan Allah yang menuntun dalam
mencapai visi itu untuk membangun tubuh Kristus. Sedangkan pemimpim sekuler
lebih melihat pada fenomena-fenomena dan kecenderungan-kecenderungan yang lebih
baik ke depan. Itu biasanya berasal dari dalam diri manusia, bukan pewahyuan
ilahi. Serta tujuan akhir, dilihat hanya untuk keperluan kepuasan, kebaikan
manusia saja.
BAB III
PENTINGNYA KEPEMIMPINAN KRISTEN
YANG VISIONER
A.
PEMIMPIN
YANG VISIONER
John
Maxwell mengatakan demikian, “Dalam hukum kepercayaan, sang pemimpin harus
menemukan impiannya (visi) baru pengikutnya. Tetapi, pengikut menemukan
pemimpinnya baru impiannya”. Artinya pertama-tama dalam diri pemimpin
harus tertanam visi Allah dalam dirinya, dan pengikut pertama-tama tidak mau
tahu tentang visi pemimpinnya melainkan mereka hanya ingin “seorang pemimpin”
yang dapat dipercaya. Itulah sebabnya tanggungjawab menjadi pemimpin yang
visioner sangat ditekankan dan diharapkan ada di dalam diri setiap pemimpin.
Artinya seorang pemimpin tidak boleh mengharapkan visi itu datangnya dari
pengikutnya, melainkan dia sendiri yang harus menemukan visi itu dan
membagikannya bagi pengikutnya untuk dicapai bersama-sama.
Dilihat
dari sudut pandang kepemimpinan motivasional, Pemimpin disebut visioner atau
pemimpin yang punya visi yaitu jika dia adalah orang yang imajinatif dan aktif
merancang strategi sampai suatu hari kelak inovasinya akan sesuai dengan
kebutuhan pelanggan di masa depan dan mendatangkan untung besar. Bila
seorang pimpinan telah menawarkan sebuah visi kepada timnya, artinya dia telah
membuat sebuah gambaran mental akan masa depan yang makmur bagi mereka,
menciptakan rasa memahami inspirasi dan harapan diantara para anggota tim dan
memotivasi mereka demi berjuang untuk mencapai visi itu. Jadi, kepemimpinan
yang visioner mutlak diperlukan namun tidak hanya sampai di situ, melainkan ia
juga harus mampu merancang strategi untuk mencapai visi itu.
B.
KARAKTERISTIK
PEMIMPIN VISIONER
Kepemimpinan
visioner memiliki ciri-ciri yang menggambarkan segala sikap danperilakunya yang
menunjukkan kepemimpinannya yang berorientasi kepadapencapaian visi, jauh
memandang ke depan dan terbiasa menghadapi segala tantangandan
ressiko. Diantara cirri-ciri utama kepemimpinan visioner adalah:
Berwawasan
ke masa depan, bertindak sebagai motivator, berorientasi pada thebest
performance untuk pemberdayaan, kesanggupan untuk memberikan arahankonkrit yang
sistematis. Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, tidak
peragu dan selalusiap menghadapi resiko. Pada saat yang bersamaan, pemimpin
visioner jugamenunjukkan perhitungan yang cermat, teliti dan akurat. Memandang
sumberdaya, terutama sumberdaya manusia sebagai asset yang sangat berharga
danmemberikan perhatian dan perlindungan yang baik terhadap mereka.
Mampu
menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam menggapaitujuan,
menjadi model (teladan) yang secara konsisten menunjukkan
nilai-nilaikepemimpinannya, memberikan umpan balik positif, selalu
menghargai kerja kerasdan prestasi yang ditunjukkan oleh siapun yang telah memberi
kontribusi. Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah,
mengelola mimpi‟ menjadi kenyataan, mengajak orang lain untuk berubah, bergerak
ke „new place‟, Mampu memberi
inspirasi, memotivasi orang lain untuk bekerja lebihkreatif dan bekerja lebih
keras untuk mendapatkan situsi dan kondisi yang lebihbaik. Mampu mengubah
visi ke dalam aksi, menjelaskan dengan baik maksud visikepada orang lain, dan
secara pribadi sangat commited terhadap visi tersebut. Berpegang erat
kepada nilai-niliai spiritual yang diykininya. Memiliki integritaskepribadian
yang kuat, memancarkan energy, vitalitas dan kemauan yang membarauntuk
selalu berdiri pada posisi yang segaris dengan nilai-nilai spiritual.
