Saturday 19 January 2019

Makalah : PELAYANAN MALAIKAT KEPADA ORANG PERCAYA DALAM PERJANJIAN BARU

BAB I
PENDAHULUAN

             Alkitab adalah satu-satunya sumber yang benar tentang dunia roh.  Malaikat dan pelayanannya, dibahas dengan panjang lebar oleh para penulis Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.  Di dalam Perjanjian Lama, malaikat kadang kala menggantikan atau mewakili pribadi Allah, untuk menampilkan wujudnya kepada manusia.  Atau sebaliknya Tuhan menggunakan wujud malaikat untuk menyatakan dirinya kepada manusia, yang biasa disebut Malaikat Yahweh.
             Oleh karena pokok bahasan tentang malaikat sangat luas, maka penulis membatasi pembahasan, hanya pelayanan malaikat kepada orang-orang percaya di dalam Perjanjian Baru.  Memahami konteks dekat adalah salah satu cara yang tepat yang akan ditempuh dalam makalah ini.  Tujuan penulis dan maksud pembicara dalam konteks merupakan langkah berikutnya yang menolong untuk mengerti pelayanan malaikat.
             Untuk mengerti dengan baik tentang pelayanan malaikat  dalam makalah ini, maka bagian pertama yang harus diteliti ialah arti dari kata “malaikat” dan “pelayanan malaikat yang tergantung pada perintah Tuhan”.  Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan "malaikat sebagai makhluk halus pesuruh Tuhan yang mempunyai tugas khusus.”1
 Menurut Ensiklopedi Perjanjian Baru:
malaikat (angel) berasal dari bahasa Yunani aggeloj, kata yang mempunyai peranan "pembawa berita", "utusan", tetapi tidak menyatakan kodrat malaikat.  Alkitab mengandaikan eksistensi para malaikat Allah yang menjadi bagian dari struktur alam ciptaan.  Melalui para malaikat, pandangan kita melampaui dunia yang kelihatan; melalui mereka, kemuliaan Allah, kehadiran dan transendensiNya menjadi lebih nyata.  Pandangan yang terdahulu realistis mengenai makhluk-makhluk surgawi itu, harus dihindari.  Sebab mereka disebut "kemuliaan-kemuliaan dalam Alkitab.2
 Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, mendefinisikannya sebagai berikut:  Malaikat dalam Alkitab (Ibrani mal'akh, Yunani angelos) menurut etimologi dan pengertian, adalah pesuruh Allah, yang mengenalNya muka dengan muka, karena itu mempunyai kelebihan dari pada manusia.  Malaikat tentu adalah makhluk, tapi suci dan mantap, walaupun mempunyai kemauan yang bebas dan karena itu bisa terpengaruh terhadap godaan dan dosa.3
 Dengan adanya definisi ini, pembaca dapat mengenal tentang malaikat, sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah, di kekekalan masa lampau, yang bersifat roh, tidak bertubuh, yang memiliki tugas khusus dari Allah untuk memuliakan namaNya dan melayani umat Tuhan.  Orang percaya boleh menghargai pelayanan malaikat, namun tidak menyembah.


BAB II
PELAYANAN MALAIKAT KEPADA ORANG-ORANG PERCAYA DALAM PERJANJIAN BARU

 Alkitab Perjanjian Lama mencatat pelayanan malaikat kepada umat Allah, namun dalam makalah ini tidak dibahas, dan hanya menguraikan pelayanan malaikat kepada orang-orang percaya di dalam Perjanjian Baru saja.

A.       Menolong Dan Membantu Orang Percaya
 Penulis Surat Ibrani sedang berbicara mengenai Yesus Kristus yang lebih tinggi daripada para malaikat.  Dengan tegas mengatakan bahwa selain melayani Allah dan Yesus Kristus, para malaikat memiliki pelayanan yang lain yakni melayani orang-orang percaya yang telah diselamatkan oleh Tuhan (Ibr. 1:14).  Ayat ini tidak memberikan petunjuk mengenai cara dan bentuk pelayanan para malaikat kepada orang-orang percaya, oleh karena itu sering disebut sebagai pelayanan yang bersifat umum.

