Monday, 5 March 2018

Khotbah : Dalam Tuhan Ada Masa Depan


Dalam Tuhan Ada Masa Depan
Amsal 23:18 & Yeremia 29:11


Ada tiga hal dalam hidup yang tidak bisa kembali : waktu,   kenangan (nostalgia) dan Kesempatan. Kemudia ada tiga Hal yang tidak boleh hilang dari hidup kita yakni: pengharapan, Ketulusan dan gairah. Banyak manusia dan tidak luput juga orang Kristen dalam menghadapi hidup ini dengan cara apatis, tidak memiliki spirit, gairah dan semangat, bahkan pola pikirnyapun sudah jauh berbeda dari kebenaran Firman Tuhan. Konsep yang tertanan dalam pikirannya menganggap bahwa tidak ada lagi yang baik dalam hidup ini. Realita hidup berkata memang tidak ada yang pasti/banyak ketidakpastian. Ditengah ketidakpastian tersebut, banyak manusia butuh kepastian. Untuk memperolehnya manusiapun mengambil langkah yang salah. Bukan datang kepada Allah justru mengandal kekuatan dunia, melalui jasa orang-orang pintar yang notabene  memakai kekuatan gaib yang dilarang oleh Allah. 
Apakah orang Kristen boleh percaya kepada kekuatan dunia ini? Berangkat dari firman Tuhan dalam Imamat 19:31 “Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN, Allahmu.” Kemudian Dalam Imamat 20:6 dikatakan demikian ““Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya.”(Imamat 20:6).
Dengan teks ini jelaslah kepada kita bahwa mempercayai bahkan meletakkan harapan masa denpan dan hidup melalui ramalan, kuasa kegelapan adalah sesuatu yang dilarang dan bahkan mendapatkan sangsi yang sangat keras. Umat Tuhan dilarang dengan keras mempercayai dan bertanya kepada para peramal apapun alasannya. Mungkin kita bertanya demikian. Bukankah dalam Alkitab ada banyak ramalan-ramalan yang berasal dari Tuhan? Memang benar dalam Alkitab ada banyak ramalan. Terutama ramalan tentang kedatangan Mesias. Namun ramalan dalam Alkitab benar-benar berasal dari Tuhan. Ramalan dalam Alkitab lebih tepat kita sebut nubuat sebab nubuat bersifat pasti, tidak meleset dan tidak mungkin gagal. Nubuatan itu berasal dari Tuhan dan disebut Firman dari Tuhan dan nubuatan yang adalah Firman Allah itu pasti akan digenapi. Firman Tuhan sudah genap dalam Alkitab. Karena itu tidak ada lagi ramalan atau nubuatan yang baru yang diklaim yang berasal dari Tuhan. Ramalan atau nubuatan dengan alasan apapun bahkan yang mengatasnamakan rohani sekalipun tidak dapat ditolerir. Kalau demikian, dimanakah kita meletakkan harapan atau sauh kita? Tentu hanya kepada Tuhan. Sebab Dialah yang pasti. Dalam Firman Tuhan ada janji yang luar biasa. “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” (Amsal 23:18). Ini janjiNya yang luar biasa atas kita. Masa depan yang disediakan dan harapan yang akan terwujud. Tuhanlah yang memberikan kita masa depan. Puji Tuhan, bagi kita orang percaya masa depan kita ada di tangan Tuhan. Dari Firman Tuhan ini, apa yang bisa kita  benahi dalam hidup ini untuk meraih masa depan bersama Tuhan.
1. Tidak Mudah Menyerah Dengan Keadaan.
Keadaan yang kita alami dengan orang tidak percaya sama. Kita juga bisa mengalami krisis, goncangan, mereka juga mengalaminya. Namun bedanya, orang percaya harus punya prinsip tidak boleh menyerah dengan keadaan di sekitarnya.
Masih ingat dengan Yusuf, seorang anak muda yang punya cita-cita dan pengharapan. Ia mendapat mimpi dari Tuhan, bagaimana 11 berkas gandum sujud kepada berkas gandumnya. Ini merupakan satu visi bahwa Tuhan akan mengangkat hidupnya, ia akan menjadi pemimpin. Saudara-saudaranya marah terlebih karena Yusuf sangat dimanja dan diistimewakan oleh orang tuanya. Mereka iri kepada Yusuf dan membuat suatu rencana jahat.  
Saat Yusuf pergi mencari saudara-saudaranya, mereka menangkapnya dan memasukkannya ke dalam sumur. Setelah itu ia diangkat dan dijual ke pedagang Mesir kemudian dijual lagi kepada Potifar sebagai budak. Dari anak yang diistimewakan, dalam sehari berubah menjadi budak. Di rumah Potifar, ia mengalami hal yang pahit, ia difitnah karena tidak mau berbuat dosa sehingga dimasukkan ke dalam penjara.    