Menjadiorang yang terdepan dan pertama dalam menerapkan nilai-nilai luhur,
sebagimana yang diungkapkan oleh Mahatma Gandhi: “I must first be the change I
want to seein my world.”
Membangun
hubungan (relationship) secara efektif, memberi penghargaan danrespek. Sangat
peduli kepada orang lain (bawahan), memandang orang lain sebagaiasset
berharga yang harus di perhatikan, memperlakukan mereka dengan baik dan hangat‟
layaknya keluarga. Sangat responsive terhadap segala kebutuhan orang lain dan
membantu mereka berkembang, mandiri dan membimbing menemukan jalan masa
depan mereka.
novative
dan proaktif dalam menemukan „dunia baru‟. Membantu mengubah dari cara berfikir
yang konvensional (old mental maps) ke paradigma baru yangdinamis. Melaklukan
terobosan-terobosan berfikir yang kreatif dan produktif. (out-box thinking‟). Lebih bersikap
atisipatif dalam mengayunkan langkahperubahan, ketimbang sekedar reaktif
terhadap kejadian-kejadian. Berupayas edapat mungkin menggunakan pendekatan
„win-win‟ ketimbang „win-lose‟.
C.
PENTINGNYA
VISI BAGI PEMIMPIN VISIONER
Andreas
Harefa, mengomentari demikian, “Sosok seorang pemimpin visionaris adalah orang
yang mampu melihat ‘status guo’ dan kemampanan yang ada tidak sesuai dengan
kehendak Allah; mampu melihat sebuah ide atau impian tentang masa depan yang
secara mendasar lebih baik, lebih manusiawi, dan lebih diperkenankan oleh Tuhan
sebagai sebuah kenyataan yang mungkin diciptakan lewat perjuangan dalam
ketaatan kepada Allah; memiliki minat dan perhatian yang amat besar terhadap
potensi manusia yang ada, yang mengejar kesempurnaan sebagai ciptaan Allah;
mengambil inisiatif dengan menerima tanggungjawab untuk melaksanakan perubahan
yang diyakini sebagai panggilan hidup di dunia.” Beranjak dari kondisi
yang seperti inilah, seorang pemimpin visioner menempatkan visi itu sebagai
tumpuan kaki untuk melangkah keluar dari ‘status guo’, dan mencapai mimpi
bersama dengan kelompok organisasi yang dipimpinnya. Oleh sebab itu seorang
pemimpin tidak boleh tidak, harus punya visi bila ingin menjadi pemimpin yang
baik dan membawa perubahan bagi kelompok yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, visi
mutlak penting bagi kepemimpinan.
1.
Visi Menggerakkan Organisasi/
Gereja yang Dipimpin.
Bergerak artinya
berpindah dari apa yang ada hari ini menuju ke masa depan. Sebuah visi yang
besar bila dibagikan oleh seorang pemimpin bagi para anggotanya dengan baik,
akan menggerakkan mereka untuk mengambil tindakan aktif di dalam visi itu.
Seorang tokoh terkemuka, Dr. Martin Luther King Jr. yang berdiri di
Tangga Lincoln Memorial, berbicara di depan 250.000 orang. Pada waktu
berbicara, dia menyampaikan sebuah visi. Dia berbicara mengenai harapan masa
depan yang lebih baik, tidak hanya untuk orang kulit hitam Amerika, tetapi
untuk semua orang Amerika. Dia menyatakan demikian, “Saya memiliki sebuah
Impian (I have a dream).” Dia menyatakan visinya dengan jelas, dengan cara yang
bersemangat, optimis, dan membuat orang lain juga merasakan semangat yang sama,
impian dan visinya itu telah menggerakkan bangsa itu.