B.       Mengambil Bagian Dalam Jawaban Allah Atas Doa
 Ketika terjadi penganiayaan atas orang-orang Kristen di Yerusalem, Herodes membunuh Yakobus.  Pembunuhan itu nampaknya menyenangkan orang-orang Yahudi, karena itu Herodes melanjutkan niatnya dengan menangkap Petrus, salah satu murid yang berpengaruh.  Kisah Para rasul 12:4, mengatakan bahwa Herodes merencanakan hal pembunuhan atas Petrus seperti halnya kepada Yakobus, setelah hari paskah.
 Ayat 5b, merupakan titik awal dari tindakan Allah menolong Petrus keluar dari penjara.  Bermula dari doa yang dipanjatkan dengan tekun oleh jemaat kepada Allah, kemudian Allah merencanakan yang lain untuk menggagalkan rencana si jahat.  “Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruangan itu.  Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya: “Bangunlah segera!”  Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus.  Lalu kata malaikat itu kepadanya: “Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!”  Lalu ia mengikuti malaikat itu keluar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan” (Kis 12:7-9).
 Lukas, penulis Kisah Para Rasul, mengakui adanya malaikat yang siap melakukan perintah Tuhan untuk melayani jemaat dan Petrus.  Yang datang dan berdiri, menepuk dan menyelamatkan Petrus dalam perikop ini, bukan pribadi Allah atau salah satu dari Allah Tritunggal, tetapi malaikat, utusan Tuhan.  Sebagai sorang dokter, Lukas percaya adanya makhluk rohani yakni malaikat, yang melayani orang percaya setiap saat.
 Pendeta Yunus BS mengatakan:
Malaikat itu ada, mereka ikut serta melayani manusia, kita berterima kasih bagi pelayanannya, tetapi sekali-kali tidak boleh menyembahnya, sebab mereka juga hamba-hamba Allah seperti kita (Wah 19:10; 22:8-9).1

 “Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai keujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia.  Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: “Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikatNya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.” (Kis 12:10b-11).  Rasul Petrus yang mengenal Tuhan Yesus dengan baik, juga mengenal Bapa dan Roh Kudus yang dicurahkan belum lama sebelum peristiwa ini terjadi, tidak mengatakan bahwa Bapa atau Yesus atau Roh Kudus yang datang dan menyelamatkannya.  Dia tahu benar-benar bahwa malaikatlah yang datang dengan kekuatan dan kuasanya.
Sudah tentu para malaikat tidak henti-hentinya digunakan untuk mencegah hal yang jahat dan mengupayakan hal yang baik.  Jika Allah menolong manusia melalui manusia, kita tidak perlu heran bahwa Dia menolong manusia melalui para malaikat.2
Dengan kekuatan, kuasa, pengetahuan, kemampuan dan hikmat yang dimiliki oleh malaikat, tidak dapat diragukan, mereka sanggup mencegah hal-hal yang jahat yang ingin menyerang orang-orang percaya.

C.       Memperhatikan Pengalaman Hidup Orang Kristen
 Malaikat sebagai pribadi, sering disejajarkan dengan pribadi manusia dan juga dengan pribadi Allah yang dapat bertindak dan memperhatikan segala sesuatu di dalam hidup orang percaya, menurut ajaran Paulus.  Di dalam I Kor 4:9, mengatakan “. . . sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia”.  Maksudnya ialah: selain manusia dan makhluk lain di dunia ini, malaikat juga memperhatikan jalan hidup orang benar.  Sama halnya dengan I Tim 5:21, kalimat yang digunakan oleh Paulus untuk menyampaikan pesannya, memperlihatkan pemahamannya tentang malaikat yang melayani manusia dengan cara menunjukkan perhatian pada jalan hidup dan pelayanan orang-orang percaya.
 Roy H. Hicks mengatakan :
Masing-masing kita mempunyai malaikat yang ditentukan Bapa dan diberikan untuk menjaga kita sebagai Penjaga dan Pelindung (Ibrani 1:14; Matius 18:10).  Malaikat-malaikat itu diberikan kepada kita waktu lahir, diutus oleh Allah Bapa untuk menjaga kita dan mengusahakan setiap waktu kehendak Allah yang sempurna tergenapi di dalam hidup kita.3
Dalam kutipan ini, Hicks menekankan usaha malaikat untuk menjaga dan mengupayakan agar kehendak Bapa tergenapi di dalam hidup orang percaya.  Pendapat ini dapat di terima, sebagai bagian dari tujuan Allah bagi pelayanan para malaikat untuk kebaikan umat Tuhan.