Yusuf yang disertai Tuhan tidak menyerah dalam situasi apapun. Ia mampu mengubah frustasi menjadi prestasi. Di rumah Potifar, ia dipercaya mengelola harta Potifar, di penjara pun ia mendapat kasih dari kepala penjara untuk menolong mengerjakan tugas-tugas. Yusuf diberkati, Tuhan mampu mengubah segala keadaan buruk menjadi berkat.  Yusuf tidak dendam kepada orang yang berbuat jahat kepadanya (Kej. 50:20). Yusuf tahu rencana Tuhan dan bahwa Tuhan menjamin masa depannya.
Niat jahat orang juga dapat dipakai oleh Tuhan untuk mengangkat kehidupan kita. Orang yang direndahkan manusia akan diangkat oleh Tuhan. Jangan menyimpan kepahitan supaya kita dapat menikmati berkat Tuhan. Ada rencana Tuhan dalam setiap hal yang kita alami. Mungkin kita dipanggil untuk menyelamatkan keluarga kita karena firman berkata satu orang diselamatkan, seluruh anggota keluarga akan diselamatkan. Jika saat ini belum terjadi, jangan menyerah, tetap berdoa, dan percaya bahwa Tuhan akan menyelamatkan seluruh anggota keluarga kita. Tuhan menjamin kemenangan kita. Tuhan sudah mengalahkan kuasa maut, iblis sudah ada di bawah kakiNya. Mungkin kita belum melihat yang baik tapi kita harus tetap yakin.  Seperti Yusuf yang perlu 13 tahun untuk mengalami proses dari Tuhan tetapi ia tetap tidak menyerah, ia percaya Tuhan pasti menggenapi janjiNya.
2. Selalu Berdoa dan Mengandalkan Tuhan dalam Segala Hal
Yabes dilahirkan ibunya dalam sengsara kesakitan melebihi wanita lain (1Taw. 4:9-10). Dia seolah-olah dilahirkan dengan tidak beruntung dan menyusahkan. Tetapi Yabes merendahkan diri dan berdoa kepada Allah. Hasilnya Yabes menikmati anugerah Allah. Kuasa doa melalui Kristus dapat mengubah segala sesuatu, Tuhan dapat mengubah segala yang buruk menjadi baik. Dalam menjalani hidup kedepan dan untuk menikmati masa depan tetaplah berdoa, berserah dan percaya Tuhan yang kita sembah adalah hidup dan mendengar setiap doa-doa kita (Yak. 5:16).
3. Hidup Dalam Iman
Luk. 5:1-6 menuliskan tentang Petrus yang sudah berusaha dengan segala macam cara lewat pengetahuan dan pengalamannya sebagai nelayan, tetapi gagal. Ia tidak berhasil, tidak mendapat apa-apa. Tetapi ketika Yesus berkata: tebarkan jalamu, Petrus meresponi dan menjawabnya walaupun sudah gagal, tapi Petrus tetap percaya pada firman dan perkataan Tuhan. Firman itu memberi jalan dan kekuatan kepada kita untuk tidak menyerah dan sungguh berharap kepada Tuhan.Tidak seorang pun mengetahui apa yang terjadi besok (4:14). Sekalipun demikian, firman Tuhan mengatakan, “masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” (Amsal 23:18).
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1). Kita tidak bisa melihat masa depan, tetapi kita bisa memiliki pengharapan akan masa depan. Yakobus memadukan masa depan yang ingin dicapai manusia dengan mempraktekkan iman. Bila kita hendak membuat perencanaan, kita harus melibatkan Tuhan dari tahap awal perencanaan. Jangan membuat perencanaan hanya dengan mengandalkan pengalaman dan pengetahuan. Sadarilah bahwa kita adalah manusia yang memiliki keterbatasan. Kita tidak mengerti apa yang akan terjadi besok. Kesempatan yang kita miliki sangat singkat, seperti uap yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap. (4: 14). Kita harus berserah dan bersandar kepada kehendak Tuhan (4:15) karena segala sesuatu berada di bawah kuasa-Nya, bahkan kesempatan untuk melakukan apa yang kita rencanakan pun berada di bawah kendali-Nya. Walaupun tidak ada dasar untuk berharap tapi mari terus berharap. Jangan menyerah kepada keadaan, berdoa dan tetap percaya Firman Tuhan ya dan amin. Tuhan akan menggenapi setiap firmanNya dalam kehidupan kita. Biarlah prinsip ini ada dalam hidup kita sebagai orang percaya kalau kita mau melihat masa depan yang harapan. AMIN....


No comments:

Post a Comment

Update Terbaru