Visi yang menarik akan menantang anggota tim untuk melakukan suatu perubahan besar yang bergerak ke arah yang lebih baik. Visi haruslah membawa pada satu perubahan dan menjadi impian bagi banyak orang. Visi menjadi jawaban bagi kegelisahan individu terhadap keinginan untuk mengalami perubahan. Hanya dengan visi yang seperti inilah suatu badan atau organisasi akan bergerak dengan penuh kerelaan dan pengharapan penuh untuk mencapai perubahan.
Visi yang menarik akan menantang anggota tim untuk melakukan suatu perubahan besar yang bergerak ke arah yang lebih baik. Visi haruslah membawa pada satu perubahan dan menjadi impian bagi banyak orang. Visi menjadi jawaban bagi kegelisahan individu terhadap keinginan untuk mengalami perubahan. Hanya dengan visi yang seperti inilah suatu badan atau organisasi akan bergerak dengan penuh kerelaan dan pengharapan penuh untuk mencapai perubahan.
Keberhasilan suatu
organisasi atau gereja dalam menggerakkan anggota tim, bergantung sejauhmana
semangat dan kerinduan dari visi itu menginsipirasi orang lain untuk melakukan
tindakan. Sebesar apa suatu organisasi mengalami pergerakan ditentukan oleh
sebesar apa visi yang ditanamkan bagi organisasi. Tidak ada perubahan
yang besar yang melebihi visi yang dicita-citakan bersama. Martin Lither King
berhasil menggerakkan bangsanya, karena ia memiliki visi yang cukup besar untuk
perubahan bagi bangsanya. Dan, pergerakan yang terjadi tidak melampaui dari apa
yang diimpikan olehnya terjadi atas bangsa Amerika. Artinya tidak ada
pergerakan tak terduga yang melebihi dari apa yang pernah dicita-citakan
bersama. visi menentukan pergerakan dan arah gerak suatu organisasi.
2.
Visi Menentukan Tujuan dan Tujuan
Menyatakan Arah dan Sasaran Sebuah Organisasi.
Bob Gordon mengatakan,
“Ketiadaan visi akan membawa orang-orang hanyut ke dalam keberadaan yang tanpa
arti, tanpa tujuan dan tidak efektif”. Oleh sebab itu visi sangat penting
untuk memberi petunjuk. Memungkinkan kita mengetahui kemana kita akan melangkah
dan apa yang hendak kita capai. Wafford, mengungkapkan bahwa visi seumpama
“gyros” (semacam kompas) yang menentukan suatu arah yang benar bagi
organisasi. Dengan visi yang jelas, maka ke sanalah segala usaha diberdayakan
dan difokuskan.
Visi memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi. Sebuah visi memproyeksikan keunikan dari suatu kondisi di masa depan. Arah yang specifik dan yang dapat dikenali, tidak berubah atau berbelok secara tak terduga, mempermudah dalam pencapaian sasaran. Sebuah visi memiliki cara yang unik untuk mengarahkan gerakan organisasi secara positif. Visi memberikan gambaran mental yang sesuai buat kita dan membuat orang-orang tetap memiliki “gambaran besar”. Visi menentukan peta perjalanan untuk menuntun mengarahkan kita. Kita tidak akan pernah tahu ke mana kita harus melanjutkan perjalanan jika kita tidak tahu kemana kita akan pergi. Visi menentukan arah perginya sebuah organisasi.
Visi memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi. Sebuah visi memproyeksikan keunikan dari suatu kondisi di masa depan. Arah yang specifik dan yang dapat dikenali, tidak berubah atau berbelok secara tak terduga, mempermudah dalam pencapaian sasaran. Sebuah visi memiliki cara yang unik untuk mengarahkan gerakan organisasi secara positif. Visi memberikan gambaran mental yang sesuai buat kita dan membuat orang-orang tetap memiliki “gambaran besar”. Visi menentukan peta perjalanan untuk menuntun mengarahkan kita. Kita tidak akan pernah tahu ke mana kita harus melanjutkan perjalanan jika kita tidak tahu kemana kita akan pergi. Visi menentukan arah perginya sebuah organisasi.