D.       Membawa Berita, Menguatkan Dan Memberi Pengharapan
 Menurut penulis, malaikat yang datang menyampaikan berita tentang adanya pertolongan dari Tuhan, dalam bahaya yang dihadapi oleh Paulus dan seisi kapal (KPR 27:23-24) adalah untuk memberikan kekuatan dan pengharapan.
 Penyertaan Allah dalam perjalanan Paulus ini, dinyatakan melalui kehadiran malaikat, sebagai bagian dari pelayanan malaikat bagi orang yang sedang menghadapi bahaya, yakni memenuhi kebutuhan utama manusia.  Berita yang disampaikan kepada Paulus adalah berita dari surga, sehingga Paulus tidak meragukannya sedikitpun, dan berita itu terjadi, tidak ada yang binasa diantra mereka.
Dalam bukunya, Charles dan Frances Hunter menulis:
Dalam kehebatan kehadiran malaikat-malaikat Allah, saya sering merasa seperti Maria, yang mengatakan, “Biarlah segala sesuatu yang telah kaukatakan itu terjadi” (Lukas 1:38, FAYH).  Ketika Paulus berkata, “. . . tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang kusembah sebagai milikNya” (Kis 27:23),  dia tahu bahwa hal itu akan terjadi!  Dengan cara yang sama, saya mengetahui bahwa berita-berita yang berasal dari hati Allah ini senantiasa merenggut calon penghuni neraka.  Kebenaran-kebenaran itu penting dan nyata! Kehadiran malaikat-malaikat agung, yang langsung datang dari singgasana Allah, demikian mengagumkan, sehingga tidak salah kalau seseorang jatuh sujud menyembahnya.4
E.        Menyambut Jiwa-Jiwa Baru Dalam Kerajaan Allah
 Arti dari perumpamaan tentang dirham yang hilang kemudian ditemukan, dijelaskan oleh Yesus sendiri di bagian akhir perikop ini, yaitu: “Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat” (Luk. 15:10).  Perkataan “satu orang berdosa yang bertobat”, mengacu pada orang percaya yang jatuh dalam dosa dan bertobat, dan kepada orang yang baru dimenangkan untuk kerajaan Allah.  Para malaikat menyambut dan memulai pelayanannya bagi orang seperti ini.
 Malaikat menaruh perhatian atas kegiatan penginjilan yang dilakukan oleh orang-orang Kristen (Kis. 8:26-27).  Dalam peristiwa ini, malaikat Allah memberi petunjuk kepada Filipus untuk pergi memberitakan Injil kepada seorang sida-sida yang siap menerima keselamatan dari Tuhan.

F.        Melayani orang benar di saat meninggal
 Pelayanan malaikat kepada orang-orang percaya tidak hanya pada waktu masih hidup, tetapi juga setelah mati.  Alkitab mencatat dua peristiwa yang sama-sama membicarakan tentang pelayanan malaikat setelah orang percaya mati, baik kepada Lazarus dan juga kepada Musa.  Lukas 16:22 mengatakan: “Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pengkuan Abraham”; dan Yudas 9, mengatakan: “Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa”.  Malaikat masih melayani orang percaya setelah meninggal.

G.       Melayani Anak-Anak Dari Orang Percaya
 Tuhan Yesus menegur murid-muridNya dan mengingatkan mereka bahwa malaikat anak-anak itu selalu memandang Bapa di surga.  Maksudnya ialah malaikat-malaikat diutus oleh Bapa untuk melayani anak-anak dan melindungi mereka dari bahaya dan kejahatan.
             Dr. Roy H. Hicks mengatakan:
Ketika Yesus memberikan peringatan perihal anak-anak dan para malaikat mereka, Dia mengatakan bahwa malaikat-malaikat mereka, ada di sorga, selalu memandang wajah Bapa (Mat 18:10).  Bahkan jika malaikat penjaga itu ditugaskan untuk melindungi anak-anak anda, dia tidak dapat bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi hanya sebagaimana dia menerima perintah dari Bapa.5
             Orang percaya yang ingin menikmati pelayanan para malaikat, hanya dengan menjaga hidup kudus dan berkenan kepada Allah.  Meminta kepada Allah agar Dia mengutus para malaikatNya untuk melayani kita.  Ini adalah bagian dari rencana Allah dalam hidup kita, yang dapat kita nikmati, seperti halnya dengan rencanaNya yang lain.