Kemudian, visi itu juga
ibarat sebuah magnet, artinya bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh suatu
organisasi mendapat arahan dari visi. Visi menegaskan aksi seseorang atau suatu
organisasi dan visi menjadi inti (core) sasaran yang hendak dicapai. Arah gerak
organisasi menjadi terarah, karena dikendalikan oleh visi yang ada, dan arah
yang dicapai tidak lain adalah mewujudkan visi itu dalam kenyataan yang
sesungguhnya. Itu sebabnya, seorang pemimpin visioner harus bisa tampil di
depan dan mendeklarasikan visi organisasi itu, memimpin mereka, mendorong,
mengarahkan dengan tetap bersandarkan pada visi yang diyakini bersama.
3.
Visi Memberi Motivasi dan Harapan
Bagi Organisasi
Kesatuan sebuah group
yang dihadirkan dalam sebuah ide di dalam visi, bukan hanya disebabkan oleh
kharisma seorang pemimpin atau loyalitas suatu organisasi. Visi menghadirkan
pemahaman umum dari realitas dan masa depan. Dan juga mempersuasi suatu group
untuk beraksi, itu adalah kekuatan dari visi. Visi bisa mempengaruhi organisasi
hanya apabila para anggota menerima dan mau berkomitmen pada visi tersebut.
Barulah visi itu menjadi sumber motivasi yang kuat dan menyatukan. Itu
artinya bahwa visi harus juga dikomunikasikan dengan baik sehingga mampu
menggugah dan memotivasi untuk dilakukannya tindakan nyata secara bersama-sama.
Visi yang baik akan menggugah imajinasi orang. Hal itu sangat tergantung pada
sejauh mana para pemimpin itu sendiri tergugah oleh sasaran itu. Jika imajinasi
mereka tidak menyala-nyala, mereka tidak akan membakar imajinasi orang lain.
Apa yang harus terjadi di masa yang akan datang, yang hanya dapat dilihat oleh
para pemimpin, sekarang disampaikan di depan mata, sehingga orang lain dapat
melihatnya dan termotivasi untuk ambil bagian dalam visi itu. Visi yang baik
akan menantang orang untuk berpartisipasi, serta mereka secara pribadi
tertantang untuk mewujudkan tujuan itu.
Brian Tracy, mengatakan bahwa diantara 3.000-an penelitian yang pernah dia baca, ia menyimpulkan dengan menempatkan visi pada tempat teratas dari daftar kualitas kepemimpinan pada umumnya. Visi, menurut tracy, memunculkan harapan, dan harapan adalah motivator yang ampuh. Visi bisa mengubah pikiran dan hati seseorang apabila mereka menerima visi tersebut sebagai visi mereka sendiri. Visi yang mengubahkan adalah visi yang mengilhami pengikutnya yang mendorong mereka memberikan pengabdian dan bertindak. Visi yang memotivasi memungkinkan pengikut visi itu hidup seakan-akan hari ini adalah hari yang pertama dan yang terakhir dalam kehidupan kita. Bukan untuk menyetir kita melainkan untuk memberi kita tujuan. Visi memberikan kita suatu keyakinan, dan memberitahu apa yang harus kita lakukan. Visi memotivasi kita karena hal itu memusatkan perhatian kita pada masa depan dan mendorong kita untuk mengambil tindakan ke arah perwujudannya.
Brian Tracy, mengatakan bahwa diantara 3.000-an penelitian yang pernah dia baca, ia menyimpulkan dengan menempatkan visi pada tempat teratas dari daftar kualitas kepemimpinan pada umumnya. Visi, menurut tracy, memunculkan harapan, dan harapan adalah motivator yang ampuh. Visi bisa mengubah pikiran dan hati seseorang apabila mereka menerima visi tersebut sebagai visi mereka sendiri. Visi yang mengubahkan adalah visi yang mengilhami pengikutnya yang mendorong mereka memberikan pengabdian dan bertindak. Visi yang memotivasi memungkinkan pengikut visi itu hidup seakan-akan hari ini adalah hari yang pertama dan yang terakhir dalam kehidupan kita. Bukan untuk menyetir kita melainkan untuk memberi kita tujuan. Visi memberikan kita suatu keyakinan, dan memberitahu apa yang harus kita lakukan. Visi memotivasi kita karena hal itu memusatkan perhatian kita pada masa depan dan mendorong kita untuk mengambil tindakan ke arah perwujudannya.
Kemudian, sasaran-sasaran visi yang telah tercapai juga menolong orang-orang mencapai kepuasan karena mereka melihat adanya hasil. Hal tersebut memotivasi mereka untuk maju terus. Oleh karena itu visi yang jelas dapat dipandang sebagai titik-titik keberhasilan di sepanjang hidup seseorang. Membesarkan hati untuk melihat bahwa kita sudah mencapai satu sasaran lagi dan siap untuk mencapai sasaran selanjutnya. Dan seorang pemimpin visioner harus mampu memiliki visi sebagai kriteria terpenting dan harus memotivasi orang lain demi terwujudnya visi, sebab keberhasilan mencapai visi tertentu sangat menentukan tingkat motivasi dan pengharapan kelanjutan dari sebuah visi itu bagi organisasi.
BAB
IV
KESIMPULAN
Visi
adalah sesuatu yang penting untuk kelangsungan hidup suatu organisasi. Visi
merupakan pemberian Allah dan lahir dari adanya iman, ditopang oleh
pengharapan, diperarah oleh imajinasi dan diperkuat oleh semangat. Visi
mencakup pandangan yang luas yang berada di luar batas-batas pemikiran,
kepastian dan sangkaan. Visi itu mutlak penting. Itulah sebabnya Charlew
Swindoll, mengatakan demikian, “tanpa visi, tidak mengherankan bila tamatlah
riwayat kita!” seorang pemimpin harus memiliki visi sebagai salah-satu
faktor penting yang menentukan kelayakkannya memimpin suatu organisasi. Visi
itu penting karena dengan visi yang baik, akan menggerakkan suatu organisasi ke
masa depan, menggerakkan dengan tujuan dan arah yang jelas, serta anggota
organisasi termotivasi dan berpengharapan karena mereka memiliki tujuan yang
baik ke depan yang ingin direalisasikan secara bersama-sama.
Namun, hal
yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin visioner adalah visi itu
janganlah hanya terbatas pada ide yang terkristal dan teraktualisasi dalam
gagasan-gagasan yang indah, melainkan harus sampai pada tindakan melakukannya.
Tom Marshall berpendapat demikian, “Adalah tidak memadai untuk sekedar
memperoleh sebuah visi atau bahkan mengkonseptualisasikan visi itu pada sasaran
yang digambarkan dengan baik dan jelas. Kalau anda tidak bisa mendapatkan orang
yang mengikuti anda untuk mencapai visi itu, anda bukan pemimpin”. John
C. Bowling menegaskan, “Agar bisa menjadi pemimpin yang efektif, Anda perlu
visi. tetapi, anda perlu juga mengkomunikasikan visi itu kepada orang lain
dengan langkah-langkah yang secara emosional dan mental membuat mereka dengan
sukarela bersedia mewujudkan visi itu menjadi kenyataan. Visi tidak akan ada
artinya, jika tidak diterjemahkan ke dalam tindakan”. Akhirnya, Heriyanto
menyimpulkan demikian, “Kepemimpinan berjalan dengan efektif saat pemimpin
mampu menemukan orang-orang yang mampu menerjemahkan visinya dan merekrut
orang-orang yang berani tampil merintis visi menjadi tindakan”. Jadi,
visi yang baik pasti memberi dampak besar bagi kepemimpinan, dan baru
membuahkan hasil apabila mampu dimengerti dan mampu dilakukan atau diwujudnyatakan
oleh anggota organisasi.
Terimakasih untuk pencerahannya melalui makalah ini.
ReplyDelete