BAB III
SIKAP ORANG PERCAYA TERHADAP MALAIKAT

             Setelah memahami betapa hebatnya pelayanan malaikat kepada orang-orang percaya, maka bagian yang harus dibahas adalah sikap orang percaya terhadap malaikat.  Malaikat tidak setara dengan Allah dan dia bukan Allah.  Oleh karena itu, orang percaya tidak boleh menyembahnya.  Di dalam tulisan Yohanes mengatakan bahwa dia pernah menyembah malaikat, namun malaikat itu sendiri yang melarang Yohanes untuk menyembahnya.  Wahyu 19:10: “Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: “Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah!”.  Malaikat, sebagai pelayan Allah, dengan tegas dan segera melarang Yohanes untuk menyembahnya, dan memberi petunjuk yang benar: “Sembahlah Allah”.  Kalimat yang mengatakan: “Janganlah berbuat demikian” artinya jangan sujud dan menyembahku, kata malaikat.  Malaikat tidak mau dibuang oleh Tuhan kerena menerima penyembahan dari manusia; dan ia tidak mau kalau Yohanes dihukum karena menyembah yang lain, selain Allah.
             Yohanes yang takjub melihat kehebatan malaikat, mengulangi kesalahan yang sama dalam Wahyu 22:8-9.  Malaikat yang menyadari kedudukannya, tetap menolak penyembahan Yohanes, hanya Allah yang layak di sembah.
             Musa di dalam Keluaran 20:4-5 melarang orang Israel menyembah yang lain selain Allah, dan menyamakan penyembahan kepada ciptaan sebagai tindakan membenci Allah (malaikat adalah ciptaan). 
             Pdt Yusus BS, mengatakan:
Karena ini kitapun memerlukan pelayanannya, asal kita mengerti dan menjaga tidak membesar-besarkannya atau menyembahnya.  Jangan berdoa kepada malaikat, hanya kepada Allah. Salah satu cara Allah menjawab doa anak-anakNya ialah dengan mengirimkan malaikatNya. Dari masa-masa yang kritis dan sangat sukar, kadang-kadang Tuhan Yesus mengutus malaikat-malaikat untuk menyatakan diri dan menolong beberapa orang (misalnya Dan 10:12).1


BAB IV
KESIMPULAN

             Tuhan menciptakan malaikat dengan jumlah yang tidak terbatas, untuk melayani setiap orang percaya dan orang-orang yang akan diselamatkan.  Disamping apa yang diajarkan Tuhan kita tentang malaikat-malaikat, para penulis Perjanjian Baru juga menegaskan bahwa malaikat-malaikat itu benar-benar ada.
             Dalam bukunya “Dan Kemudian Aku MelihatNya”, Pdt. Dr. Samuel Doctorian mengatakan: Mereka sungguh-sungguh nyata, mereka adalah makhluk-makhluk sorgawi sebagaimana yang anda baca di dalam Alkitab, baik Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. . . . Mereka berada di dunia yang tidak terlihat di mana mata jasmani manusia tidak bisa melihat dan makhluk-makhluk sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya.[1]
             Menurut catatan dalam Kitab Kisah Para Rasul, malaikat-malaikat terlibat dalam memberikan pertolongan kepada hamba-hamba Allah: membuka pintu-pintu penjara bagi rasul-rasul, memimpin Filipus dan Kornelius dalam pelayanan dan meneguhkan hati Paulus ketika kapal yang ditumpanginya dilanda badai dalam perjalannya ke Roma.
             Pelayanannya kepada anak-anak, dijelaskan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridNya.  Penulis lebih setuju kepada pemahaman bahwa hanya anak-anak dari orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesuslah yang menikmati pelayanan para malaikat, menjaga dan mengupayakan agar rencana Allah terlaksana.  Pelayanan mereka terus berlangsung sampai pada hari penghakiman.
             Orang percaya dapat bekerja sama dengan malaikat, dengan iman yang teguh kepada Tuhan Yesus, mentaati suaraNya, mengikuti perintahNya dan mendengarkan bisikan Roh Kudus.
             Pelayanan Para malaikat adalah suatu bagian dari rencana Allah bagi orang percaya, yang dapat dipandang sebagai anugerah.  Pelayanan para malaikat dapat dinikmati dengan memohon kepada Tuhan agar anugerah tersebut, dicurahkan.  Dapat meminta agar Mazmur 34:8 digenapi; “Malaikat berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia.”





1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Halaman 620
2 Ensiklopedi Perjanjian Baru, Halaman 278
3 Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid 2, halaman 15
1Yusuf BS, Pendeta, Allah, Malaikat dan Setan (Surabaya: t.p., 1986), hal. 94
2Roy H. Hicks, Dr., Malaikat Penjaga (Jakarta: Immanuel, t.t.) hal.
3Dr. Roy H. Hicks, Malaikat Penjaga (Jakarta: Immanuel, t.t.), hal. 100.
4Charles dan Frances Hunter, Kunjungan Utusan Surgawi (Malang: Gandum Mas,                   1979), halaman 33.
5Dr. Roy H. Hicks, Malaikat Penjaga (Jakarta: Immanuel, t.t.), hal. 70.

1Pdt Yusus BS, Allah, Malaikat dan Setan (Surabaya: t.p., 1986), hal. 94-101

            [1] Samuel Doctorian, Dan Kemudian Aku MelihatNya  (Jakarta : Adonai, 2000), hal. 40

No comments:

Post a Comment

Update Terbaru